Pendalaman Gereja yang Satu

47 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti - Semangat dan Roh Kristus adalah semangat dan Roh cinta kasih harus menjadi pendorong seluruh jajaran umat untuk mengabdi kepada persatuan, kesatuan dan solidaritas bangsa, untuk membina toleransi dan kerukunan, untuk mengikhtiarkan kepentingan umum dan turut membangun di segala sektor. Semuanya dilakukan sambil menghormati otonomi dunia dalam terang cahaya Injil. Langkah Ketiga: Menghayati Kesatuan Gereja

1. Diskusi

• Guru mengajak para peserta didik untuk berdiskusi, dengan pertanyaan-pertanyaan, seperti berikut: a. Gereja itu satu, tetapi merupakan kenyataan pula bahwa dalam Gereja masih ter- dapat perpecahan-perpecahan. Bagaimana kita dapat memperjuangkan kesatuan itu? b. Bagaimana kita secara pribadi mewujudkan kesatuan dalam Gereja? • Guru memberikan penjelasan, tentang kesatuan Gereja sebagai berikut. - Gereja itu Ilahi sekaligus insani, berasal dari Yesus dan berkembang dalam sejarah. Gereja itu bersifat dinamis, tidak sekali jadi dan statis. Oleh karena itu, kesatuan Gereja harus selalu diperjuangkan. - Kita menyadari bahwa kenyataannya dalam Gereja sering terjadi perpecahan dan keretakan-keretakan. Perpecahan dan keretakan yang terjadi dalam Gereja itu tentu saja disebabkan oleh perbuatan manusia. - Katekismus Gereja Katolik KGK menjelaskan bahwa Gereja itu satu, karena tiga alasan. Pertama, Gereja itu satu menurut asalnya, yang adalah Tritunggal Mahakudus, kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi - Bapa, Putra dan Roh Kudus. Kedua, Gereja itu satu menurut pendiri-Nya, Yesus Kristus, yang telah mendamaikan semua orang dengan Allah melalui darah-Nya di salib. Ketiga, Gereja itu satu menurut jiwanya, yakni Roh Kudus, yang tinggal di hati umat beriman, yang menciptakan persekutuan umat beriman, dan yang memenuhi serta membimbing seluruh Gereja KGK art.813. - “Kesatuan” Gereja juga kelihatan nyata. Sebagai orang-orang Katolik, kita dipersatukan dalam pengakuan iman yang satu dan sama, dalam perayaan ibadat bersama terutama sakramen-sakramen, dan struktur hierarkis berdasarkan suksesi apostolik yang dilestarikan dan diwariskan melalui Sakramen Tahbisan Suci. Sebagai contoh, kita ikut ambil bagian dalam Misa di Surabaya, Larantuka, Alexandria, San Francisco, Moscow, Mexico City, Etiopia, atau di mana pun, Misanya sama; bacaan-bacaan, tata perayaan, doa-doa, dan lain sebagainya terkecuali bahasa yang dipergunakan dapat berbeda - dirayakan oleh orang- orang percaya yang sama-sama beriman Katolik, dan dipersembahkan oleh Imam