Mengidentiikasi Kasus-Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

232 Buku Guru Kelas XI SMASMK dasar yang dimiliki oleh setiap orang. • Guru mengajak para peserta didik untuk menyebutkan kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia.

2. Menyimak cerita

• Guru mengajak para peserta didik untuk membaca dan menyimak berita berikut ini. Gereja St. Bernadet Didemo, Pintu Digembok Gereja Paroki St. Bernadet di Ciledug, Tangerang Selatan, didemo oleh ratusan warga sekitar pada Ahad 22 September 2013.“Mereka datang minta gereja ditutup,” kata Pastor Paroki St. Bernadet, Romo Paulus Dalu Lubur, C.I.C.M. ketika dihubungi Tempo, usai kejadian. Para pengunjuk rasa lalu menggembok pintu masuk gereja dari luar, sebagai tanda bahwa gereja itu tidak boleh lagi digunakan. Romo Paulus mengatakan para pendemo datang dengan mengenakan pakaian berwarna putih dan ikat kepala berwarna merah.“Mereka mengatasnamakan warga sekitar,” tambahnya. “Demo itu, “kata Romo Paulus”, terjadi pada pagi hari dan berlangsung sekitar tiga jam. Demo dari jam 8 sampai 11 siang lewat,” ucap Romo Paulus. Romo Paulus mengatakan, dia belum tahu apakah Paroki St. Bernadete akan kembali mencari lokasi baru untuk tempat ibadah selanjutnya. Untuk saat ini, ujarnya, pihak paroki akan berdialog dengan warga sekitar terkait tuntutan mereka. Sementara itu Romo Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia, mengatakan kepada Jakarta Globe bahwa paroki itu telah memperoleh izin mendirikan bangunan IMB pada 11 September 2013. “Warga telah menyetujui pembangunan tersebut,” kata Romo Benny. Paroki telah menghadapi intoleransi sebelumnya. Tahun 2004, para pengunjuk rasa memaksa gereja untuk pindah dari sekolah Sang Timur di Ciledug. Pemrotes membangun tembok di pintu gerbang menuju sekolah itu, dan memblokir akses ke sekolah. Sumber: http:indonesia.ucanews.com

3. Pendalaman

• Guru mengajak para peserta didik untuk menyampaikan pendapat atau pandangannya atas berita tersebut. 233 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti • Guru mengajak para peserta didik untuk menemukan kasus-kasus lain yang berkaitan dengan pelanggaran HAM di Indonesia dan memberikan pandangannya.

4. Mengamati Sebab-Sebab Terjadi Pelanggaran HAM di Indonesia

• Guru mengajak para peserta didik untuk menyebutkan dan menganalisis sebab- sebab terjadinya pelanggaran HAM di Indonesia.

5. Penjelasan

• Setelah para peserta didik menjelaskan sebab-sebab terjadinya pelanggaran HAM di Indonesia, guru memberikan penjelasan, seperti berikut. - Hak-hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia adalah; Hak hidup, hak atas keyakinan keagamaan, hak atas harta milik, hak politik, hak atas perlindungan hukum, hak atas pekerjaan, hak atas tempat tinggal, hak atas pendidikan, dan se- bagainya. Hak-hak tersebut sering dilecehkan oleh orang-perorangan, kelompok, atau negara. - Terjadinya pelanggaran HAM di Indonesia, antara lain disebabkan oleh struktur kemasyarakatan yang diciptakan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan dan uang. Mayoritas bangsa Indonesia berada dalam keadaan terjepit dan menjadi bu- lan-bulanan kaum penguasa dan kaum kaya. Sistem sosial, politik, dan ekonomi yang disusun penguasa dan pengusaha menciptakan ketergantungan rakyat jelata kepadanya sehingga mereka dapat bertindak sewenang-wenang. - Pembangunan ekonomi, sosial, dan politik dunia dewasa ini belum menciptakan kesempatan yang luas bagi “orang-orang kecil”, melainkan justru mempersempit ruang gerak “orang-orang kecil” untuk mengungkapkan jati dirinya secara penuh. Kita dapat melihatnya dalam lingkup yang besar di dalam percaturan negara dan kita dapat mengalaminya di dalam lingkup yang kecil di lingkungan kita sendiri. Orang-orang kecil tetap saja menjadi orang yang tersisih dan menderita. - Ketidakadilan dan pelanggaran HAM terhadap perempuan disebabkan oleh struk- tur dan sistem kemasyarakatan yang tidak adil, yang telah diciptakan oleh kaum laki-laki. Laki-laki telah menciptakan masyarakat patriarkhi. Budaya patriarkhi mengajarkan bahwa garis keturunan anak ditentukan oleh garis dari ayah, maka semua pranata sosial tentang kehidupan dilatarbelakangi oleh pandangan patri- arkhi. Ayah menjadi penentu keturunan, maka dalam proses kehidupan kaum la- ki-laki menjadi kelompok masyarakat yang berkuasa. Akibatnya, kekuasaan kaum laki-laki menjadi sebuah sistem yang kuat dan dianggap benar.