Menyimak, Ajaran Gereja tentang Gereja sebagai Persekutuan yang Terbuka

30 Buku Guru Kelas XI SMASMK “Gereja, yang diutus oleh Kristus untuk memperlihatkan dan menyalurkan cinta kasih Allah kepada semua orang dan segala bangsa, menyadari bahwa karya misioner yang harus dilaksanakannya memang masih amat berat. Masih ada dua miliar manusia, yang jumlahnya makin bertambah, dan yang berdasarkan hubungan- hubungan hidup budaya yang tetap, berdasarkan tradisi-tradisi keagamaan yang kuno, berdasarkan pelbagai ikatan kepentingan-kepentingan sosial yang kuat, terhimpun menjadi golongan-golongan tertentu yang besar, yang belum atau hampir tidak mendengar Warta Injil. Di kalangan mereka ada yang tetap asing terhadap pengertian akan Allah sendiri, ada pula yang jelas-jelas mengingkari adanya Allah, bahkan ada kalanya menentangnya. Untuk dapat menyajikan kepada semua orang misteri keselamatan serta kehidupan yang disediakan oleh Allah, Gereja harus memasuki golongan-golongan itu dengan gerak yang sama seperti Kristus sendiri, ketika Ia dalam penjelmaan-Nya mengikatkan diri pada keadaan-keadaan sosial dan budaya tertentu, pada situasi orang-orang yang sehari-hari dijumpai-Nya”.Ad GentesAG art. 10

2. Diskusi

• Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok untuk mendalami dokumen ajaran Gereja tentang Gereja sebagai persekutuan yang terbuka dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sebagai berikut. a. Apa makna Gereja sebagai persekutuan yang terbuka menurut AG, art. 10 b. Apa pesan dokumen tersebut untuk kehidupan Gereja Katolik saat ini?

3. Melaporkan Hasil Diskusi

• Setelah berdiskusi, tiap-tiap kelompok menyampaikan laporan hasil diskusinya di depan kelas. Peserta didik dari kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau menanggapi laporan hasil diskusi kelompok lain.

4. Penjelasan Hasil Diskusi

• Setelah mendengar laporan hasil diskusi kelompok dan mendalami bersama, guru memberikan penegasan, seperti berikut. - Gereja diutus oleh Kristus untuk memperlihatkan dan menyalurkan cinta ka- sih Allah kepada semua orang dan segala bangsa. - Sama seperti Yesus, Gereja harus memasuki golongan-golongan manusia apa saja, termasuk keadaan sosial, budaya untuk mewartakan dan melaksanakan karya keselamatan Allah bagi semua orang. 31 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

5. Menyimak makna Gereja sebagai Persekutuan Umat dalam Terang Kitab Suci

• Guru mengajak peserta didik untuk membaca atau mendengarkan kutiban Kitab Suci berikut ini. Cara Hidup Jemaat Kis 4: 32-37; bdk.1 Kor 12: 12 - 27 32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka, karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 37 Ia menjual ladang miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

6. Pendalaman teks Kitab Suci

• Guru mengajak peserta didik untuk menanggapi atau mengajukan pertanyaan- pertanyaan berdasarkan cerita Kitab Suci yang telah dibaca atau didengar. • Selanjutnya guru mengajak para peserta didik untuk berdialog dengan pertanyaan di bawah ini. a. Apa saja yang menarik dari cara hidup Umat Perdana yang dikisahkan di atas? b. Gambaran Gereja model apa yang terungkap dari kisah tersebut? c. Apakah cara hidup Umat Perdana itu dapat kita tiru secara haraiah? Mengapa?

7. Penjelasan

• Guru memberikan penjelasan, sebagai berikut: - Kitab Suci Kis 4:32-37 di atas memberikan gambaran yang ideal terhadap komunitaspersekutuan Umat Perdana. Cara hidup Umat Perdana tersebut tetap relevan bagi kita hingga sekarang. Kebersamaan dan menganggap semua adalah