Penjelasan Hasil Diskusi Hak Asasi Manusia dalam Terang Kitab Suci dan Aja- ran Gereja

241 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti - KWI dan hampir semua keuskupan membentuk lembaga yang antara lain mem- perjuangkan hak asasi manusia dari rakyat kecil itu, misalnya: Komisi Keadilan dan Perdamaian, Migran dan Perantau; Komisi Hubungan Antara Agama dan Kepercayaan; Sekretariat Gender Pemberdayaan Perempuan. Lembaga-lembaga tersebut telah bekerja keras, antara lain: Mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang HAM kepada para fasilitator dan masyarakat luas supaya mereka menge- tahui dan menyadari akan hak-haknya dan kemudian terlibat untuk turut mem- perjuangkan haknya; Mengadakan berbagai lembaga advokasi untuk membela hak-hak rakyat; Memperluas jaringan kerjasama dengan pihak mana saja untuk memperjuangkan HAM. Langkah Ketiga: Menghayati HAM sesuai Ajaran Yesus

1. Releksi

• Guru mengajak para peserta didik untuk membaca tulisan berikut ini: Gereja hendaknya mawas diri dan mencoba menegakkan hak-hak asasi manusia di kalangannya sendiri. Kalau tidak ada keadilan dalam lingkungan Gereja sendiri, Gereja baik Imam maupun Awam tidak berhak berbicara mengenai keadilan. Gereja juga tidak berhak berbicara kalau orang-orang Katolik sendiri tidak sungguh-sungguh terlibat dalam perjuangan bangsa di segala bidang pembangunan. Tidak ada keadilan tanpa perjuangan. Dalam usaha memperjuangkan keadilan, kaum beriman dapat memperoleh pedoman dan dukungan dari ajaran sosial Gereja. Namun pengarahan umum itu belum menjamin, sejauh belum ada kaidah tindakan menanggapi situasi konkret. Untuk membentuk kaidah-kaidah itu, perlu ada pengamatan cermat atas kehidupan sosial di lingkungan konkret analisis sosial. Jadi, guna membela hak- hak asasi manusia, masih harus dicari cara-cara rasional, perumusan yang tepat, dan perencanaan bagi tindakan yang efektif. Dalam hal ini Gereja seluruhnya harus berjuang, tetapi semua anggota, Imam, dan Awam, mengambil bagian menurut tempat dan panggilannya masing-masing. Gereja harus berjuang bersama antar-warga masyarakat. Dalam semua kegiatan konkret itu, perhatian Gereja seharusnya menjadi “tanda dan pelindung martabat luhur pribadi manusia”GS 76. Hak-hak asasi dan semua tata hukum lainnya hanya akan terlaksana, kalau dalam masyarakat ada kesadaran etis yang mengikat. Maka tidak cukup bila Gereja hanya menyumbangkan kritik dan celaan. Gereja masih harus berusaha membangun keterpaduan antar-warga masyarakat dalam semangat cinta kasih dan perdamaian. Menegakkan keterpaduan dalam masyarakat merupakan sumbangan khas kelompok-kelompok agama. Bersama dengan orang beragama lain, dan orang-orang yang berkehendak baik, umat Kristen harus memperjuangkan keadilan dalam persaudaraan dengan semua orang. 242 Buku Guru Kelas XI SMASMK • Setelah membaca tulisan di atas, guru mengajak para peserta didik menuliskan sebuah releksi pribadinya tentang penegakan HAM di Indonesia sesuai ajaran Yesus.

2. Aksi

a. Peserta didik menuliskan doa untuk perjuangan Gereja dalam menegakkan HAM. b. Peserta didik menuliskan niat-niatnya untuk menghormati Hak Asasi Manusia sesamanya dalam hidup sehari-hari; mulai dari dalam keluarganya sendiri, di sekolah dan di dalam masyarakat. Penutup • Guru mengajak para peserta didik untuk mengakhiri pelajaran dengan doa, seperti berikut ini. Bapa yang Mahabaik, Semoga kami dapat memahami warta St. Paulus ini, “...apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk mempermalukan yang kuat; dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada orang yang memegahkan diri di hadapan Allah”. Semoga kami dalam cahaya kasih-Mu ikut serta memperjuangkan tegaknya hak asasi manusia di dunia ini. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, sepanjang segala abad. Amin. Tugas • Peserta didik melakukan observasi dan melaporkan secara tertulis tentang hak-hak asasi manusia yang paling sering dilanggar di lingkungan sekitar ia tinggal, atau di desa atau di kotanya.