Menyimak Cerita tentang Segi-Segi Kekudusan Gereja

53 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Santo Bernardinus Realino Bernardinus lahir di Carpi, lembah Sungai Po, Italia Utara pada tahun 1530. Setelah belajar ilmu kedokteran dan hukum, ia berturut-turut diangkat sebagai walikota di Fellizano, jaksa di Aleksandria dan sekretaris kedutaan Napoli. Setelah Kloside, istrinya meninggal dunia, ia berkenalan dengan Serikat Yesus di Napoli. Perkenalan itu berawal dari khotbah-khotbah seorang imam Yesuit yang diikutinya dengan rajin. Khotbah-khotbah ini sungguh menarik sehingga ia memutuskan untuk lebih memperhatikan kehidupan rohaninya. Keputusan ini semakin diperkuat oleh penampakan istrinya sebanyak tiga kali dengan pesan supaya ia meninggalkan karier duniawinya. Pesan istrinya itupun kemudian dikuatkan lagi oleh penampakan Bunda Maria padanya. Terdorong oleh hal-hal di atas, Bernardinus memutuskan untuk mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Serikat Yesus. Permohonannya diterima dan setelah mengikuti suatu pendidikan khusus, Bernardinus ditahbiskan menjadi Imam. Selama beberapa tahun ia bekerja di Napoli. Sifatnya yang sopan dan ramah, penuh cinta dan pengertian kepada umatnya menyebabkan dia sangat dicintai oleh umat Napoli. Umat dengan berat hati melepaskan dia ketika dia dipindahkan ke Lecce, Provinsi Apulia, untuk mendirikan sebuah Kolose. Di Kolose Yesuit ini, Bernardius memberi kuliah ilsafat dan teologi. Hingga akhir hidupnya dalam masa kerja selama 42 tahun, Bernardius menetap di Lecce. Sebagaimana di Napoli, di Lecce pun Bernardinus sungguh dicintai. Ia me- nampilkan diri sebagai seorang pewarta iman yang tangguh, pengkhotbah ulung, pembimbing rohani, dan bapa pengakuan yang disenangi umat. Kemasyuran namanya bukan saja karena gaya kepemimpinannya yang penuh kesabaran, pengertian dan cinta, melainkan juga lebih-lebih karena kesalehan hidupnya dan mukzijat-mukzijat pe-nyembuhan yang dilakukannya. Bernardinus sangat akrab dengan anak-anak dan muda-mudi. Ia menjadi penolong dan penghibur yang tidak kenal lelah bagi orang-orang yang malang. Ketika ajalnya mendekat, walikota Lecce mengumpulkan semua pembantunya dan pemimpin-pemimpin masyarakat setempat untuk berdoa bagi keselamatan jiwa Bernardinus. Kepada mereka ia berkata: “Kota kita telah diberkati Allah dengan satu anugerah istimewa, yakni Pater Bernardinus Realino. Beliau telah mengabdi di kota ini selama 40 tahun dan telah melakukan banyak hal dengan hidupnya yang suci, karunia-karunia dan berbagai mukzijat. Setiap orang dari kota ini, juga mereka yang berasal dari kota lain telah menikmati sedikit kebaikan hati Pater Bernardinus. Oleh karena itu, saya mengusulkan agar Pastor Bernardinus diangkat sebagai pelindung Kota Lecce.” Ketika tiba saat terakhir hidupnya, Bernardinus berkata kepada para pemimpin masyarakat, “Dari surga kediamanku yang abadi, Aku akan selalu melindungi kota Lecce dan seluruh umat.” Bernardinus Realino meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 1616. iman-katolik.or.id- gbr. Jesuit.org. 54 Buku Guru Kelas XI SMASMK

3. Pendalaman Cerita

• Guru mengajak para peserta didik untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk berdiskusi. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari para peserta didik, sebagai berikut; a. Karya apa yang dilakukan oleh Realino semasa hidupnya? b. Segi-segi kekudusan apa yang tampak dalam hidup dan karya Realino? c. Mengapa ia disebut orang kudus?

4. Penjelasan

• Setelah peserta didik menanggapi cerita, guru memberikan penjelasan, dan menggarisbawahi makna kekudusan. - Bernardinus sungguh dicintai umat. Ia menampilkan diri sebagai seorang pewarta iman yang tangguh, pengkhotbah ulung, pembimbing rohani dan bapa pengakuan yang disenangi umat. Kemasyuran namanya bukan saja karena gaya kepemimpinannya yang penuh kesabaran, pengertian dan cinta, tetapi juga lebih- lebih karena kesucian dan kesalehan hidupnya. - Kesaksian walikota Lecce: “Kota kita telah diberkati Allah dengan satu anugerah istimewa, yakni Pater Bernardinus Realino. Beliau telah mengabdi di kota ini selama 40 tahun dan telah melakukan banyak hal dengan hidupnya yang suci,kudus karunia-karunia dan berbagai mukzijat. Langkah Kedua: Mendalami Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang kekudusan Gereja

1. Mendalami Pesan Kitab Suci tentang Kekudusan Gereja

• Guru mengajak peserta didik untuk mencari ayat-ayat Kitab Suci, khususnya Perjanjian Baru yang menyatakan kekudusan Gereja. • Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok beberapa perikop Kitab Suci yang telah ditemukan, misalnya; Efesus 5:25-26 25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya, 26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan irman 55 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Matius 5:48 48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” 1 Yoh 2:20 20 Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. Kisah Para Rasul 10:38 38 yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Roma 1: 7 7 Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus. Yohanes 17: 11 11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama- Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

2. Pendalaman

• Guru mengajak peserta didik untuk mendalami teks Kitab Suci dengan bantuan pertanyaan, sebagai berikut. a. Apa makna kekudusan menurut Kitab Suci? b. Apa bentuk implementasi kekudusan itu dalam hidup umat Katolik?

3. Penjelasan

• Guru memberikan penjelasan, misalnya sebagai berikut. - Perjanjian Baru melihat proses pengudusan manusia sebagai pengudusan oleh Roh Kudus lih. 1Ptr 1: 2. Dikuduskan karena terpanggil lih. Rm 1:7. Dari pihak manusia, kekudusan kesucian hanya berarti tanggapan atas karya Allah, terutama dengan sikap iman dan pengharapan. Sikap iman dinyatakan dalam segala perbuatan dan kegiatan kehidupan yang serba biasa. Kesucian bukan soal bentuk kehidupan seperti menjadi biarawan, melainkan sikap yang dinyatakan dalam hidup sehari-hari.