Menyimak cerita yang Mengungkapkan Segi-Segi Keapostolikan Gereja

71 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Mata seluruh orang di Piazza tertuju pada balkon utama tempat namanya akan diumumkan. Wajah Basilika San Pietro sore itu berseri. Bagian mukanya terang benderang, disinari lampu dari kiri dan kanan; jendela-jendela mengeluarkan cahaya kekuningan. Pada pukul 20.05, cahaya di jendela makin cerah, semakin memikat banyak manusia yang berkerumun di Piazza. Selang beberapa saat, pukul 20.10, Kardinal Jean-Louis Tauran sebagai Kardinal Proto Diacon muncul di balkon itu. Seluruh Piazza menjadi hening. Ia mengangkat muka dan berkata: “Saya umumkan kepada Anda sebuah suka cita besar: kita mempunyai seorang Paus”. Selanjutnya ia menyebut nama Jorge Mario Bergoglio. Sebagai Paus ia mengenakan nama Fransiskus. Setelah ini diumumkan, meledaklah Piazza dengan sorak dan tepuk-tangan. Sebagian melonjak. Sebagian lagi berseru: “Viva il Papa”,“Papa Francesco” Pukul 20.22, keluarlah para Kardinal di balkon sebelah kiri dan balkon sebelah kanan Basilika. Paus Fransiskus muncul, berjubah putih dan mengenakan Soli Deo putih. Ia berdiri, diam, menatap umatnya. Lalu, ia mengucap salam sahaja, “Saudara- saudariku, selamat sore”. Publik menyambut dengan tepuk tangan dan sorak-sorai. Ia melanjutkan dan mengatakan bahwa amanat sebuah Konklaf adalah menghadiahkan seorang Uskup kepada Roma. Seperti diketahui Paus adalah juga Uskup Roma. Bapa Suci mengatakan, “Tampaknya para saudaraku Kardinal telah pergi untuk mengambilnya hampir-hampir di ujung dunia. Saya ucapkan terima kasih atas sambutan Anda sekalian. Komunitas Keuskupan Roma mempunyai uskupnya, terima kasih” Paus yang dikenal bersahabat dengan orang kecil ini menuturkan, Uskup Roma dan umat berjalan bersama-sama. Peziarahan ini merupakan peziarahan persaudaraan, kasih, dan saling percaya. Ia pun mengajak untuk berdoa bagi dunia supaya menjadi sebuah persaudaraan agung. Dalam sambutan pertama dan spontan itu, Paus Fransiskus juga mengajak umat untuk berdoa bagi Uskup Emeritus Roma, Benediktus XVI, agar Tuhan memberkatinya dan Bunda Maria menjaganya. Hari makin gelap, malam sudah turun, tetapi tidak di Vatikan, terutama di Piazza San Pietro. Terang dan sorak kegirangan terus berlangsung. Mereka sedang menantikan sebuah hal istimewa yang ditunggu-tunggu, berkat Urbi et Orbi, bagi Kota Roma dan dunia. Sebelum memberikan berkatnya, Bapa Suci meminta umat yang hadir untuk mendoakan dirinya. Satu menit, hening. Pada pukul 20.25, Paus Fransiskus melimpahkan berkatnya. http:www.hidupkatolik.com20130410.. 72 Buku Guru Kelas XI SMASMK

3. Pendalaman

• Guru mengajak para peserta didik untuk mendiskusikan isi dari cerita di atas, misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan berikut. a. Apa pesan dan kesanmu terhadap cerita ini? b. Suksesi kepemimpinan seperti apakah yang digambarkan dalam kisah tersebut? c. Apa makna Paus sebagai Uskup Roma? Langkah Kedua: Mendalami Makna Keapostolikan dalam Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja

1. Menyimak ajaran Kitab Suci tentang Keapostolikan Gereja

• Guru mengajak para peserta didik untuk menemukan ajaran Kitab Suci tentang keapostolikan Gereja. • Guru mengajak para peserta didik untuk membaca, menyimak ajaran Kitab Suci tentang keapostolikan Gereja. Mateus 28:19-20 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

2. Diskusi

• Guru mengajak para peserta didik masuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan dengan bantuan pertanyaan. a. Apa isi pesan teks Kitab Suci? b. Apa yang dimaksudkan dengan keapostolikan Gereja dalam teks Kitab Suci itu?

3. Melaporkan hasil diskusi

• Guru meminta setiap kelompok diskusi untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dan mempersilakan kelompok lain untuk bertanya atau menanggapinya secara kritis. 73 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

4. Penjelasan

• Guru memberi penjelasan, sebagai berikut. - Yesus mengutus para rasul dengan bersabda: “Pergilah, ajarilah semua bangsa, dan baptislah mereka atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka menaati segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” lih. Mat 28: 19-20. - Perintah resmi Kristus untuk mewartakan kebenaran yang menyelamatkan itu oleh Gereja diterima dari para rasul dan harus dilaksanakan sampai ke ujung bumi. Gereja terus-menerus mengutus para pewarta sampai Gereja-Gereja baru terbentuk sepenuhnya untuk melanjutkan karya pewartaan Injil.

5. Menyimak ajaran Gereja tentang keapostolikan Gereja

• Guru mengajak para peserta didik untuk menemukan dokumen ajaran Gereja tentang keapostolikan Gereja. • Guru mengajak para peserta didik untuk membaca, menyimak ajaran Gereja tentang keapostolikan Gereja dalam dokumen Gereja Konsili Vatikan II berikut ini. Uskup Setempat dan Gereja Universal “Persatuan kolegial tampak juga dalam hubungan timbal-balik antara Uskup dan Gereja-Gereja khusus serta Gereja semesta. Imam Agung di Roma, sebagai pengganti Petrus, menjadi azas dan dasar yang kekal dan kelihatan bagi kesatuan para Uskup maupun segenap kaum beriman. Selanjutnya, setiap Uskup menjadi azas dan dasar kelihatan bagi kesatuan dalam Gereja khususnya, yang terbentuk menurut citra Gereja semesta. Gereja katolik yang satu dan tunggal berada dalam Gereja-Gereja khusus dan terhimpun daripadanya. Maka dari itu, tiap-tiap Uskup mewakili Gerejanya sendiri, sedangkan semua Uskup bersama Paus mewakili seluruh Gereja dalam ikatan damai, cinta kasih dan kesatuan. Setiap Uskup, yang mengetuai Gereja khusus, menjalankan kepemimpinan pastoralnya terhadap Umat Allah yang dipercayakan kepadanya. Bukan terhadap Gereja-Gereja lain atau Gereja semesta, melainkan sebagai anggota Dewan para Uskup dan pengganti para Rasul yang sah mereka masing-masing – atas penetapan dan perintah Kristus – wajib menaruh perhatian terhadap seluruh Gereja. Meskipun perhatian itu tidak diwujudkan melalui tindakan menurut wewenang hukumnya, sangat bermanfaat bagi seluruh Gereja. Semua Uskup wajib memajukan dan melindungi kesatuan iman dan tata tertib yang berlaku umum bagi segenap Gereja, mendidik umat beriman untuk mencintai seluruh Tubuh Kristus yang mistik, terutama para anggotanya yang miskin serta bersedih hati, dan mereka yang menanggung penganiayaan demi kebenaran lih. Mat. 5:10; akhirnya memajukan segala kegiatan, yang umum bagi seluruh Gereja, terutama agar supaya iman berkembang dan cahaya kebenaran yang penuh terbit bagi semua orang. Memang sudah pastilah bahwa bila mereka membimbing dengan baik Gereja mereka