Menggali Makna Sakramen sebagai Sarana Pengudusan dalam Gereja

119 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

6. InformasiPenjelasan tentang Sakramen

• Setelah para peserta didik memberikan jawaban, guru memberi penjelasan tentang sakramen dalam Gereja Katolik. - Makna Sakramen; Sakramen berasal dari kata ‘mysterion’ Yunani, yang dijabarkan dengan kata ‘mysterium’ dan ‘sacramentum’ Latin. Sacramentum dipakai untuk menjelaskan tanda yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan yang disebut sebagai ‘mysterium‘. Kitab Suci menyampaikan dasar pengertian sakramen sebagai misteri ‘mysterium‘ kasih Allah, yang diterjemahkan sebagai “rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad… tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang- orang kudus-Nya” Kol 1:26, Rom 16:25. Rahasia ‘misteri’ keselamatan ini tak lain dan tak bukan adalah Kristus Kol 2:2; 4:3; Ef 3:3 yang hadir di tengah-tengah kita Kol 1:27. Sakramen merupakan hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi. Sakramen juga berarti tanda keselamatan Allah yang diberikan kepada Manusia, “Untuk mengkuduskan manusia, membangun Tubuh Kristus dan akhirnya mempersembahkan ibadat kepada Allah”SC 59. Karena Sakramen sebagai tanda dan sarana keselamatan, maka menerima dan memahami sakramen hendaknya ditempatkan dalam kerangka iman dan didasarkan kepada iman. Sakramen biasanya diungkapkan dengan kata-kata dan tindakan. Maka sakramen dalam Gereja Katolik mengandung dua unsur hakiki yaitu : - Forma artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi - Materia artinya barang atau tindakan tertentu yang kelihatan - Sakramen adalah Lambang atau Simbol Dalam hidup sehari-hari kita mengenal banyak benda atau perbuatan yang pada hakikatnya punya makna dan arti jauh lebih dalam daripada benda atau perbuatan itu sendiri arti yang biasa. “Perayaan liturgi dijalin dengan tanda-tanda dan simbol-simbol yang artinya berakar dalam penciptaan dan budaya manusia, ditentukan dalam peristiwa- peristiwa Perjanjian Lama dan diungkapkan secara penuh dalam Pribadi dan Karya Yesus” Kompendium Katekismus Gereja Katolik – 236 120 Buku Guru Kelas XI SMASMK “Asal-usul tanda-tandasimbol sakramental “berasal dari ciptaan cahaya, air, api, roti, anggur, minyak, dan yang lain berasal dari kehidupan sosial mencuci, mengurapi dengan minyak, memecah roti dan beberapa yang lainnya lagi berasal dari sejarah keselamatan dalam Perjanjian Lama ritus paskah, korban, penumpangan tangan, pengudusan. Tanda-tanda ini, yang bersifat normatif dan tak berubah, diambil oleh Kristus dan dipakai untuk tindakan penyelamatan dan pengudusan” Kompendium Katekismus Gereja Katolik – 237 . - Sakramen-Sakramen Mengungkapkan Karya Tuhan yang Menyelamatkan Jika kita memperhatikan karya Allah dalam sejarah penyelamatan akan tampak hal-hal ini: Allah yang tidak kelihatan menjadi kelihatan dalam Yesus Kristus. Dalam Yesus Kristus orang dapat melihat, mengenal, mengalami siapa sebenarnya Allah itu. Namun, Yesus sekarang sudah dimuliakan. Ia tidak kelihatan lagi. Ia hadir secara rohani di tengah kita. Melalui Gereja-Nya, Ia menjadi kelihatan. Maka, Gereja adalah alat dan sarana penyelamatan, di mana Kristus tampak untuk menyelamatkan manusia. Gereja menjadi alat dan sarana penyelamatan, justru dalam kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, tindakan dan kata-kata yang disebut sakramen. Sakramen-sakramen adalah “Tangan Kristus” yang menjamah kita, merangkul kita, dan menyembuhkan kita. Meskipun yang tampak di mata kita, yang bergaung di telinga kita hanya hal-hal atau tanda-tanda biasa, namun Kristuslah yang berkarya lewat tanda-tanda itu. Dengan perantaraan para pelayanan-Nya, Kristus sungguh aktif berkarya dalam umat Allah. - Sakramen-Sakramen Meningkatkan dan Menjamin Mutu Hidup Kita sebagai Orang Kristiani Perlu disadari bahwa sakramen-sakramen itu erat sekali hubungannya dengan kenyataan hidup sehari-hari. Dalam hidup sehari-hari orang membutuhkan bantuan. Sementara kualitas dan mutu hidup manusia makin melemah, banyak orang yang jatuh dalam dosa, banyak orang yang butuh peneguhan dan kekuatan. Pada saat itulah kita dapat mendengar suara Kristus yang bergaung di telinga kita: “Aku tidak menghukum engkau, pulanglah dan jangan berdosa lagi …” Singkatnya, sakramen-sakramen adalah cara dan sarana bagi Kristus untuk menjadi “tampak” dan dengan demikian dapat dialami oleh manusia dewasa ini. Sakramen-sakramen itu tidak bekerja secara otomatis. Sakramen-sakramen sebagai “tanda” kehadiran Kristus menantikan sikap pribadi sikap batin dari manusia. Sikap batin itu ialah iman dan kehendak baik. Perayaan sakramen adalah suatu “pertemuan” antara Kristus dan manusia. Oleh karena itu, meski tidak sama tingkatnya, peran manusia sikap iman sangat penting. Walaupun Kristus Mahakuasa, Ia tidak akan menyelamatkan orang yang memang tidak mau diselamatkan atau yang tidak percaya.