Menyusun tata perayaan sabda Mengadakan ibadat sabda

127 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

B. Gereja yang Mewartakan Kerygama

Kompetensi Dasar 1.4 Beriman pada Yesus Kristus sebagai pokok iman Gereja yang memberi peran kepada setiap anggota Gereja sesuai kedudukannya masing-masing. 2.4 Responsif dan proaktif pada tugas pokok Gereja sesuai dengan kedudukan dan peranannya sebagai murid Yesus Kristus. 3.4 Memahami tugas pokok Gereja sesuai dengan kedudukan dan peranannya sebagai murid Yesus Kristus. 4.4 Melakukan aktivitas misalnya menuliskan releksidoapuisimembuat rangkuman tentang keterlibatan diri dalam tugas pokok Gereja sesuai dengan kedudukan dan peranannya sebagai murid Yesus Kristus. Indikator 1. Menjelaskan pesan pokok Injil Mat 28: 16-20 dalam kaitannya dengan Tugas pewartaan Gereja. 2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk pewartaan dalam Gereja Katolik. 3. Menjelaskan peranan Magisterium atau wewenang mengajar. Bahan Kajian 1. Kitab Suci: Mat 28: 16-20. 2. Bentuk-bentuk pewartaan sabda. 3. Magisterium 4. Pewartaan sabda. 5. Bentuk partisipasi siswa. Sumber Belajar 1. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996 Iman Katolik. Kanisius-YogyakartaObor- Jakarta 2. Komisi Kateketik KWI. 1995 Penterj Petunjuk Umum Katekese.Dokpen KWI: Jakarta 3. Dokumentasi dan Penerangan KWI penterj 2000. Evangelii Nuntiandi.Dokpen KWI: Jakarta 4. Dokumentasi dan Penerangan KWI penterj 2000. Kitab Hukum Kanonik. Dokpen KWI: Jakarta 5. Provinsi Gerejani Ende penterj. 1997. Katekismus Gereja Katolik. Nusa Indah: Ende 128 Buku Guru Kelas XI SMASMK Pendekatan Kateketis dan saintiik Sarana 1. Kitab Suci Alkitab. 2. Buku Siswa SMASMK, Kelas XI, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Waktu 3x45 menit. • Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Kita Gereja pasti telah mendengar dan membaca irman Tuhan Yesus,“Pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu” Mat. 28,19-20. Lebih jelas lagi dalam Markus 16, 15- 16: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”. Firman ini tidak hanya berlaku pada zaman para rasul saja, tetapi juga bagi kita semua pengikut Kristus Yesus pada zaman modern ini, bahwa kita wajib untuk mewartakan injil, tentu saja dengan cara yang berbeda-beda. De facto bahwa kabar keselamatan Allah telah diwartakan oleh Gereja dengan setia dari dulu hingga sekarang lewat berbagai cara sesuai dengan peranan dan kedudukann masing-masing umat beriman. Salah satu tugas terpenting dan utama para Uskup adalah pewartaan Injil. Sebab, para Uskup adalah pewarta iman yang mengantarkan murid-murid baru kepada Kristus. Para Uskup adalah pengajar yang otentik dan pengemban kewibawaan Kristus. Artinya, para Uskup mewartakan kepada umat yang diserahkan kepadanya iman yang harus dipercaya dan diterapkan dalam perilaku manusia. Para Uskup membuat iman itu berbuah, dan dengan waspada menanggulangi kesesatan-kesesatan yang mengancam umatnya. Kaum beriman wajib menyambut dengan baik ajaran para uskup mereka tentang iman dan kesusilaan yang disampaikan atas nama Kristus dan mematuhinya dengan ketaatan hati yang suci bdk. Lumen Gentium, Art. 25. Tugas pewartaan pada dasarnya adalah tugas hierarki, namun para awam dapat berpartisipasi dalam tugas ini. Pewartaan awam lebih dalam bentuk kesaksian hidup. Ciri khas dan keistimewaan kaum