Pemerintah sebagai Pelaksana Demokrasi

Pe m e rinta h a da la h Ab di Pemerintah itu siapa? Pemerintah, dalam pengertian umum, adalah mereka yang bekerja di pemerintahan. Pemerintahan itu semua kegiatan yang dilakukan oleh lembaga, badan, kantor yang mengurusi rakyat dalam negara. Jika demikian, maka pemerintah itu, ya semua orang yang pekerjaannya mengurusi atau melayani rakyat. Pemerintah dalam arti luas adalah semua pejabat negara, pejabat daerah, dan semua pegawai negeri yang ada di pemerintahan. Mereka ada yang bertugas di lembaga legislatif, di eksekutif, di yudikatif, dan lembaga-lembaga bukan departemen. Semua yang termasuk di dalamnya itu pelayan rakyat. Itulah sebabnya pemerintah adalah abdi. Seringkali kita mendengar ada ungkapan pegawai negeri adalah abdi masyarakat dan abdi negara. Lalu, rakyat itu siapa pula? Rakyat, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, adalah pemilih sah negeri ini. Singkatnya, di sini, rakyat disebut tuan. Tuan adalah majikan, pemilik kedaulatan, pemilik kekuasaan tertinggi itu. Oke, hal ini tak akan diulang lagi pembahasannya. Abdi itu, posisi yang ada dalam relasi hubungan kekuasaan yang bersifat “tuan” patron dan “hamba” klien. Sang tuan memegang kekuasaan yang besar, sedangkan si hamba sebaliknya, tak punya kuasa apa- apa. Kekuasaan hamba terbatas pada “bingkai” perintah. Intinya, ia harus memenuhi perintah tuan tanpa ditawar-tawar lagi. Konsep abdi ini berasal dari kesatuan masyarakat tradisional, seperti di kerator- keraton jaman dulu. Masyarakat Jawa mengenal istilah “abdi dalem” atau “batur” teman. Masyarakat Melayu menyebutnya “hamba” atau “hamba sahaya”. Pertanyaannya, “pemerintah” itu, kan bisa berarti “yang memerintah?” Bagaimana mungkin seorang abdi itu yang memerintah? Itu ada sejarahnya. Jaman kerajaan dulu, pegawai dan pejabat kerajaan itu, disebut “pangreh praja”. Pangreh arti lugasnya, ya tukang nyuruh-nyuruh. Kemudian istilah pangreh praja diubah menjadi “pamong praja”, artinya yang memberi perlindungan rakyat. Pegawai dan pejabat adalah pelindung rakyat. Ketika konsep abdi yang tradisional itu ditransfer ke dalam konsep modern, maka status pegawai dan pejabat negara berubah, menjadi abdi masyarakat, abdi negara. Sekarang, kita bertanya, apakah abdi kita itu, abdi yang setia, taat, dan amanah? Abdi yang amanah adalah abdi yang memandang kerja sebagai panggilan jiwa, bahkan sebagai panggilan ibadah. Ataukah sebaliknya, abdi kita itu, abdi yang kasar, culas, ingkar, munafik, arogansombong, dan suka nyeleweng? Di sini, kita sulit menjawabnya, kecuali bukti telah kita temukan.ini. “Abdi bertugas melayani dengan baik, dengan kesetiaan, dan jangan membikin tuan kecewa, apalagi marah. Pelayanan diberikan melayani dengan baik dan setia itu.” Itulah pedoman kerja pemerintah, pegawai dan pejabat negara

3. Pemerintah sebagai Pelaksana Demokrasi

Bagaimana posisi pemerintah dalam negara demokrasi? Pemerintah adalah mereka yang bertugas menjalankan kekuasaan negara atas nama rakyat. Pemerintah adalah pelaksana demokrasi. Pemerintah sebagai pihak yang menjalankan kekuasaan, maka tidak memiliki kekuasaan tersendiri. Kekuasaan yang dipegang dan dijalankan adalah pemberian rakyat sebagai amanat atau kepercayaan yang harus ditunaikan dengan baik sesuai kehendak rakyat. Jadi, pemerintah sebagai pemegang amanat dalam bertindak harus sesuai dengan keinginan dan kepentingan rakyat. Dengan kata lain, bahwa pemerintah sekedar mewakili kepentingan rakyat dan dengan begitu tidak boleh memiliki kepentingannya sendiri di luar yang dikehendaki rakyatnya. Dalam lingkungan yang lebih sempit, seperti di daerah, baik daerah provinsi maupun kabupatenkota, kehidupan berdemokrasi harus dibudayakan. Kehidupan demokrasi selama ini juga kita temui di desa-desa. Dalam hal ini, pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat di daerah yang bersangkutan. Pemerintah daerah bertugas menjalankan kekuasaan yang diamanatkan oleh rakyat daerah dan bertujuan untuk menyejahterakan seluruh rakyat daerah itu. Bagaimana caranya rakyat menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah? Demokrasi yang berlaku di negara mana pun pada umumnya dijalankan di atas landasan hukum. Sebaliknya, hukum itu pun dibuat dengan cara-cara demokrasi. Dengan pernyataan lain, bahwa tidak ada hukum tanpa demokrasi dan tidak ada demokrasi tanpa hukum. Dalam konstitusi kita, yaitu UUD 1945 dinyatakan pula bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka. Artinya, semua prosedur atau cara- cara pembagian, penyerakan, dan pencabutan kekuasaan pejabat negara atau daerah diatur berdasarkan hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai gambaran sederhana, marilah kita simak tentang kekuasaan yang dipegang dan dijalankan oleh Pemerintah Desa. Karena desa merupakan masyarakat hukum yang otonom berwenang mengatur dan mengurus kepentingannya menurut prakarsa sendiri, maka desa menjalankan pemerintahan berdasarkan demokrasi. Demokrasi desa menentukan, bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala Desa beserta perangkat desa lain yang diberi mandat atau wewenang oleh warga desa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan di desanya.

4. Budaya Politik Partisipan