tenun ikat. Pada bagian tengah dan latar belakang terdapat gambar ornamen berupa garis-garis seperti motif kalimantan, pada kedua sisinya tertulis angka 500
dan perpaduan garis-garis sebagai latar belakangnya, dibagian bawah tertulis lima ratus rupiah dihiasi ornamen yang membentuk gelombang pada kedua sisinya,
pada bagian tengah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia, bagian atasnya terdapat nomor seri dikedua sisinya. Pada nominal ini
jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan lima ratus
rupiah ini mempunyai ukuran panjang 150 mm dan lebar 90 mm, nominal lima ratus rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Indra Kasoema sebagai Direktur Bank
Indonesia dan Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Gubernur Bank Indonesia pada waktu itu. Dicetak di Percetakan Jon Enschede En Zonen, Percetakan
Kebayoran.
g. Mata Uang Emisi Tokoh dan Ragam Hias Seribu Rupiah
Mata uang emisi tokoh dan ragam hias nominal seribu rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik
cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada
permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 55: Seribu Rupiah Emisi Tokoh dan Ragam Hias
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 325 Pecahan mata uang tokoh dan ragam hias dengan nominal seribu rupiah
lihat pada gambar 55 memiliki nomor seri berupa enam angka dan tiga atau dua huruf yang ditulis diatas. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-
tahun sebelumnya. Penulisan nomor seri ini ditulis diatas dibagian kiri dan kanan ditulis dibagian belakang mata uang, pada bagian depan tertulis tiga atau dua
huruf yang berukuran sama besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata uang ini menggunakan vareasi warna, warna yang digunakan dalam mata uang ini
antara lain warna merah, biru, hijau, coklat dan memiliki warna dasar putih.
Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa gambar ornamen perpaduan garis-garis yang mengelilingi bagian tengah
yang meyerupai bingkai. Pada bagian kanan dan kiri mata uang terdapat ornamen pohon yang distilisasi, pada bagian kiri tengahnay terdapat tanda tangan Direktur
bagian atasnya tertulis angka 1000, pada bagian kanan mata uang dibagian tengahnya terdapat tanda tangan Gubernur dibawahnya terdapat angka 1000, pada
bagian tengah terdapat gamar patung candi yang tergambar bagian kepalanya saja, stilisasi pohon, ular dan burung sebagai latar belakang mata uang ini. Bagian sisi
kanan bawah tertulis 1952 dan sisi kiri bawah tertulis angka 100 dan tertulis seribu rupiah diantaranya, bagian atas mata uang tertulis Bank Indonesia sebagai
ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia. Bagian belakang mata uang sebelah kiri dan kanan terdapat gambar
ornamen berupa perpaduan garis-garis yang membentuk lingkaran pada bagian bawahnya dibalut dengan bentuk bendera atau kain tertulis angka 100 pada kedua
sisi bagian bawahnya. Pada bagian tengah terdapat ornamen stilisasi pohon, daun dan bunga didalam lingkaran dihiasi ornamen stilisasi daun dikedua sisinya, pada
bagian bawah terdapat motif tumpal, kedua sisi bagia atas tertulis angka 1000 dan nomor seri, pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan
Republik Indonesia, pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis
mata uang lainnya. Pecahan seribu rupiah ini mempunyai ukuran panjang 149 mm dan lebar 90 mm, nominal seribu rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Indra
Kasoema sebagai Direktur Bank Indonesia dan Mr. Sjafruddin Prawiranegara
sebagai Gubernur Bank Indonesia pada waktu itu. Dicetak di Percetakan Jon. Enschede En Zonen, Percetakan Kebayoran.
9. Mata Uang Republik Indonesia Emisi Penduduk Indonesia Tahun 1954
Uang Republik Indonesia emisi penduduk Indonesia mempunyai pecahan yang beredar pada waktu itu diantaranya pecahan tersebut yaitu 1 rupiah, dan 2
1 2
Rupiah. Semua pecahan hanya bertuliskan tahun 1954 dan ditanda tangani oleh Dr. Ong Eng Die selaku Menteri Keuangan pada waktu itu. Uang-uang seri ini
mempunyai pengaman yang baik dan desain yang berkembang semakin baik, mata uang seri ini memiliki permukaan yang kasar atau timbul pada bagian garis-
garis gambarnya yang membedakan uang asli atau palsu. Uang Republik Indonesia emisi penduduk Indonesia dicetak di Percetakan Kebayoran dengan
desain yang sangat baik dan memakai pengaman tinta intaglio dan serat halus. Gambar atau visual pada mata uang emisi penduduk Indonesia digambar
atau didesain oleh Abdulsalam, Oesman Effendi sekaligus sebagai pembuat plat master atau acuan cetakan dengan menggunakan teknik engraving dalam
pencetakan uang emisi penduduk Indonesia. Teknik engraving pada penduduk Indonesia mengalami perkembangan yang lebih baik hal itu bisa dilihat dihasil
cetakan dan kerapihan gambarnya, berdasarkan hasil wawancara kepada Mujirun pada tanggal 13-14 Maret 2016.
a. Mata Uang Emisi Penduduk Indonesia Satu Rupiah
Mata uang emisi penduduk Indonesia, nominal satu rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya, teknik cetak
intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak