Pendalaman Kitab Suci Gereja yang Mewartakan Kerygama

132 Buku Guru Kelas XI SMASMK

3. Membaca Dokumen Ajaran Gereja tentang Tugas Pewartaan Kerygma

• Guru mengajak para peserta didik untuk membaca dan menyimak kutipan Ajaran Gereja berikut ini. Sebab seperti Putera diutus oleh Bapa, begitu pula Ia sendiri mengutus para Rasul lih. Yoh 20:21, sabda-Nya: “Pergilah, ajarilah semua bangsa, dan babtislah mereka atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka menaati segala sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” Mat 28:19-20. Perintah resmi Kristus itu mewartakan kebenaran yang menyelamatkan itu oleh Gereja diterima dari para Rasul, dan harus dilaksanakan sampai ujung bumi lih. Kis 1:8. Maka Gereja mengambil alih sabda Rasul: “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” 1Kor 9:16. Maka dari itu gereja terus-menerus mengutus para pewarta, sampai Gereja-Gereja baru terbentuk sepenuhnya, dan mereka sendiri-pun melanjutkan karya pewartaan Injil. Sebab Gereja didorong oleh Roh Kudus untuk ikut mengusahakan, agar rencana Allah, yang menetapkan Kristus sebagai azas keselamatan bagi seluruh dunia, terlaksana secara efektif. Dengan mewartakan Injil Gereja mengundang mereka yang mendengarnya kepada iman dan pengakuan iman, menyiapkan mereka untuk menerima babtis, membebaskan mereka dari perbudakan kesesatan, dan menyaturagakan mereka kedalam Kristus, supaya karena cinta kasih mereka bertumbuh ke arah Dia hingga kepenuhannya. Dengan usaha-usahanya Gereja menyebabkan, bahwa segala kebaikan yang tertaburkan dalam hati serta budi orang-orang, atau dalam upacara- upacara dan kebudayaan para bangsa sendiri, bukan saja tidak hilang, melainkan disehatkan, diangkat dan disempurnakan demi kemuliaan Allah, demi tersipu- sipunya setan dan kebahagiaan manusia. Setiap murid Kristus mengemban beban untuk menyiarkan iman sekadar kemampuannya[35]. Setiap orang dapat membabtis orang beriman. Tetapi tugas Imamlah melaksanakan pembangunan Tubuh Kristus dengan mempersembahkan korban Ekaristi. Dengan demikian terpenuhilah sabda Allah melalui nabi: “Dari terbitnya matahari sampai terbenamnya besarlah nama- Ku diantara para bangsa, dan disetiap tempat dikorbankan dan dipersembahkanlah persembahan murni kepada nama-Ku” Mal 1:11[36]. Begitulah Gereja sekaligus berdoa dan berkarya, agar kepenuhan dunia seluruhnya beralih menjadi Umat Allah, Tubuh Tuhan dan Kenisah Roh Kudus, dan supaya dalam Kristus, Kepala semua orang, di persembahkan kepada Sang Pencipta dan Bapa semesta alam segala hormat dan kemuliaan LG. art.17

4. Pendalaman Ajaran Gereja

• Guru mengajak para peserta didik untuk berdialog mendalami isipesan ajaran Gereja , misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan berikut: 133 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 1. Apa pesan isi dokumen ini? 2. Bentuk-bentuk pewartaan apa sajakah yang dapat kita gunakan pada zaman ini? 3. Apa yang harus kita perhatikan supaya pewartaan kita berhasil?

5. Penjelasan

• Guru memberikan penjelasan , misalnya sebagai berikut: Tugas Mewartakan Dalam diri Yesus dari Nasaret, sabda Allah tampak secara konkret manusiawi. Penampakan itu merupakan puncak seluruh sejarah pewahyuan sabda Allah. Tetapi oleh karena sabda itu sudah menjelmakan diri dalam sejarah dan tidak dapat tinggal dalam sejarah untuk selamanya, untuk mempertahankan hasilnya bagi semua orang, sabda itu harus menciptakan bentuk-bentuk lain, yang di dalamnya sabda itu dapat hadir dan berbicara. Ada tiga bentuk sabda Allah dalam Gereja. 1. Sabdapewartaan para rasul sebagai daya yang membangun Gereja. 2. Sabda Allah dalam Kitab Suci sebagai kesaksian normatif. 3. Sabda Allah dalam pewartaan aktual Gereja sepanjang zaman. Tiga bentuk pewartaan tersebut di atas saling berhubungan satu sama lain. Pewartaan aktual Gereja masa kini berdasarkan dan merupakan kesinambungan dari pewartaan para rasul dan pewartaan Kitab Suci yang diwariskan kepada kita.Ada perbedaan antara sabda Allah dalam ajaran para rasul dan Alkitab dan sabda Allah dalam pewartaan aktual Gereja. Oleh karena wahyu selesai dengan kematian para rasul, maka dasar normatif juga sudah diletakkan. Segala pewartaan selanjutnya tergantung pada norma itu. Tugas pewartaan tidak lain adalah mengaktualisasi apa yang disampaikan Allah dalam Kristus sebagaimana diwartakan para rasul.Dengan demikian, sabda Allah sungguh datang kepada manusia dan menyelamatkan mereka yang mendengarkan dan melaksanakan pewartaan Gereja. Pewartaan sabda Allah oleh Gereja bukan hanya sekedar informasi mengenai Allah dan Yesus Kristus, melainkan sungguh- sungguh menghadirkan Kristus yang mulia. Di dalamnya Kristus menyelamatkan, menyembuhkan hati dari setiap orang yang mendengar dan membuka diri terhadap sabda yang disampaikan itu. Kristus membebaskan kita dari dosa melalui sabda-Nya. Dalam mewartakan sabda Allah, kita dapat mewartakannya secara verbal melalui ka- ta-kata kerygma, tetapi juga dengan tindakan martyria. Pola pewartaan itu adalah