• Teknis : mempertimbangkan kemampuan peneliti untuk melakasanakan penelitian seperti kemampuan metodologi
penelitian, penguasaan materi ajar, teori, strategi dan kemampuan menyediakan fasilitas : dana, waktu dan tenaga
Beberapa petunjuk yang dapat dipakai sebagai pertimbangan untuk merumuskan masalah PTK sebagai berikut :
• Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas. • Rumusan masalah dapat dituangkan dalam kalimat tanya maupun
kalimat pernyataan. Adapun menurut Andreas priyono 2008 untuk menuangkan rumusan masalah penelitian tindakan kelas dapat
dirumuskan kedalam kalimat pernyataan sehingga terlihat aspek- aspek what, when, who, where, how much, how many, secara
jelas. • Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, yakni
memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan tersebut.
• Rumusan masalah menunjukkan secara jelas subyek atau lokasi penelitian.
4. Analisis penyebab masalah
Setelah mendapatkan masalah yang riil, problematik, bermanfaat dan feasible, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi
akar penyebab masalah, kemungkinan-kemungkinan penyebab munculnya masalah tersebut the most probable causes dengan
dilakukan diskusi secara intensif secara kolaborasi untuk mencari berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut. Untuk
memastikan akar penyebab masalah tersebut, beberapa cara koleksi data diterapkan, misalnya: 1 mengembangkan angket, 2 mewancarai
siswa, dan 3 melakukan observasi langsung di kondisi kelas.
5. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan langkah kegiatan yang sangat penting dalam alur pemecahan masalah. Pengembangan intervensi
dilakukan berdasar akar penyebab masalah, dari berbagai alternatif pemecahan masalah, disaring kembali berdasarkan faktor-faktor
pendukung. Agar menghasilkan dampak atau hasil yang diharapkan, diperlukan kajian tentang kelaikan solusi pemecahan masalah yang
telah ditetapkan. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
1. Guru memiliki cukup kemampuan dengan solusi pemecahan masalah yang dipilih dan ada kesediaan diri untuk melakukan.
2. Kemampuan siswa juga perlu diperhitungkan baik dari segi fisik, psikhis, sosial budaya dan etik, dalam proses tindakan tersebut,
misalnya, guru memutuskan berapa kali memberikan tugas kepada siswa dalam seminggu, apakah siswa cukup mampu
menyelesaikan, ataukah justru membuat siswa menjadi bosan dan jangan sampai tindakan yang dilakukan justru merugikan siswa.
3. Ketersediaan sarana atau fasilitas yang diperlukan apakah tersedia di kelas atau sekolah, apakah guru dapat mengatasi dapat
mengusahakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan? 4. Iklim belajar di kelas atau sekolah, apakah cukup mendukung
terwujudnya tindakan sesuai desain yang dipilih? 5. Dukungan lembaga sekolah : termasuk kepala sekolah, guru
sejawat, siswa, bagaimanakah iklim kerja di sekolah , apakah ada dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat guru ?
6. Terdukung waktu yang dibutuhkan. 7. Terdukung beaya yang dibutuhkan.
Setelah menetapkan masalah yang teridentifikasi kemudian memilih masalah yang paling urgen, dan menetapkan solusi
pemecahan masalah untuk intervensi, dalam tahap ini peneliti membuat rincian operasional mengenai tindakan yang akan dilakukan,
peneliti menekankan kembali tentang, apa, siapa saja akan dilibatkan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, akan mengerjakan apa,
kapan dilaksanakan, data apa saja yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, instrumen apa yang dibutuhkan untuk pengumpulan
data, dan pembuatan rencana perbaikan pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan perencanaan yang telah dilakukan, hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan tindakan, peneliti atau guru harus melakukan secara alami, wajar, apa adanya, tidak dibuat-buat, dan berusaha melakukan
sesuai program perencanaan yang telah dibuat. Menurut Suwarsih Madya 2008 Tindakan hendaknya dituntun oleh rencana yang telah
dibuat, tetapi perlu dingat bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana, mengingat dinamika proses pembelajaran
di kelas menuntut kesesuaian, oleh sebab itu perlu bersikap fleksibel sesuai dengan keadaan yang ada, semua perubahan atau
penyesuaian yang terjadi perlu dicatat yang akan digunakan sebagai refleksi, namun situasi kelas atau faktor lain yang dapat mempengaruhi
penyimpangan kegiatan di kelas harus dihindari, sehingga perubahan yang muncul benar-benar diakibatkan adanya tindakan yang sengaja
dilakukan, bukan karena faktor lain. Dalam pelaksanaan tindakan, guru harus berperan dalam pemberdayaan siswa sehingga guru menjadi
agent of change agen pembaharu atau agen pengubah adalah pemberi solusi untuk pemecahan masalah.
Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan secara terarah guru perlu memperhatikan beberapa langkah-langkah praktis tindakan,
diuraikan, dan ditekankan kembali apa yang akan dilakukan?, bagaimanakah organisasi kelas? Siapakah rekan yang menjadi
kolaborator? Siapakah yang mengambil data?.
Observasi
Pada pelaksanaan tindakan dilakukan pengamatan secara rinci dan teliti, karena pengamatan berfungsi untuk mendokumentasikan
perubahan tindakan baik proses maupun hasilnya, yang akan digunakan sebagai refleksi oleh peneliti atau guru bersama
kolaborator, dan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan dan tindak lanjut.
Menurut Suwarsih Madya 2008 Apa yang perlu diamati dalam pelaksanaan PTK adalah, 1 proses tindakannya, 2 perubahan
tindakannya, 3 keadaan dan kendala tindakan, 4 bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang
telah direncanakan, 5 persoalan- persoalan lain yang timbul dalam proses tindakan.
Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi: 1 pada siswa, 2 suasana kelas, 3 guru.
Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana dan sejauh mana, intervensi menghasilkan perubahan
secara signifikan. Kolaborasi dengan rekan termasuk para ahli akan memainkan peran sentral dalam memutuskan seberapa jauh action
telah membawa perubahan: apadimana perubahan terjadi. Pada kesempatan ini, beberapa pertanyaan penting seperti:
• Apa yang ingin saya ceriterakan tentang perubahan di kelas • Seberapa jauh perubahan itu terjadi?
• Apa yang akan saya lakukan untuk mencapai indikator –indikator
keberhasilan yang sudah saya tetapkan?. Setelah melakukan refleksi dan muncul permasalahan baru atau
pemikiran baru, sehingga perlu perencanaan ulang dan tindak lanjut untuk siklus berikut, demikian langkah-langkah kegiatan terus
berulang, sampai terjadi perubahan dengan kriteria indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan.
Pengumpulan Data dalam PTK
Dalam Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas umumnya digunakan dua jenis data yaitu data kualitatif dan kuantitatif,
data tersebut dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi: hasil belajar, kinerja siswa,kinerja guru, dan perubahan
suasana kelas. Data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Oleh sebab
itu., untuk mendapatkan data yang baik perlu disusun pula suatu instrumen yang baik artinya instrumen yang valid dan reliable.
Instrumen yang valid adalah instrumen yang mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas menyangkut akurasi dan konsistensi
alatinstrumen pengumpul data. Jika instrumen tidak konsisten berubah-ubah, maka instrumen tersebut tidak dapat dipercaya.
Sekalipun demikian dalam action research dikenal pula apa yang disebut dengan practical validity reliability artinya sepanjang
anggota kelompok action research memutuskan bahwa instrumen layak digunakan kemudian intrumen dinyatakan valid dan reliable.
Dengan demikian, kepercayaan suatu hasil action research benar- benar dibangun oleh kualitas proses kolaborasi oleh masing-masing
anggota kelompok. Berikut ini strategi untuk meningkatkan validasi menurut Lather
Connole, dalam Andreas Priyono 2008 : • Face Validity Validitas muka: setiap anggota kelompok saling
mengecekmenilaimemutuskan validitas suatu instrumen dan data, dalam proses kolaborasi dalam penelitian tindakan.
• Triangulation Triangulasi: menggunakan berbagi sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian.
• Critical Reflection Refleksi Kritis: setiap tahap siklus penelitian tindakan dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman. Bila
pada setiap tahap siklus mutu refleksi dipertahankan, mutu pengambilan keputusan akan dapat dijamin.
• Catalytic Validity : validitas pengetahuan yang dihasilkan dalam penelitian tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri
dalam mendorong perubahan improvement.
Teknik-teknik pemantauan dalam PTK
Salah satu ciri PTK adalah multiple data collection berbagai cara koleksi data, untuk mendapatkan validasi hasil penelitian.
Dengan penerapan semua cara koleksi data tersebut, apa yang sebenarnya disebut kebenaran atau realita dapat lebih diungkap.
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk melakukan pemantauan dalam PTK, namun penggunaanya tergantung sifat dasar
data yang akan dikumpulkan. Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut :
• Analisis Dokumen hasil belajar siswa • portofolio
• Catatan harian • Catatan
anekdot • Learning logs
• Journal • Video
• Foto-slide • Lembar
pengamatan • Wawancara
• Angket • Tes
Analisis Data
Dari data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas baik berupa data kuantitatif maupun data kualitatif yang
merupakan suatu gambaran dari fenomena perubahan pada hasil belajar, kinerja siswa, kinerja guru dan perubahan suasana kelas
tersebut perlu dianalis untuk mempermudah penarikan kesimpulan. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah usaha untuk melihat gambaran tentang karakteristik data rerata, mean, median dan standar deviasi, dan dari
data tersebut dapat diajikan dalam bentuk-bentuk penyajian data yang lebih menarik dan mudah dimengerti atau dipahami, yaitu dengan
menggunakan tabel, grafik, chart. Alat statistik ini dapat digunakan untuk memaknakan data-data kuantitatif kelas.
Untuk data-data kualitatif yang berupa: berbagai isi journal, hasil transkrip wawancara, hasil angket terbuka, hasil lembar observasi, dll,
peneliti tindakan kelas umumnya melakukan proses koding untuk mengorganisir data.
C. Latihan :