Menyimak Gagasan tentang Kedamaian dan Keadilan dalam Hidup Manusia Releksi Rencana aksi

182 Buku Guru Kelas XI SMASMK Penutup • Guru mengajak para peserta didik untuk mengakhiri pelajaran dengan doa, seperti contoh berikut. Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur telah mengikuti pelajaran ini dengan baik. Berkatilah kami agar semakin memahami dan menghayati memperjuangkan keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan dalam hidup kami sehari-hari. Amin. 183 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

B. Hubungan Gereja dan Dunia

Kompetensi Dasar 1.5 Bersyukur atas hubungan Gereja dengan dunia sehingga dapat terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia. 2.5 Bekerja sama mengembangkan keterlibatan Gereja dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia. 3.5 Memahami hubungan Gereja dengan dunia agar dapat terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia. 4.5. Melakukan aktivitas misalnya menuliskan releksidoapuisimembuat rangkuman tentang hubungan Gereja dengan dunia agar dapat terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia. Indikator 1. Menjelaskan arti dunia. 2. Menganalisis pandangan Gereja tentang dunia. 3. Menjelaskan Misi dan Tugas Gereja dalam dunia. 4. Menjelaskan usaha-usaha untuk ikut serta membangun dunia. Bahan Kajian 1. Arti dunia. 2. Pandangan Gereja tentang dunia. 3. Gaudium et Spes, Artikel 1 dan 40. 4. Tugas Gereja di dalam dunia. 5. Usaha-usaha untuk ikut serta membangun dunia. Sumber Belajar 1. Kitab Suci 2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1995.Iman Katolik, Yogyakarta: Kanisius 3. Propinsi Gerejani Ende Penterj. 1995. Katekismus Gereja Katolik. Ende: Nusa Indah 4. R. Hardowiryono, SJ Penterj. 1993. Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: Dok- pen KWI dan Obor 5. Kompendium Ajaran Sosial Gereja 6. Kompendium Katekismus Gereja Katolik Pendekatan Kateketis dan saintiik 184 Buku Guru Kelas XI SMASMK Sarana 1. Kitab Suci Alkitab 2. Buku Siswa SMASMK, Kelas XI, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Waktu 3x45 menit. • Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, Art.1 antara lain berkata: “Kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan manusia dewasa ini, terutama yang miskin dan terlantar, adalah kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan murid-murid Kristus pula”. Kata-kata Konsili ini menunjukkan perhatian dan keprihatinan Gereja terhadap dunia. Namun, Gereja tidak berhenti pada perhatian dan keprihatinan saja. Gereja sungguh-sungguh mewartakan dan memberi kesaksian tentang “Kabar Gembira” kepada dunia, sambil belajar dan mengambil banyak nilai positif yang dimiliki dunia untuk perkembangan diri dan pewartaannya. Gereja kini telah memiliki pandangan tentang dunia yang jauh lebih positif dari zaman-zaman yang lampau, sehingga hubungan antara keduanya menjadi lebih saling menguntungkan. Jadi, hubungan antara Gereja dan dunia memiliki pandangan- pandangan baru yang perlu dipahami. Gaudium et Spes sebagai sebuah tanggapan yang sarat makna dari pihak Gereja terhadap berbagai harapan dan kerinduan dunia dewasa ini. Dalam konstitusi ini, “selaras dengan pembaruan gerejawi, direleksikan sebuah gagasan baru tentang bagaimana menjadi sebuah persekutuan kaum beriman dan umat Allah. Konstitusi tersebut membangkitkan minat baru berkenaan dengan doktrin yang termuat dalam dokumen-dokumen terdahulu tentang kesaksian dan kehidupan orang-orang Kristen sebagai cara-cara yang sejati menjadikan kehadiran Allah di dunia ini kasatmata.” Gaudium et Spes menampilkan wajah Gereja yang “mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya”, yang menempuh perjalanan bersama dengan seluruh umat manusia dan bersama dengan dunia mengalami nasib keduniaan yang sama, tetapi pada saat yang sama “hadir ibarat ragi dan bagaikan penjiwa masyarakat manusia yang harus dibarui dalam Kristus dan diubah menjadi keluarga Allah”. Melalui pembelajaran ini para peserta didik memahami apa dan bagaimana sesungguhnya hubungan Gereja dan dunia, terutama pasca Konsili Vatikan II. Dengan memahami esensi hubungan tersebut peserta didik sebagai anggota Gereja dapat turut serta membangun dunia dengan semangat Kristus sebagai Kepala Gereja.