PERAN WAKIL PEMERINTAH PUSAT DALAM MENGAWASI JALANNYA PEMERINTAH DAERAH

Kota dalam ruang lingkup daerah masing – masing. Di daerah otonom dibentuk instansi vertikal untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dan dapat dibentuk administrasi lapangan dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Untuk menjaga stabilitas pemerintahan daerah pemerintah pusat melakukan pengawasan represif terhadap kebijakan pemerintah daerah. Pada tingkatan yang paling bawah Badan Perwakilan Desa diubah menjadi badan Permusyawaratan Desabersama dengan Kepala Desa dan penyalur aspirasi rakyat. Dilihat dari kelembagaannya struktur pemerintah daerah berdasar Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tidak jauh berbeda dengan Undang – Undang No 22 tahun1999. Hal Yang membedakannya adalah dibukanya kembali instansi vertiakal di daerah otonom untuk menyelenggarakan seabagian urusan pemerintah yang menjadi urusan pemerintahan pusat bidang politik luar negeri, Hankam, Yustisi, moneter dan fiskal nasional, agama, dan administrasi lapangan dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan untuk urusan pemerintah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan terhadap pemerintah daerah tidak hanya mengandalkan wakil pemerintah yaitu gubernur tetapi juga kepala instansi vertikal di bawah koordinasi gubernur ikut terlibat dalam mengawasi penyelenggaran pemerinatah daerah.

E. PERAN WAKIL PEMERINTAH PUSAT DALAM MENGAWASI JALANNYA PEMERINTAH DAERAH

Penyelenggaraan pemerintah negara didasarkan atas adanya pendelegasian tugas kedaualatan bidang kenegaraan dan pemerintahan dari rakyat kepada Presiden melalui pemilu. Pendelegasian ini, presiden mempunyai wewenang penuh dalam menyelenggarakan pemerintahan. Wewenang ini memberikan hak untuk mengangkat Menteri. Dengan demikian Presiden dan para menteri adalah penanggung jawab pemerintahan di tingkat nasional. Bidang penyelenggaraan negara ini sangat luas dan tak terbatas. Akan tetapi untuk kepentingan identifikasi bidang pemerintahan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu : urusan pemerintahan umum dan urusan pemerintahan sektoral. Urusan pemerintahan umum hakekatnya adalah semua urusan yng menjamin eksistensi dan tetap tegaknya stabilitas yang aman, tertib, dan sejahtera. Sedangkan urusan pemerintahan sektoral adalah bidang pemerintahan yang spesifik seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, perhubungan dsbg. Penyelenggaraan pemerintahan yang kompleks tidak akan berjalan efektif dan efisien jika pemerintahan pusat melaksanakan secara terpusat, sentralistik. Desentralisasi merupakan upaya pemerintah pusat memberikan kepercayaan kepada para pejabatnya di daerah untuk melakukan kebijakkan administrasi di wilayah kerjanya. Penyelenggaraan pemerintaahan umum dan sektoral dalam sekala negara menjadi tanggung jawab Presiden dan para menteri. Sedangkan urusan pemerintahan sektoral diserahkan kepada masyarakat hukum daerah otonom dan menjadi tanggung jawab masyarakat yang bersangkutan. Penyelenggaraan pemerintahan umum dan sektoral yang bersekal negara ini tidak dapat dilimpahkan kepada daerah otonom, karena menyangkut masalah eksistensi negara dan kealangsungannya. Urusan yang dapat diserahkan kepada daerah otonom adalah yang bersekala lokal kecil. Oleh sebab itu agar eksistensi negara dan kelangsungan negara tidak terganggu maka pemerintah mengangkat wakilnya di daerah, baik wakil pemerintah yang diberi wewenang umum maupun yang diberi wewenang sektoral. Dalam menyelenggarakan pemerintah di daerah, wakil pemerintah adalah pejabat negara yang menyelenggarakan pemerintahan umum dan sektoral yang bersekup negara di daerah. Ia adalah penanggung jawab utama. Misi utamanya adalah mengamankan negara atau pemerintahan pusat di daerah. Wujud perbuatann ya adalah membuat kebijakan yang ditujukan untuk : 1. Menjaga eksistensi negara dan kelangsungannya sehingga ia harus bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban wilayahnya dari ancaman separatisme, pemberontakan, gangguan, gerakan yang mengancam eksistensi negara kesatuan RI. 2. Wewujudkan stabilitas keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat sehingga harus melawan perbuatan aksi teror, anarkis, tawuran, huru hara, yang terjadi di daerah. Apabila terjadi seperti ini maka ia harus bertangung jawab dan menjadi komando utamanya terhadap alat – alat represif di daerahnya. 3. Mngendalikan jalannya pemerintahan dalam wilayah jabatannya sehingga tetap bisa berjalan efektifdan efisian bila terjadi kemacetan atau kekacauan pada satuan pemerintah daerah. 4. Mengatasi masalah darurat secara cepat seperti bencana alam, banjir, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, gunung meletus kepala daerah mempunyai kewenangan lintas sektoral dan fungsional untuk memberdayakan sumber daya alam yang ada di wilayahnya. Penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah harus tertata dalam jalinan sistematis sehingga menciptakan hubungan tata pemerintahan yang serasi, selaras, harmonis untuk mencapai tujuan negara. Hubungan pemerintah antara pusat dan daerah harus menjadi sarana untuk menciptakan keseimbangan, kepentingan integritas nasional dan efisiensi administrasi negara. Penciptaan tata hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah harus ditata dalam pola hubungan pengawasan antara pusat dan daerah yaitu pola pengawasan herarkhi dan pola pengawasan fungsional, keduanya mengandalkan peran wakil pemerintah pusat

BAB II OTONOMI DAERAH

Otonomi daerah dan otonomi warga masyarakat daerah dapat diibaratkan seperti perpaduan antara bumi dan lautan. Keberadaan keduanya merupakan dua hal yang harus saling mendukung, memperkuat, dan melengkapi. Warga masyarakat dan pemerintah merupakan dua sisi otonomi yang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Otonomi mengharus-kan adanya kerjasama antara keduanya, yaitu kerjasama antara warga masyarakat dan pemerin-tah daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan dan kegiatan bersama. Artinya, masya-rakat harus ikut ambil bagian secara aktif, ikut terlibat dan selalu aktif berpartisipasi dan bukan sebagai penonton pembangunan yang pasif. Sedang-kan Pemerintah daerah bukan bertindak sebagai pengelola segalanya, tetapi sebagai fasilitator pembangunan dan pengayom masyarakat.

A. OTONOMI DAERAH DALAM NEGARA KESATUAN