Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis
mata uang lainnya. Pecahan dua puluh lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 144 mm dan lebar 72 mm, nominal dua puluh lima rupiah ini ditanda tangani oleh
Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan
Thomas De La Rue Co.
d. Mata Uang Emisi Satwa Liar Lima Puluh Rupiah
Mata uang emisi satwa liar nominal lima puluh rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak
intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada
permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat
sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 61: Lima Puluh Rupiah Emisi Satwa Liar
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 332 Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal lima puluh rupiah
lihat pada gambar 61 memiliki nomor seri berupa lima angka, satu, dua atau tiga huruf dan dua angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian
belakang mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf yang
berukuran sama besar dengan dua nomor dibagian belakangnya, nomor awal pada penulisan nomor seri ditulis sesuai dengan nominal mata uang untuk uang dengan
nominal lima puluh rupiah ditulis angka 50 untuk awal penomoran berukuran lebih besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata uang ini memiliki
warna dominan merah dan bagian belakang warna biru, memiliki warna dasar putih.
Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa ornamen perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian
tengah kedua sisi bagian bawah tertulis 50 didalam bangun datar kotak. Pada bagian kiri terdapat gambar hewan buaya didalam lingkaran dengan dihiasi
perpaduan garis dibagian tepinya, pada bagian kanan tertulis lima puluh rupiah,
pada bagian tengah terdapat watermark Pangeran Diponegoro didalam lingkaran bagian sisi-sisinya dihiasi dengan ornamen perpaduan garis-garis. Bagian bawah
tertulis Bank Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia dihiasi dengan ornamen stilisasi daun dikedua sisinya dan
terdapat tanda tangan Direktur dan Gubernur dikedua sisi bagian bawahnya. Bagian belakang mata uang sebelah kiri dan kanan terdapat gambar
ornamen stilisasi daun, bunga dan terdapat perpaduan garis-garis sebagi latar belakangnya, kedua sisi bagian bawah tertulis 50. Pada bagian tengah terdapat
gambar mesjid Agung Deli, teratai dan danau, terdapat nomor seri dikedua sisi bagian atasnya, undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia dibagain
bawah mata uang. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis
mata uang lainnya. Pecahan lima puluh rupiah ini mempunyai ukuran panjang 150 mm dan lebar 77 mm, nominal lima puluh rupiah ini ditanda tangani oleh
Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan
Thomas De La Rue Co.
e. Mata Uang Emisi Satwa Liar Seratus Rupiah
Mata uang emisi satwa liar nominal seratus rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak
intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya
sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur
kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 62: Seratus Rupiah Emisi Satwa Liar
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 332 Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal seratus rupiah lihat
pada gambar 62 memiliki nomor seri berupa lima angka, satu, dua atau tiga huruf dan tiga angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian belakang
mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf yang berukuran
sama besar dengan tiga nomor dibagian belakangnya, nomor awal pada penulisan