Penjelasan Gereja Sebagai Persekutuan Yang Terbuka

29 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti • Gambar 1.4 : Gereja Umat Allah Model Persekutuan Umat Setelah Konsili Vatikan II, ada keterbukaan dan pembaharuan cara pandang pada Gereja sebagai persekutuan Umat. - Gereja tidak lagi “hierarki sentris” melainkan Kristosentris”, artinya Kristuslah pusat hidup Gereja. Kaum hierarki, Awam, dan Biarawan-Biarawati sama-sama mengambil bagian dalam tugas Kristus dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan talenta dan kemampuannya masing-masing. - Gereja lebih bersikap terbuka dan rela berdialog untuk semua orang. Gereja meyakini bahwa di luar Gereja pun terdapat keselamatan. - Adanya paham Gereja sebagai Umat Allah yang memberikan penekanan pada kolegialitas episkopal keputusan dalam kebersamaan. - Adanya pembaharuan aggionarmento yang mendorong Umat untuk terlibat dan berpartisipasi serta bekerj asama dengan para klerus. - Kepemimpinan Gereja; Didasarkan pada spiritualitas Yesus yang melayani para murid-Nya, maka konsekuensi yang dihadapi oleh Gereja sebagai Umat Allah adalah: hierarki yang ada dalam Gereja bertindak sebagai pelayan bagi Umat dengan cara mau memperhatikan dan mendengarkan Umat. Selain, itu keterlibatan Umat untuk mau aktif dan bertanggung jawab atas perkembangan Gereja juga menjadi hal yang penting. Maka, hierarki dan Umatawam diharapkan dapat menjalin kerja sama sebagai partner kerja dalam karya penyelamatan Allah di dunia. • Gerakan pembaruan yang terjadi dalam Gereja nampak dalam ketentuan berikut. - Umat punya hak dan wewenang yang sama tetapi tetap ada batasnya, khususnya ikut menentukan gerak kegiatan liturgi di Paroki melalui wadah Dewan Paroki. - Gerakan pembaruan ini tidak hanya menyangkut kepemimpinan Gereja, melain- kan lebih dari itu menjangkau masalah-masalah dunia. - Susunan Kepengurusan Dewan Paroki bukan lagi Piramdal, melainkan lebih merupakan kaitan yang saling bekerja sama dan saling melengkapi. Intinya Gereja mengundang orang beriman untuk berkomunikasi terlibat dan diubah. Langkah Kedua: Menggali Makna Gereja sebagai Persekutuan yang terbuka Menurut Ajaran Gereja dan Ajaran Kitab Suci

1. Menyimak, Ajaran Gereja tentang Gereja sebagai Persekutuan yang Terbuka

• Guru mengajak para peserta didik untuk menyimak dokumen ajaran Gereja berikut ini. 30 Buku Guru Kelas XI SMASMK “Gereja, yang diutus oleh Kristus untuk memperlihatkan dan menyalurkan cinta kasih Allah kepada semua orang dan segala bangsa, menyadari bahwa karya misioner yang harus dilaksanakannya memang masih amat berat. Masih ada dua miliar manusia, yang jumlahnya makin bertambah, dan yang berdasarkan hubungan- hubungan hidup budaya yang tetap, berdasarkan tradisi-tradisi keagamaan yang kuno, berdasarkan pelbagai ikatan kepentingan-kepentingan sosial yang kuat, terhimpun menjadi golongan-golongan tertentu yang besar, yang belum atau hampir tidak mendengar Warta Injil. Di kalangan mereka ada yang tetap asing terhadap pengertian akan Allah sendiri, ada pula yang jelas-jelas mengingkari adanya Allah, bahkan ada kalanya menentangnya. Untuk dapat menyajikan kepada semua orang misteri keselamatan serta kehidupan yang disediakan oleh Allah, Gereja harus memasuki golongan-golongan itu dengan gerak yang sama seperti Kristus sendiri, ketika Ia dalam penjelmaan-Nya mengikatkan diri pada keadaan-keadaan sosial dan budaya tertentu, pada situasi orang-orang yang sehari-hari dijumpai-Nya”.Ad GentesAG art. 10

2. Diskusi

• Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok untuk mendalami dokumen ajaran Gereja tentang Gereja sebagai persekutuan yang terbuka dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sebagai berikut. a. Apa makna Gereja sebagai persekutuan yang terbuka menurut AG, art. 10 b. Apa pesan dokumen tersebut untuk kehidupan Gereja Katolik saat ini?

3. Melaporkan Hasil Diskusi

• Setelah berdiskusi, tiap-tiap kelompok menyampaikan laporan hasil diskusinya di depan kelas. Peserta didik dari kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau menanggapi laporan hasil diskusi kelompok lain.

4. Penjelasan Hasil Diskusi

• Setelah mendengar laporan hasil diskusi kelompok dan mendalami bersama, guru memberikan penegasan, seperti berikut. - Gereja diutus oleh Kristus untuk memperlihatkan dan menyalurkan cinta ka- sih Allah kepada semua orang dan segala bangsa. - Sama seperti Yesus, Gereja harus memasuki golongan-golongan manusia apa saja, termasuk keadaan sosial, budaya untuk mewartakan dan melaksanakan karya keselamatan Allah bagi semua orang.