ORI Pertaman Seratus Rupiah

kertas berserat. Pada tahun ini pula pusat pemerintahan berpindah sementara dari Jakarta ke Yogyakarta karena Jakarta sudah dikuasai kembali oleh Belanda. Visual atau Gambar pada mata uang ORI kedua digambar atau didesain oleh Abdulsalam dan Oesman Effendi, sekaligus sebagai pembuat plat master atau acuan cetakan mata uang kertas dengan teknik engraving dalam pencetakan uang ORI kedua. Teknik engraving pada ORI kedua mengalami perkembangan yang lebih baik hal itu bisa dilihat di mata uang pecahan 25 rupiah. Berdasarkan hasil wawancara kepada Mujirun pada tanggal 13-14 Maret 2016.

a. ORI Kedua Dua Puluh Lima Rupiah

Oeang Repoeblik Indonesia kedua, nominal dua puluh lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya. Teknik cetak pada ORI kedua sama dengan teknik cetak yang digunakan di ORI pertama. Tampak depan Tampak belakang Gambar 29: ORI Kedua Dua Puluh Lima Rupiah Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 152 Pecahan mata uang ORI kedua dengan nominal dua puluh lima rupiah lihat pada gambar 29 memiliki nomor seri berupa enam angka, dua huruf dan enam angka tiga huruf. Enam angka ini diawali dengan angka 0 sampai 9. Kedua dan ketiga hurufnya adalah jenis huruf besar, huruf awal dan akhir pada seri ini menggunakan huruf A sampai Z. Khusus bagian kedua dan ketiga pada penulisan hurufnya ada yang ditulis lebih kecil dari huruf pertama. Nominal ini mempunyai dua variasi warna, warna dominan dari mata uang ini yaitu warna hitam dan coklat. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa pepaduan garis-garis yang mengelilingi bagian tengah yang meyerupai bingkai pada kedua sisi bagian atas tertulis angka 25. Pada bagian kanan mata uang tertulis angka 25 dengan latar belakang perpaduan garis yang membentuk vertikal terdapat nomor seri, pada bagian kanan mata uang terdapat gambar Ir. Soekarno didalam bangun datar oval perpaduan garis horiszontal sebagai latar belakang gambar disamping kiri terdapat tanda tangan Menteri Keuangan. Pada bagian tengah terdapat gambar pemandangan alam berupa gunung dan danau pada bagian atasnya, tertulis tanda pembajaran jang sah dan tertulis Republik Indonesia sebagai ciri atau tanda bahwa uang tersebut terbitan Indonesia. Pada bagian bawahnya tertulis dua puluh lima rupiah. Bagian belakang mata uang menggunaka ornamen perpaduan garis yang mengelilingi bagian tengah meyerupai bingkai pada bagian bawak kedua sisinya tertulis angka 25 perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Pada bagian kiri mata uang terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia yang dihiasi ornamen stilisasi daun dan bunga pada bagian sisinya, pada bagian kanan mata uang tertulis angka 25 perpaduan garis membentuk tiga lingkaran sebagai latar belakangnya, pada bagian tengah mata uang terdapat gambar seekor banteng yang berada dihutan. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan dua puluh lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 170 mm dan lebar 80 mm, nominal dua puluh lima rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara selaku Menteri Keuangan pada saat itu dan mata uang yang diterbitkan pada tahun 1946. Pecahan mata uang dengan nominal dan gambar yang sama dicetak kembali, pada seri ORI III pada tahun 1947 yang membedakan hanya nomor seri yang digunakan pada ORI III semua nomor seri sama yang digunakan, yaitu SDX1 dan ditanda tangani oleh Mr. Alexander Andries Maramis selaku Menteri Keuangan pada waktu itu. Mata uang ORI III dicetak di Percetakan uang Republik Indonesia, Kanten Ponorogo.

3. Oeang Repoeblik Indonesia ORI Ketiga Tahun 1947