Gereja sebagai Umat Allah, B. Gereja sebagai Persekutuan yang Terbuka.

9 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

A. Gereja sebagai Umat Allah

Kompetensi Dasar 1.1 Bersyukur kepada Allah yang menganugerahkan Gereja sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka. 2.1 Bertanggung jawab sebagai anggota Gereja yang merupakan umat Allah dan persekutuan yang terbuka. 3.1 Memahami Gereja sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka. 4.1 Melakukan aktivitas misalnya menuliskan releksidoapuisi membuat kliping berita dan gambarmelakukan wawancara dengan tokoh-tokoh umat tentang Gereja sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka. Indikator 1. Mengungkapkan pandangannya tentang Gereja, melalui pengalaman pribadi, lagu, cerita, atau gambar. 2. Menjelaskan arti Gereja yang sesungguhnya sebagai Umat Allah. 3. Menyebutkan ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah. 4. Menjelaskan arti Gereja menurut Kitab Suci Kis 2:41-47; 1Kor 12:7-11; 1 Kor 12:12-18. 5. Menjelaskan konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah dalam hidup menggereja de- wasa ini. Bahan Kajian 1. Pandangan peserta didik tentang Gereja. 2. Gereja sebagai Umat Allah dalam Kis 2: 41-47 3. Konsekuensi paham Gereja sebagai Umat Allah. 4. Tindakan-tindakan dari anggota Umat Allah. Sumber Belajar 1. Pengalaman peserta didik dan guru dalam hidup menggereja 2. Kitab Suci ; Kis 2:41-47; 1Kor 12:7-11; 1Kor 12:12-18. 3. Gambar atau foto bangunan gereja . 4. Dokpen KWI penterj Dokumen Konsili Vatikan II, Obor, Jakarta, 1993. 5. KWI, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995. 6. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Ende Flores, 1995. Pendekatan Kateketis dan saintiik 10 Buku Guru Kelas XI SMASMK Sarana 1. Kitab Suci Alkitab. 2. Buku Siswa SMASMK, Kelas XI, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Waktu 3x45 menit. • Pengelolaan waktu untuk kegiatan pembelajaran subtema ini dapat disesuaikan dengan pengaturan jam pelajaran di sekolah masing-masing. Pemikiran Dasar Apa itu Gereja? Apabila pertanyaan tersebut ditujukan kepada Umat katolik sendiri, banyak yang menjawab Gereja sebagai tempat ibadat atau tempat untuk misa agama katolik atau agama kristen lainnya. Ada pula yang menjawab Gereja itu sebuah organisasi rohani atau keagamaan dengan pemimpinnya Paus, Uskup, Imam. Bagi orang-orang non kristen, Gereja sama dengan tempat ibadat orang kristiani, atau bahkan Gereja adalah sebuah lembaga sosial keagamaan warisan bangsa kolonial ratusan tahun silam. Kata “Gereja” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Portugis igreja yang berasal dari kata Yunani ekklesia dan dalam kata Latin disebut ecclesia. Kata Yunani ekklesia = mereka yang dipanggil, kaum, golongan. Ekklesia juga berarti kumpulan atau pertemuan, rapat. Namun, Gereja atau ekklesia bukan sembarang kumpulan, melainkan kelompok orang yang sangat khusus. Untuk menonjolkan kekhususan dipakailah kata asing. Kadang-kadang dipakai kata jemaat atau Umat. Kata ‘Gereja’ digunakan baik untuk gedung-gedung ibadat maupun untuk Umat Kristen setempat jemaat, Umat dan Umat seluruhnya. Konsili Vatikan II memilih istilah biblis Umat Allah untuk menyebut para pengikut Yesus Kristus, yaitu mereka semua para anggota Gereja yang telah dibaptis. Umat Katolik bersekutu sepenuhnya dengan Gereja Kristus melalui rahmat, sakramen-sakramen, pengakuan iman, serta persekutuan dengan para uskup gereja yang bersatu dengan Paus. Namun demikian, Umat Katolik yang hidup dalam keadaan dosa berat hanya memiliki persekutuan yang tak sempurna dengan Gereja. Orang-orang Kristen lainnya yang telah dibaptis meskipun tidak sepenuhnya berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik, memiliki semacam persekutuan dengan Gereja melalui rahmat Pembaptisan. Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, Umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia. 1Pet 2:9. Istilah Umat Allah sebenarnya merupakan istilah yang sudah sangat tua. Istilah itu sudah terdapat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama KSPL, misalnya dalam Kel. 6: 6; 33: 13; Yeh. 36: 28; Ul. 7: 6, 26: 15. Istilah Umat Allah itu kemudian diperkenalkan