Pendalaman Artikel Mendalami Ajaran Kitab Suci tentang Perdamaian dan Keadilan

176 Buku Guru Kelas XI SMASMK • Guru mengajak para peserta didik untuk membaca dan menyimak teks Kitab Suci berikut ini. Garam dan terang Dunia Mat 5: 13-16 13 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

2. Pendalaman Teks Kitab Suci

• Guru mengajak para peserta didik untuk membuat pertanyaan berkaitan dengan teks Kitab Suci yang sudah dibaca. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, diadakan dialog untuk mendalaminya. Contoh pertanyaan untuk dialog kelas, Sebagai beikut. a. Apa pesan kitab Suci tentang damai dan keadilan b. Inspirasi apa yang dapat kita peroleh dari Kitab Suci untuk memperjuangkan masyarakat yang damai, sejahtera, dan adil? c. Manakah hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam membangun masyarakat yang damai dan adil?

3. Penjelasan

• Setelah berdialog, guru memberikan penjelasan sebagai berikut. - Yesus yang mulai membangun Kerajaan Allah di bumi ini telah mengamanatkan kepada kita para pengikut-Nya agar menjadi garam dan terang dunia lih. Mat 5: 13-16 serta ragi bagi masyarakat. - Yesus Kristus Sang Juru Selamat, Sang Raja Damai, akan membangun kerajaan- Nya di bumi ini, tempat manusia akan mengalami kesejahteraan lahir dan batin. - Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk berperan serta secara aktif dalam membangun Kerajaan Allah di dunia, supaya dunia lebih manusiawi dan layak untuk dihuni. 177 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

4. Mendalami Ajaran Gereja tentang Perdamaian dan Keadilan, serta Kesejahteraan

• Guru mengajak para peserta didik untuk menemukan ajaran-ajaran Gereja tentang keadilan dan perdamaian sebagaimana yang dikehendaki Tuhan. • Guru mengajak para peserta didik untuk membaca dan menyimak ajaran Gereja berikut ini. Memajukan Kesejahteraan UmumGs.art.26 “Karena saling ketergantungan itu semakin meningkat dan lambatlaun meluas ke seluruh dunia, maka kesejahteraan umum sekarang ini juga semakin bersifat universal, dan oleh karena itu mencakup hak-hak maupun kewajiban-kewajiban, yang menyangkut seluruh umat manusia. Yang dimaksudkan dengan kesejahteraan umum ialah: keseluruhan kondisi-kondisi hidup kemasyarakatan, yang memungkinkan baik kelompok-kelompok maupun anggota-anggota perorangan, untuk secara lebih penuh dan lebih lancar mencapai kesempurnaan mereka sendiri. Setiap kelompok harus memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan serta aspirasi-aspirasi kelompok- kelompok lain yang wajar, bahkan kesejahteraan umum segenap keluarga manusia. Akan tetapi serta-merta berkembanglah kesadaran dan unggulnya martabat pribadi manusia, karena melampaui segala sesuatu, lagi pula hak-hak maupun kewajiban- kewajibannya bersifat universal dan tidak dapat diganggu-gugat. Maka sudah seharusnyalah, bahwa bagi manusia disediakan segala sesuatu, yang dibutuhkannya untuk hidup secara sungguh manusiawi, misalnya nakah, pakaian, perumahan, hak untuk dengan bebas memilih status hidupnya dan untuk membentuk keluarga, hak atas pendidikan, pekerjaan, nama baik, kehormatan, informasi yang semestinya, hak untuk bertindak menurut norma hati nuraninya yang benar, hak atas perlindungan hidup perorangan, dan atas kebebasan yang wajar, juga perihal agama. Jadi, tata masyarakat serta kemajuannya harus tiada hentinya menunjang kesejahteraan pribadi-pribadi sebab penataan hal-hal harus dibawahkan kepada tingkatan pribadi- pribadi, dan jangan sebaliknya menurut yang diisyaratkan oleh Tuhan sendiri ketika bersabda bahwa hari Sabbat itu ditetapkan demi manusia, dan bukan manusia demi hari Sabbat. Tata dunia itu harus semakin dikembangkan, didasarkan pada kebenaran, dibangun dalam keadilan, dihidupkan dengan cinta kasih, harus menemukan keseimbangannya yang semakin manusiawi dalam kebebasan. Supaya itu semua terwujudkan perlulah diadakan pembaharuan mentalitas dan peubahan-perubahan sosial secara besar-besaran. Roh Allah, yang dengan penyelenggaraan-Nya yang mengagumkan mengarahkan peredaran zaman dan membaharui muka bumi, hadir ditengah perkembangan itu. Adapun ragi Injil telah dan masih membangkitkan dalam hati manusia tuntutan tak terkendali akan martabatnya”. GS.art. 26