InformasiPenjelasan tentang Sakramen Gereja yang Menguduskan Liturgia

120 Buku Guru Kelas XI SMASMK “Asal-usul tanda-tandasimbol sakramental “berasal dari ciptaan cahaya, air, api, roti, anggur, minyak, dan yang lain berasal dari kehidupan sosial mencuci, mengurapi dengan minyak, memecah roti dan beberapa yang lainnya lagi berasal dari sejarah keselamatan dalam Perjanjian Lama ritus paskah, korban, penumpangan tangan, pengudusan. Tanda-tanda ini, yang bersifat normatif dan tak berubah, diambil oleh Kristus dan dipakai untuk tindakan penyelamatan dan pengudusan” Kompendium Katekismus Gereja Katolik – 237 . - Sakramen-Sakramen Mengungkapkan Karya Tuhan yang Menyelamatkan Jika kita memperhatikan karya Allah dalam sejarah penyelamatan akan tampak hal-hal ini: Allah yang tidak kelihatan menjadi kelihatan dalam Yesus Kristus. Dalam Yesus Kristus orang dapat melihat, mengenal, mengalami siapa sebenarnya Allah itu. Namun, Yesus sekarang sudah dimuliakan. Ia tidak kelihatan lagi. Ia hadir secara rohani di tengah kita. Melalui Gereja-Nya, Ia menjadi kelihatan. Maka, Gereja adalah alat dan sarana penyelamatan, di mana Kristus tampak untuk menyelamatkan manusia. Gereja menjadi alat dan sarana penyelamatan, justru dalam kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, tindakan dan kata-kata yang disebut sakramen. Sakramen-sakramen adalah “Tangan Kristus” yang menjamah kita, merangkul kita, dan menyembuhkan kita. Meskipun yang tampak di mata kita, yang bergaung di telinga kita hanya hal-hal atau tanda-tanda biasa, namun Kristuslah yang berkarya lewat tanda-tanda itu. Dengan perantaraan para pelayanan-Nya, Kristus sungguh aktif berkarya dalam umat Allah. - Sakramen-Sakramen Meningkatkan dan Menjamin Mutu Hidup Kita sebagai Orang Kristiani Perlu disadari bahwa sakramen-sakramen itu erat sekali hubungannya dengan kenyataan hidup sehari-hari. Dalam hidup sehari-hari orang membutuhkan bantuan. Sementara kualitas dan mutu hidup manusia makin melemah, banyak orang yang jatuh dalam dosa, banyak orang yang butuh peneguhan dan kekuatan. Pada saat itulah kita dapat mendengar suara Kristus yang bergaung di telinga kita: “Aku tidak menghukum engkau, pulanglah dan jangan berdosa lagi …” Singkatnya, sakramen-sakramen adalah cara dan sarana bagi Kristus untuk menjadi “tampak” dan dengan demikian dapat dialami oleh manusia dewasa ini. Sakramen-sakramen itu tidak bekerja secara otomatis. Sakramen-sakramen sebagai “tanda” kehadiran Kristus menantikan sikap pribadi sikap batin dari manusia. Sikap batin itu ialah iman dan kehendak baik. Perayaan sakramen adalah suatu “pertemuan” antara Kristus dan manusia. Oleh karena itu, meski tidak sama tingkatnya, peran manusia sikap iman sangat penting. Walaupun Kristus Mahakuasa, Ia tidak akan menyelamatkan orang yang memang tidak mau diselamatkan atau yang tidak percaya. 121 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pembagian Sakramen-Sakramen Gereja Sakramen-Sakramen dibagi menjadi: Sakramen inisiasi Kristen; Sakramen Pembaptisan, Penguatan , dan Ekaristi Kudus. Sakramen-Sakramen Penyembuhan; Tobat dan Pengurapan Orang Sakit dan Sakramen-Sakramen pelayanan pesersekutuan dan perutusan yaitu Sakramen Penahbisan dan Perkawinan lihat Kompendium KGK 250 - KGK 1210-1211 Sakramen-Sakramen inisiasi Kristen; Inisisasi atau bergabung menjadi orang Kristen dilaksanakan melalui Sakramen-Sakramen yang memberikan dasar hidup Kristen. Orang beriman, yang dilahirkan kembali menjadi manusia baru dalam Sakramen Pembaptisan, dikuatkan dengan Sakramen Penguatan dan diberi makanan dengan Sakramen Ekaristi lihat Kompendium KGK 251. Sakramen-Sakramen Penyembuhan; Kristus Sang Penyembuh jiwa dan badan kita, menetapkan sakramen ini karena kehidupan baru yang Dia berikan kepada kita dalam Sakramen-sakramen inisiasi Kristiani dapat melemah, bahkan hilang karena dosa. Karena itu, Kristus menghendaki agar Gereja melanjutkan karya penyembuhan dan penyelamatan-Nya melalui Sakramen ini; Tobat dan Pengurapan Orang Sakit lihat kompendium KGK 295 – KGK 1420-1421. 1426. Sakramen-Sakramen pelayanan pesersekutuan dan perutusan; Dua Sakramen, Sakramen Penahbisan dan Perkawinan memberikan rahmat khusus untuk perutusan tertentu dalam Gereja untuk melayani dan membangun umat Allah. Sakramen- Sakramen ini memberikan sumbangan dengan cara yang khusus pada persekutuan gerejawi dan penyelamatan orang-orang lain. lihat Kompendium KGK 321, KGK 1533-1535. Ketujuh Sakramen Pada saat-saat penting dalam hidup, Kristus menyertai umat-Nya. Kehadiran Kristus ini dirayakan dalam ketujuh sakramen.

1. Sakramen Pembaptisan Permandian

Jika seseorang secara resmi menyatakan tobat dan imannya kepada Yesus Kristus, serta bertekad untuk bersama umat ikut serta dalam tugas panggilan Kristus, maka dia diterima dalam umat dengan upacara yang sejak zaman para Rasul disebut. Kenyataan yang lebih dalam ialah bahwa orang yang menerima sakramen permandian diterima oleh Kristus menjadi anggota Tubuh-Nya, Umat Allah Gereja. Orang tersebut laksana baru lahir di dalam Gereja. Peristiwa kelahiran baru menjadi putra Bapa dalam Roh Kudus berarti bahwa selanjutnya ia ikut menghayati hidup Kristus 122 Buku Guru Kelas XI SMASMK sendiri yang ditandai oleh wafat dan kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, orang yang telah dipermandikan harus bersama Kristus “mati bagi dosa” supaya dalam Kristus, ia hidup bagi Allah. Kebenaran itu diperagakan, dirayakan, dan dilambangkan dalam peristiwa pencurahan air pada dahinya, sementara wakil umat Imam mengatakan: “Aku mempermandikan engkau dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.” Dengan permandian, mulailah babak baru dalam hidup seseorang. Kristus sendiri menjiwai dia melalui Roh-Nya, maka segala pelanggaran dan dosa yang telah diperbuatnya dihapus.

2. Sakramen Penguatan

Bagi orang dewasa, sakramen penguatan sebetulnya merupakan bagian dari sakramen permandian. Orang yang telah dipermandikan ditandai dengan minyak krisma, tanda kekuatan Roh Kudus, sebelum diutus untuk memperjuangkan cita-cita Kristus dalam Gereja dan masyarakat. Sakramen penguatan menjadi tanda kedewasaan, maka orang yang menerima Sakramen Penguatan turut serta bertanggung jawab atas kehidupan Umat Allah. Kepada setiap orang, Roh Kudus memberikan karisma- karisma-Nya bakat kemampuan. Atas karisma-karisma anugerah Tuhan ini, orang yang bersangkutan menyadari tanggung jawabnya terhadap sesama. Dengan bakat kemampuan yang diterima dari Tuhan, orang yang bersangkutan diharapkan hidup bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk ikut membina Tubuh Kristus Umat Allah. Bakat kemampuan menyatakan karya Roh, yang melalui setiap orang Kristen, mengantar sesamanya kepada Kristus.

3. Sakramen Ekaristi

Pada malam menjelang sengsara-Nya, Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk merayakan hari kemerdekaan bangsa-Nya Paska sesuai dengan adat istiadat Yahudi. Bangsa Yahudi memperingati pembebasan dari Mesir dalam sebuah perjamuan kekeluargaan. Dalam perjamuan Paska itu, Yesus mengambil roti makanan sehari- hari orang Yahudi, memecahkannya, dan membagi-bagikan roti itu seraya berkata: “Makanlah roti ini, karena inilah Tubuh-Ku yang dikorbankan bagimu.” Tubuh adalah tanda kehadiran Yesus yang tersalib yang dikorbankan bagi kita. Kemudian, Yesus mengambil sebuah cawan piala berisi air anggur sambil berkata: “Minumlah semua dari cawan ini, karena inilah Darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal yang diadakan dengan kalian dan dengan semua manusia demi pengampunan dosa” Darah menjadi tanda hidup. Jadi, kalau Yesus memberikan darah-Nya berarti Ia menyerahkan diri-Nya seluruhnya untuk kita. Kata-kata Yesus mengungkapkan wafat-Nya. Injil Matius dan Markus menambahkan bahwa “darah- Nya ditumpahkan….”, yang berarti Ia dipersembahkan sebagai korban persembahan. Jadi, roti dan anggur menyatakan cara Yesus mati menumpahkan darah. Kemudian