Mata Uang Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional Sepuluh Rupiah

dan daun terdapat nomor seri dibagian atasnya. Pada bagian tengah terdapat watermark Ir. Soekarno atau kepala banteng didalamnya bagian atas tertulis sepuluh rupiah, pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan sepuluh rupiah ini mempunyai ukuran panjang 139 mm dan lebar 70 mm, nominal sepuluh rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Soetikno Slamet selaku Gubernur Bank Indonesia dan Mr. Indra Kasoema selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Mata uang ini dicetak di Percetakan Kebayoran.

c. Mata Uang Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional Dua Puluh Lima

Rupiah Mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tardisional, nominal dua puluh lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan Tampak belakang Gambar 83: Dua Puluh Lima Rupiah Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 382 Pecahan mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tradisional dengan nominal dua puluh lima rupiah lihat pada gambar 83 memiliki nomor seri berupa enam angka dan tiga huruf. Enam angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas dan dibawah bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya, penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya, pada bagian depan tertulis tiga huruf yang berukuran sama besar dengan enam nomor dibagian belakangnya. Pada nominal mata ini memiliki warna dominan hijau, memiliki warna dasar putih. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa gambar ornamen perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah. Pada bagian kanan terdapat gambar ornamen stilisasi pohon, daun, bunga dan terdapat logo BI perpaduan garis-garis sebagai latar belakangnya, bagian bawahnya tertulis dua puluh lima rupiah ornamen stilisasi daun, bunga dan manuasia tersusun secara horizontal sebagai latar belakangnya, bagain atasnya tertulis angka 1960, pada bagian kiri terdapat gamabar Ir. Soekarno, ornamen pohon sebagai latar belakangnya tertulis angka 25 perpaduan garis sebagai latar belakangnya berada dibagain atasnya. Pada bagian tengah terdapat gambar Garuda Pancasila dan watermark Ir. Soekarno atau kepala banteng didalamnya bagian bawah terdapat tanda tangan Gubernur dan Direktur, bagian atas mata uang tertulis Bank Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia. Bagian belakang mata uang terdapat gambar ornamen perpaduan garis- garis yang mengelilingi bagian tengah mata uang. Sisi kiri atas tertulis angka 25 perpaduan garis sebagai latar belakangnya pada bagian bawahnya tertulis dua puluh lima rupiah dihiasi ornamen stilisasi daun dikedua sisinya perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Pada bagian kanan terdapat gambar penari wanita Bali bagian latar belakang terdapat ornamen rumput dan pohon pada bagian atas tertulis angka 25 terdapat nomor seri pada bagia atasnya, pada bagian tengah mata uang terdapat watermark Ir. Soekarno didalamnya terdapat nomor seri pada bagia atasnya, pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan dua puluh lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 146 mm dan lebar 73 mm, nominal dua puluh lima rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Soetikno Slamet selaku Gubernur Bank Indonesia dan Mr. Indra Kasoema selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Mata uang ini dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co. Ltd.

d. Mata Uang Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional Lima Rupiah

Mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tardisional nominal lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan