mempunyai ukuran panjang 173 mm dan lebar 90 mm, nominal seribu rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Loekman Hakim selaku Gubernur Bank Indonesia dan
T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Company.
13. Mata Uang Republik Indonesia Emisi Ir. Soekarno dan Penari
Tradisional Tahun 1960
Uang Republik Indonesia emisi Ir. Soekarno dan penari tradisional mempunyai pecahan yang beredar pada waktu itu diantaranya pecahan tersebut
yaitu 5 rupiah, 10 rupiah, 25 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 500 rupiah, 1.000 rupiah, 2.500 rupiah dan 5.000 rupiah. Semua pecahan ini bertuliskan tahun
pembuatan yaitu tahun 1960 dan ditanda tangani oleh Mr. Soetikno Slamet selaku Gubernur Bank Indonesia dan Mr. Indra Kasoema selaku Direktur Bank Indonesia
pada waktu itu. Uang-uang seri ini memiliki pengaman yang baik dan desain yang berkembang semakin baik, mata uang seri ini memiliki permukaan yang kasar
atau timbul pada bagian garis-garis gambarnya yang membedakan uang asli atau palsu. Uang Republik Indonesia emisi Ir. Soekarno dan penari dicetak di
Percetakan Thomas De La Rue dan Percetakan Kebayoran dengan desain yang sangat baik dan memakai pengaman tinta intaglio, watermark Garuda Pancasila,
Ir. Soekarno dan kepala banteng. Gambar atau visual pada mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari
tradisional digambar atau didesain oleh Junalies dan M. Sajirun, Much. Gozjali dan M. Sajirun sebagai pembuat plat master atau acuan cetakan dengan teknik
engraving dalam pencetakan uang emisi Ir. Soekarno dan penari tradisional dan dibantu tenaga akhli dari negara Inggris dalam mendesain mata uang dan
pembuatan plat master atau acuan cetakan. Teknik engraving pada mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tradisional mengalami perkembangan yang lebih
baik hal itu bisa dilihat dihasil cetakan dan kerapihan gambarnya. Berdasarkan hasil wawancara kepada Mujirun pada tanggal 13-14 Maret 2016.
a. Mata Uang Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional Lima Rupiah
Mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tardisional nominal lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya.
Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada
permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat
sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 81: Lima Rupiah Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 381 Pecahan mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tradisional dengan
nominal lima rupiah lihat pada gambar 81 memiliki nomor seri berupa enam angka dan tiga huruf. Enam angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis
diatas dan dibawah bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya, penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan
tertulis tiga huruf yang berukuran sama besar dengan enam nomor dibagian belakangnya. Pada nominal mata ini memiliki warna dominan ungu, memiliki
warna dasar putih. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini
berupa gambar ornamen perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah. Pada bagian kanan terdapat gambar ornamen stilisasi
pohon, daun, bunga dan terdapat logo BI perpaduan garis-garis sebagai latar belakangnya, bagian bawahnya tertulis lima rupiah ornamen stilisasi daun, bunga
dan manuasia tersusun secara horizontal sebagai latar belakangnya, bagain atasnya tertulis angka 1960. Pada bagian kiri terdapat gamabar Ir. Soekarno,
ornamen pohon sebagai latar belakangnya tertulis angka 5 perpaduan garis
sebagai latar belakangnya berada dibagain atasnya, pada bagian tengah terdapat gambar Garuda Pancasila dan watermark Ir. Soekarno atau kepala banteng
didalamnya bagian bawah terdapat tanda tangan Gubernur dan Direktur. Bagian atas mata uang tertulis Bank Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang
tersebut terbitan Bank Indonesia. Bagian belakang mata uang terdapat gambar ornamen perpaduan garis-
garis yang mengelilingi bagian tengah mata uang, kedua sisi bagian atas tertulis angka 5 dihiasi perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Pada bagian kanan
terdapat gambar penari wanita Bali terdapat nomor seri dibagian bawahnya dan kiri mata uang terdapat gambar ornamen candi, manusia berkepala burung dan
stilisasi daun, pada bagian tengah terdapat watermark Ir. Soekarno atau kepala banteng terdapat nomor seri pada bagian atas. Tertulis lima rupiah dibagian
atasnya, pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah
dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 133 mm dan
lebar 68 mm, nominal lima rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Soetikno Slamet selaku Gubernur Bank Indonesia dan Mr. Indra Kasoema selaku Direktur Bank
Indonesia pada waktu itu selaku. Mata uang ini dicetak di Percetakan Kebayoran.
b. Mata Uang Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional Sepuluh Rupiah
Mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tardisional nominal sepuluh rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang
gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada