Menggali Arti dan Makna Gereja sebagai Umat Allah Melalui Sebuah Cerita.

15 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dengan ciptaan lainnya, Allah tidak meninggalkan kita. Seluruh kisah keselamatan adalah kisah Allah yang berusaha meraih manusia, menawarkan cinta-Nya kepada mereka dan menyambut mereka. Ia memanggil Abraham untuk menjadi bapa dari banyak orang, Ia memilih orang Israel untuk membuat sebuah perjanjian yang akan merangkul semua orang, dan dalam kepenuhan waktu, Ia mengutus Putra-Nya sehingga rencana cinta dan keselamatan-Nya dapat digenapi dalam Perjanjian Baru dan kekal dengan seluruh Umat manusia. Ketika kita membaca Injil, kita melihat bahwa Yesus mengumpulkan di sekitar- Nya komunitas kecil yang menerima irman-Nya, mengikuti-Nya, turut serta dalam perjalanan-Nya, menjadi keluarga-Nya, dan dengan komunitas inilah Dia mempersiapkan dan membangun Gereja-Nya. Jadi dari manakah Gereja itu terlahir? Gereja lahir dari tindakan kasih yang paling agung dari Salib, dari sisi lambung Yesus yang ditusuk dan mengalirkan darah dan air, simbol dari Sakramen Ekaristi dan Pembaptisan. Darah kehidupan keluarga Allah, Gereja, adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam mencintai diri-Nya dan orang lain, semua orang, tanpa membeda-bedakan atau membatasi. Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai kita. Kapan Gereja memanifestasikan dirinya? Kita merayakannya dua minggu yang lalu, Gereja menjadi nyata ketika karunia Roh Kudus memenuhi hati para Rasul dan membakar semangat mereka untuk pergi ke luar dan memulai perjalanan mereka untuk mewartakan Injil, menyebarkan kasih Allah. Hari ini masih ada beberapa orang yang mengatakan: “Kristus ya, Gereja tidak”. Seperti orang yang mengatakan, “Saya percaya pada Tuhan, tetapi tidak pada Imam”. Tapi Gereja sendiri yang membawa Kristus kepada kita dan yang membawa kita kepada Allah. Gereja adalah keluarga besar anak-anak Allah. Tentu saja Gereja juga memiliki aspek manusiawi. Dalam diri mereka yang membentuk Gereja, para Imam dan Umat beriman, terdapat kekurangan, ketidaksempurnaan, dan dosa. Paus juga memiliki hal-hal tersebut dan banyak dari mereka; tetapi yang indah adalah bahwa ketika kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa kita menemukan rahmat Allah yang selalu mengampuni. Jangan lupa: Allah selalu mengampuni dan menerima kita ke dalam cintanya yang penuh dengan pengampunan dan belas kasihan. Beberapa orang mengatakan bahwa dosa adalah suatu pelanggaran terhadap Allah, tetapi juga merupakan kesempatan untuk merendahkan diri sendiri untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang lain lebih indah: kerahiman Allah. Mari kita pikirkan hal ini. Mari kita bertanya pada diri kita hari ini: seberapa saya mencintai Gereja? Apakah saya berdoa untuknya? Apakah saya merasa menjadi bagian dari keluarga Gereja? Apa yang harus saya lakukan untuk memastikan bahwa Gereja adalah sebuah komunitas tempat setiap orang merasa diterima dan dipahami, merasa belas kasihan dan kasih 16 Buku Guru Kelas XI SMASMK Allah yang memperbaharui hidup? Iman adalah sebuah karunia dan sebuah perbuatan yang menjadi perhatian kita secara pribadi, tetapi Allah memanggil kita untuk hidup dengan iman kita bersama-sama, sebagai sebuah keluarga, sebagai Gereja. Mari kita mohon kepada Tuhan, dengan cara yang sangat khusus selama Tahun Iman ini, semoga masyarakat kita, seluruh Gereja, semakin menjadi keluarga sejati yang hidup dan membawa kehangatan kasih Allah....AO Lapangan Santo Petrus, 29 Mei 2013, Diterjemahkan dari: www.vatican.va dalam http:katolisitas.org11518paus-gereja-sebagai-keluarga-allah

4. Pendalaman Cerita

• Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan atas cerita yang telah mereka dengar atau membacanya untuk didiskusikan dalam kelompok. a. Apa makna Gereja menurut Paus Fransiskus? b. Gambaran Gereja macam apakah yang terkandung dalam cerita ini? c. Apa makna Gereja sebagai keluarga Allah? d. Bagaimana sikap kita terhadap Gereja?

5. Penjelasan

• Setelah para peserta didik menanggapi, mendalami lewat tanya-jawab, guru memberikan penjelasan, - Kata “Gereja”, berasal dari bahasa Portugis, igreja yang diambil dari kata bahasaYunani ekklesia , berarti ‘kumpulan’, ‘pertemuan’, ‘rapat’. Paus Fransiskus menjelaskan ekklesia sebagai “pertemuan akbar orang-orang yang dipanggil”: Allah memanggil kita semua untuk menjadi keluarga-Nya. - Gereja, adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam mencintai diri-Nya dan orang lain, semua orang, tanpa membeda-bedakan. - Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai kita. - Gereja menjadi nyata ketika karunia Roh Kudus memenuhi hati para Rasul dan membakar semangat mereka untuk pergi ke luar dan memulai perjalanan mereka untuk mewartakan Injil, menyebarkan kasih Allah. - Ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah yang tampak dalam cerita tersebut adalah kesatuan dalam persaudaraan sejati. Langkah Kedua: Menggali Makna Gereja sebagai Umat Allah 17 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Menurut Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja

1. Diskusi: Mendalami Ajaran Kitab Suci Alkitab sebagai Dasar Biblis Gereja sebagai Umat Allah

• Guru membagi peserta didik dalam tiga atau beberapa kelompok untuk mendalami makna Gereja sebagai Umat Allah yang ditulis dalam Kitab Suci. Pertanyaan- pertanyaan untuk panduan diskusi, sebagai berikut. a. Apa pesan keseluruhan teks Kitab Suci yang dibaca? b. Apa makna Gereja menurut teks Kitab Suci tersebut sebutkan ayat-ayat terkait? c. Apa ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah dalam perikop Kitab Suci tersebut? d. Apa saja konsekuensinya bagi kita sebagai anggota Gereja, Umat Allah? Kelompok 1 Kisah para Rasul. 2:41- 47 41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Kelompok 2 1Korintus 12:7-11 7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. 8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata den-