bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau
dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan satu rupiah ini mempunyai ukuran panjang 127 mm dan lebar 66 mm,
nominal satu rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara selaku Menteri Keuangan pada saat itu.
Mata uang ini dicetak kembali, pada tahun 1953 yang membedakan tanda tangan yang tertera pada mata uang yang ditanda tangani oleh Drs. Soemitro
Djojohadikoesoemo, selaku Menteri Keuangan pada saat itu.
b. Mata Uang RI Emisi Pemandangan Alam Dua Setengah Rupiah
Mata uang Republik Indonesia, emisi pemandangan alam nominal dua setengah rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar
belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor
seri. Teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur
atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 48: Dua Setengah Rupiah Emisi Pemandangan Alam
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 318 Pecahan mata uang Republik Indonesia dengan nominal dua setengah
rupiah lihat pada gambar 48 memiliki nomor seri berupa enam angka dan dua huruf yang ditulis atas bawah, penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri
tahun-tahun sebelumnya. Penulisan nomor seri ini ditulis diatas dan dibawah, yang ditulis di bagian bawah ditulis sebelah kiri dan yang di bagian atas ditulis
sebelah kanan, pada bagian depan angka tertulis huruf yang berukuran lebih kecil dan ditulis secara vertikal. Mempunyai warna dominan merah, bagian belakang
menggunakan warna hijau dan memiliki warna dasar putih.
Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah
yang meyerupai bingkai. Kedua sisi bagian atas tertulis angka 2
1 2
dengan dihiasi ornamen stilisasi daun yang mengelilingi angkanya, kedua sisi bagian bawah
terdap ornamen stilisasi daun yang membentuk vertikal, pada bagian sebelah kanan mata uang terdapat gambar pemandanagn alam berupa danau dan
pepohonan bagian atasnya terdapat nomor seri dan pada bagian bawahnya tertulis angka 1951. Sebelah kiri mata uang terdapat gambar pemandangan alam berupa
pantai bagian bawahnya terdapat nomor seri, pada bagian tengah mata uang tertulis dua setengah rupiah bagian bawah terdapat tanda tangan Menteri
Keuangan, bagian atas mata uang terdapat tulisan tanda pembajaran jang sah angka 2
1 2
sebagai latar belakangnya dan tertulis Republik Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bangsaa Indonesia.
Bagian belakang mata uang menggunakan ornamen berupa perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah membentuk seperti
bingkai, keempat sisi mata uang tertulis angka 2
1 2
. Bagian sebelah kanan mata uang terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia, pada bagian
sebelah kiri tertulis dua setengah rupiah yang berada didalam bangun datar kotak, pada bagian tengah terdapat gambar Garuda Pancasila bagian atasnya tertulis
Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis
mata uang lainnya. Pecahan dua setengah rupiah ini mempunyai ukuran panjang
127 mm dan lebar 66 mm, nominal dua setengah rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara selaku Menteri Keuangan pada saat itu.
Mata uang ini dicetak kembali pada tahun 1953 yang membedakan hanya tanda tangan yang tertera pada mata uang yang ditandatanagni oleh Drs. Soemitro
Djojohadikoesoemo selaku Menteri Keuangan pada saat itu.
8. Mata Uang Republik Indonesia Emisi Tokoh dan Ragam Hias Tahun
1952
Uang Republik Indonesia, emisi tokoh dan ragam hias mempunyai pecahan yang beredar pada waktu itu diantaranya pecahan tersebut yaitu 5 rupiah,
10 rupiah, 25 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 500 rupiah dan 1.000 Rupiah. Semua pecahan hanya bertuliskan tahun 1952 dan ditanda tangani oleh Mr. Indra
Kasoema selaku derktur Bank Indonesia pada waktu itu dan Mr. Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia pada waktu itu. Uang-uang seri
ini mempunyai pengaman yang baik dan desain yang berkembang semakin baik, mata uang seri ini memiliki permukaan yang kasar atau timbul pada bagian garis-
garis gambarnya dan watermark perpaduan garis yang membedakan uang asli atau palsu. Uang Republik Indonesia emisi tokoh dan ragam hias dicetak di Percetakan
Thomas De La Rue Co. Ltd yang berada di London dan Dicetak di Percetakan Jon. Enschede En Zonen, Percetakan Kebayoran dengan desain yang sangat baik
dan memakai pengaman tinta intaglio dan watermark. Pada bulan Mei 1951 pemerintah Republik Indonesia mengumumkan
rencana nasionalisasi De Javasche Bank yang akan berganti nama menjadi Bank Indonesia, pembahasan rencana undang-undang Bank Indonesia dimulai pada