atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan dau ribu lima ratus rupiah ini mempunyai ukuran panjang 179 mm dan
lebar 93 mm, nominal dau ribu lima ratus rupiah ini ditanda tangani oleh Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin
selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co.
11. Mata Uang Republik Indonesia Emisi Pekerja Tahun 1958
Uang Republik Indonesia emisi pekerja mempunyai pecahan yang beredar pada waktu itu diantaranya pecahan tersebut yaitu 5 rupiah, 10 rupiah, 25 rupiah,
50 rupiah, 100 rupiah, 500 rupiah, 1.000 rupiah, 2.500 rupiah dan 5.000 Rupiah. Semua pecahan ini bertuliskan tahun 1985 pembuatan dan ditanda tangani oleh
Mr. Loekman Hakim selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu. Uang-uang seri ini mempunyai
pengaman yang baik dan desain yang berkembang semakin baik, mata uang seri ini memiliki permukaan yang kasar atau timbul pada bagian garis-garis
gambarnya yang membedakan uang asli atau palsu. Uang Republik Indonesia emisi pekerja dicetak di Percetakan Kebayoran dengan desain yang sangat baik
dan memakai pengaman teknik cetak intaglio dan watermark kepala banteng. Gambar atau visual pada mata uang emisi pekerja digambar atau didesain
oleh Junalies dan M. Sajirun, Much. Gozjali dan M. Sajirun sebagai pembuat plat master atau acuan cetakan dengan menggunakan teknik engraving dalam
pencetakan uang emisi pekerja. Teknik engraving pada mata uang emisi pekerja mengalami perkembangan yang lebih baik hal itu bisa dilihat dihasil cetakan dan
kerapihan gambarnya. Berdasarkan hasil wawancara kepada Mujirun pada tanggal 13-14 Maret 2016.
a. Mata Uang Emisi Pekerja Lima Rupiah
Mata uang emisi pekerja nominal lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak
intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada
permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat
sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 66: Lima Rupiah Emisi Pekerja
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 340 Pecahan mata uang emisi pekerja dengan nominal lima rupiah lihat pada
gambar 66 memiliki nomor seri berupa enam angka dan tiga huruf, enam angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian belakang mata uang
ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun- tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis tiga huruf yang berukuran sama
besar dengan enam nomor dibagian belakangnya. Pada nominal mata uang ini memiliki vareasi warna, warna yang digunakan yaitu warna merah, kuning dan
hijau, memiliki warna dasar putih. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini
berupa ornamen perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah bagian sisi diagonalnya tertulis angka 5. Pada bagian kiri terdapat gambar
wanita yang sedang membatik, latar belakang gambar mengunakan motif batik yang terlihat samar-samar, pada bagian kanan terdapat watermark kepala banteng
didalam lingkaran dihiasi perpaduan garis pada bagian tepinya, dibagian motif parang dan kawung sebagai latar belakangnya, pada bagian tengah terdapat tulisan
lima rupiah stilisasi daun sebagai latar belakangnya terlihat samar-samar, bagian
bawah terdapat ornamen perpaduan garis membentuk setengah lingkaran pada bagian atasnya terdapat tanda tangan Direktur dan Gubernur. Bagian atas mata
uang tertulis Bank Indonesia ini sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebur tebitan Bank Indonesia.
Bagian belakang mata uang terdapat gambar ornamen perpaduan garis- garis yang mengelilingi bagian tengah seperti bingkai sisi diagonalnya tertulis
angka 5. Pada bagian tengah terdapat gambar rumah tradisional jawa didalam bangun datar kota dan motif batik sebagi latar belakangnya kedua sisi bagian
atasnya terdapat nomor seri, pada bagian kiri mata uang terdapat watermark kepala banteng didalam lingaran dihiasi dengan ornamen stilisasi daun dan bunga,
pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami
atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 134 mm dan lebar 65 mm,
nominal lima rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Loekman Hakim selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia
pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Kebayoran.
b. Mata Uang Emisi Pekerja Sepuluh Rupiah
Mata uang emisi pekerja nominal sepuluh rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya, teknik cetak
intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya