Dialog Bebas dari HIVAIDS dan Obat Terlarang

310 Buku Guru Kelas XI SMASMK

3. Pendalaman Teks Kitab Suci

• Guru mengajak para peserta didik berdialog, misalnya dengan pertanyaan- pertanyaan berikut: 1. Santo Paulus mengatakan bahwa diri kita adalah Bait Allah, apa maksudnya? 2. Jika diri kita sungguh Bait Allah, apa implikasinya bagi kita? 3. Apa hubungannya antara penggunaan Narkoba yang dapat menyebabkan HIV AIDS, dengan pesan Kitab Suci tentang diri atau tubuh kita adalah Bait Allah?

4. Penjelasan

• Guru dapat memberi penjelasan, misalnya sebagai berikut. Santo Paulus mengimbau orang beriman untuk menghormati dirinya sebagai Bait Allah. Dengan pernyataan atau penegasan Santo Paulus tersebut, semakin jelas bahwa diri kita adalah Bait Allah. Itu berarti, kekacauan yang terjadi di dalam diri kita juga berarti kekacauan pada Bait Allah. Karena itu, mengkonsumsi Narkoba berarti awal dari usaha merusak Bait Allah. Begitu juga kalau pergaulan bebas yang mengarah pada seks bebas akan rentan terhadap HIVAIDS, juga akan merusak Bait Allah. Bila Narkoba, HIVAIDS telah merusak manusia, manusia sulit untuk menggerakkan akal budi, hati, dan perilakunya menurut kehendak Allah. Itulah ciri perusakan terhadap Bait Allah. Di dalam tubuh yang rusak itulah Roh Allah akan sulit menemukan kedamaian, ketenangan karena selalu dihantui oleh ketakutan dan diisolasi. Karena itu, sebagai sarana keselamatan, Gereja Katolik selalu berupaya untuk mengingatkan warganya agar hati-hati, waspada, dan menghindari kemungkinan terlibat dalam kegiatan mengkonsumsi Narkoba atau menjadi distributor, produsen, menghindari seks bebas supaya tidak terinfeksi virus HIV. Narkoba, AIDS adalah penyakit yang sulit disembuhkan di samping membutuhkan biaya yang sangat besar.

5. Mendiskusikan Upaya-Upaya pencegahan terhadap Narkoba dan HIV AIDS

• Guru mengajak para peserta didik untuk berdiskusi dalam beberapa kelompok tentang upaya-upaya pencegahan terhadap Narkoba dan HIVAIDS, dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1. Apa usaha negara kita untuk menangani Narkoba dan HIVAIDS? 2. Apa usaha kita Gereja untuk menangani Narkoba dan HIVAIDS? 3. Bagaimana sikap kita terhadap mereka yang sudah terlibat dengan Narkoba dan HIVAIDS?