Mata Uang RI Emisi Pemandangan Alam Dua Setengah Rupiah

127 mm dan lebar 66 mm, nominal dua setengah rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara selaku Menteri Keuangan pada saat itu. Mata uang ini dicetak kembali pada tahun 1953 yang membedakan hanya tanda tangan yang tertera pada mata uang yang ditandatanagni oleh Drs. Soemitro Djojohadikoesoemo selaku Menteri Keuangan pada saat itu.

8. Mata Uang Republik Indonesia Emisi Tokoh dan Ragam Hias Tahun

1952 Uang Republik Indonesia, emisi tokoh dan ragam hias mempunyai pecahan yang beredar pada waktu itu diantaranya pecahan tersebut yaitu 5 rupiah, 10 rupiah, 25 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 500 rupiah dan 1.000 Rupiah. Semua pecahan hanya bertuliskan tahun 1952 dan ditanda tangani oleh Mr. Indra Kasoema selaku derktur Bank Indonesia pada waktu itu dan Mr. Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia pada waktu itu. Uang-uang seri ini mempunyai pengaman yang baik dan desain yang berkembang semakin baik, mata uang seri ini memiliki permukaan yang kasar atau timbul pada bagian garis- garis gambarnya dan watermark perpaduan garis yang membedakan uang asli atau palsu. Uang Republik Indonesia emisi tokoh dan ragam hias dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co. Ltd yang berada di London dan Dicetak di Percetakan Jon. Enschede En Zonen, Percetakan Kebayoran dengan desain yang sangat baik dan memakai pengaman tinta intaglio dan watermark. Pada bulan Mei 1951 pemerintah Republik Indonesia mengumumkan rencana nasionalisasi De Javasche Bank yang akan berganti nama menjadi Bank Indonesia, pembahasan rencana undang-undang Bank Indonesia dimulai pada bulan September 1952 dan diberlakukan pada tanggal 1 juli 1953 sekaligus sebagai tanggal berdirinya Bank Indonesia. Mr. Sjafruddin ditunjuk menjadi Gubernur Bank Indonesia, selama masa itu diterbitkan uang kertas pertama bertulis Bank Indonesia pada emisi Tokoh dan Ragam Hias tahun 1952. Gambar atau visual pada mata uang emisi tokoh dan ragam hias digambar atau didesain oleh Abdulsalam, Oesman Effendi dan dibantu oleh tenaga akhli dari Negara Belanda yang menjalain kerja sama dengan Indonesia. Sekaligus sebagai pembuat plat master atau acuan cetakan dengan mengunakan teknik engraving dalam pencetakan uang emisi tokoh dan ragam hias, teknik engraving pada emisi tokoh dan ragam hias mengalami perkembangan yang lebih baik hal itu bisa dilihat dihasil cetakan dan kerapihan gambarnya. Berdasarkan hasil wawancara kepada Mujirun pada tanggal 13-14 Maret 2016.

a. Mata Uang Emisi Tokoh dan Ragam Hias Lima Rupiah

Mata uang emisi tokoh dan ragam hias nominal lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya. Tampak depan Tampak belakang Gambar 49: Lima Rupiah Emisi Tokoh dan Ragam Hias Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 319 Pecahan mata uang emisi tokoh dan ragam hias dengan nominal lima rupiah lihat pada gambar 49 memiliki nomor seri berupa enam angka dan tiga huruf yang ditulis diatas, penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun- tahun sebelumnya. Penulisan nomor seri ini ditulis diatas dibagian kiri dan kanan ditulis dibagian belakang mata uang, penomoran seri pada mata uang ini nomor pertama sesuai dengan nominal mata uang, pada bagian depan angka tertulis satu angka tiga huruf yang berukuran lebih besar nomor didepannya. Pada nominal mata uang ini ada dua warna yang dicetak yang pertama mempunyai warna dominan biru dan memiliki warna dasar putih yang kedua mempunyai warna dominan hujau dan warna dasar putih. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa perpaduan garis-garis, stilisasi burung dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah yang meyerupai bingkai, ketiga sisinya tertulis angka 5. Pada bagian sebelah kiri mata uang terdapat gambar Raden Ajeng Kartini, pada bagian tengah tertulis lima rupiah pada bagian bawah tertulis angka 1952 bagian kiri dan kanannya terdapat tanda tangan Direktur dan Gubernur. Bagian atas mata uang tertulis Bank Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut dikeluarkan atau terbitan oleh Bank Indonesia dihiasi dengan ornamen perpaduan garis-garis yang menbentuk setengah lingkaran pada kedua sisinya sebagi latar belakangnya. Bagian belakang mata uang menggunakan ornamen berupa perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah membentuk seperti bingkai, kedua sisi bagian bawah tertulis angka 5. Pada bagian tengah terdapat gambar ornamen dengan stilisasi ular, pohon dan daun kalpataru pada bagian kiri dan kanan. Pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia, pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 135 mm dan lebar 75 mm, nominal lima rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Indra Kasoema sebagai Direktur Bank Indonesia dan Mr. Sjafruddin Prawiranegara