Menyimak Artikel Yang Berkaitan dengan Masalah Perdamaian Umat Manusia di Dunia

171 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Agung Iran, Ayatullah Ali Khamenei, Kamis, 5 September 2013. Iran, sekutu utama Suriah di kawasan Timur Tengah, memperingatkan kekuatan Barat atas niatnya berperang melawan negara yang sedang dilanda perang saudara itu. Menurut Khameini, Washington dan sekutunya “menggunakan dugaan serangan senjata kimia sebagai dalih.” Dia menambahkan, “Benarkah mereka ingin berperang dengan alasan kemanusiaan?” “Amerika Serikat salah mengenai Suriah. Mereka Amerika Serikat akan menderita seperti yang terjadi di Irak dan Afganistan,” ujar Khamenei kepada anggota Dewan Pakar, lembaga yang mengawasi kinerjanya. Secara terpisah, Kepala Unit Pasukan Elite Iran Quds, Qassem Soleimani, mengatakan Teheran akan mendukung Suriah sampai kapan pun guna menghadapi kemungkinan intervensi Amerika. Para pengamat yakin melebarnya keinginan Presiden Barack Obama dalam melancarkan serangan sesungguhnya diniatkan untuk menumpulkan pengaruh Teheran dan menimbulkan konsekuensi terhadap sekutu Amerika, Israel.”Tujuan Amerika Serikat bukanlah untuk melindungi hak asasi manusia, tetapi ingin menghancurkan musuh Israel,” kata Komandan Pasukan Quds sebagaimana dikutip media Iran, Kamis, 5 September 2013.”Kami akan mendukung Suriah hingga akhir hayat,” Soleiman menambahkan dalam pidatonya di depan Dewan Pakar”.Al Jazeera | Choirul http:www.tempo.coreadnews20130906115511033

3. Pendalaman Artikel

• Guru mengajak para peserta didik untuk membuat pertanyaan berkaitan dengan cerita yang sudah dibaca. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, peserta didik dapat mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok. Contoh pertanyaan diskusi, sebagai berikut. a. Apa sebab terjadi perang saudara? b. Apa saja konsekuensinya? c. Apa penilaiannya terhadap pandangan para tokoh dalam kisah tersebut? d. Apa jalan keluarnya mengakhiri perang saudara di Suriah? e. Apa makna perdamaian itu?

4. Penjelasan

• Guru memberi penjelasan, seperti contoh berikut. Perang saudara atau perang antar negara, tidak pernah membawa keuntungan apa pun bagi kedua belah pihak. Ada peribahasa mengatakan menang jadi arang, kalah jadi debu. Artinya, kedua belah pihak sama-sama rugi dalam segala hal, jasmani, dan rohani. Maka hidup damai itu memang indah. 172 Buku Guru Kelas XI SMASMK

5. Menyimak Artikel Tentang Masalah Keadilan dalam Hidup Manusia di Dunia

• Guru mengajak para peserta didik untuk membaca dan menyimak berita media massa berikut ini. Kesenjangan Semakin Melebar antara Si Kaya dan Si Miskin VIVA News - Studi terbaru menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan antara negara-negara barat atau negara maju dengan negara berkembang melonjak 733 persen dalam 200 tahun. Hal tersebut, seperti dikutip dari “Huington Post”, Rabu 29 Mei 2013, ditemukan oleh Diego Comin, seorang profesor Harvard Business School dan Marti Mestieri, peneliti di Toulouse School of Economics. Hasil penelitian menunjukkan, pada tahun 1800 pendapatan negara-negara maju di Eropa dengan negara berkembang sebesar 90 persen. Memasuki tahun 2000, perbedaan ekonomi antara keduanya membengkak hingga 750 persen. Ada dua penyebab mengapa jurang ekonomi tersebut terjadi, pertama adalah akses terbatas warga negara berkembang terhadap teknologi baru. Kedua, lambatnya warga negara berkembang untuk mengadopsi berbagai inovasi. Salah satu cara untuk memecahkan masalah ini adalah menciptakan kebijakan yang bertujuan untuk membawa teknologi baru untuk negara-negara miskin. Teknologi baru dapat membawa negara miskin menuju produktivitas yang lebih tinggi. Semakin banyak unit teknologi baru yang digunakan negara, makin tinggi pula keuntungan produktivitas yang dibawa oleh teknologi baru tersebut.Raksasa teknologi seperti Google, telah mendanai dan mengembangkan jaringan internet nirkabel di berbagai negara berkembang sebagai upaya mempercepat transfer teknologi di seluruh dunia. Namun, upaya tersebut kemungkinan tidak cukup untuk membalikkan 200 tahun sejarah. Kesenjangan juga diciptakan oleh adanya kolonialisasi Eropa selama 500 tahun terakhir. Bangsa Eropa menguras sumber daya alam dari negara-negara nonbarat yang mereka taklukkan. Catatan New York Review of Books menunjukkan, beberapa negara terjajah adalah negara terkaya dan paling maju beberapa ratus tahun lalu, kini termasuk dalam negara termiskin. Namun, saat ini diprediksi akan muncul tren yang dapat membalikkan keadaan. Berbagai lembaga ekonomi memprediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang lebih dahsyat tahun ini, di atas lima persen, dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara kaya yang diperkirakan hanya tumbuh 1,2 persen. asp Sumber: Vivanews.com