Pendalaman Cerita Menyimak Cerita Kitab Suci

160 Buku Guru Kelas XI SMASMK harus Kuterima?” 39 Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Ku-minum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. 40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak atau memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan”. 41 Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. 42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. 45 Karena anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

2. Pendalaman Cerita Kitab Suci

• Guru mengajak para peserta didik untuk berdialog mendalami isipesan cerita Injil tersebut di atas, misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Apa isi pesan Kitab Suci tyang telah dibaca? b. Sikap apakah yang diajarkan Yesus kepada kita? c. Salah satu tugas Gereja adalah melayani. Apakahciri-ciri pelayanan Gereja itu? d. Apa sajakah bentuk-bentuk pelayanan Gereja Katolik di Indonesia?

3. Kesimpulan atas Pendalaman Kitab Suci

• Guru memberi penjelasan, misalnya sebagai berikut Yesus mengajari kita untuk saling melayani dengan kerendahan hati. Demikian juga sebagai pemimpin. Seorang pemimpin dipilih untuk melayani umat atau masyarakat dan bukan sebaliknya untuk dilayani.

4. Penjelasan

• Guru mengajak para peserta didik untuk meresapi makna tugas Gereja yang melayani, dengan penjelasan, sebagai berikut Semangat pelayanan itu diteruskan di dalam Gereja-Nya. Hal itu ditekankan lagi oleh Konsili Vatikan II. Tugas kegembalaan atau kepemimpinan dalam Gereja adalah tugas pelayanan. 161 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

1. Dasar Pelayanan dalam Gereja

- Dasar pelayanan dalam Gereja adalah semangat pelayanan Kristus sendiri. Barangsiapa menyatakan diri murid, “ia wajib hidup sama seperti hidup Kristus 1Yoh 2: 6. Yesus yang “mengambil rupa seorang hamba” Flp 2: 7 tidak ada artinya jika para murid-Nya mengambil rupa para penguasa. Pelayanan berarti mengikuti jejak Yesus. Perwujudan iman Kristiani adalah pelayanan. Yesus bersabda: “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan” Luk 17: 10. - Pelayanan Kristiani adalah sikap pokok para pengikut Yesus. Dengan kata lain, melayani sesama adalah tanggung jawab setiap orang Kristiani sebagai konsekuensi dari imannya. Dengan demikian, orang Kristen tidak hanya bertanggung jawab terhadap Allah dan Putra-Nya, Yesus Kristus, tetapi juga bertanggung jawab terhadap orang lain dengan menjadi sesamanya.

2. Ciri-Ciri Pelayanan Gereja: a. Bersikap sebagai pelayan

Yesus menyuruh para murid-Nya selalu bersikap sebagai “yang paling rendah dari semua dan sebagai pelayan dari semua” Mrk 9: 35. Yesus sendiri memberi teladan dan menerangkan bahwa demikianlah kehendak Bapa. Menjadi pelayanan adalah sikap iman yang radikal. b. Kesetiaan kepada Kristus sebagai Tuhan dan Guru Ciri religius pelayanan Gereja ialah menimba kekuatannya dari sari teladan Yesus Kristus. c. Orientasi pelayanan Gereja terutama ditunjukkan kepada kaum miskin Dalam usaha pelayanan kepada kaum miskin janganlah mereka menjadi objek belas kasihan. Pelayanan berarti kerja sama, di dalamnya semua orang merupakan subjek yang ikut bertanggung jawab. Yang pokok adalah harkat, martabat, harga diri, bukan kemajuan dan bantuan spiritual ataupun sosial, yang hanyalah sarana. Tentu sarana- sarana juga penting, dan tidak dapat ditinggalkan begitu saja, tetapi yang pokok ialah sikap pelayanan itu sendiri. d. Kerendahan hati Dalam pelayanan, Gereja kita harus tetap bersikap rendah hati. Gereja tidak boleh berbangga diri, tetapi tetap melihat dirinya sebagai “hamba yang tak berguna” Luk 17: 10

3. Bentuk-Bentuk Pelayanan Gereja