perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Sebelah kiri dan kanan terdapat gambar burung kakatua dengan posisi gambar saling berlawanan atau
membelakangi. Pada bagian tengah terdapat watermark Garuda Pancasila didalam lingkarannya, pada bagian bawah terdapat ornamen stilisasi daun dan undang-
undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai
pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan sepuluh rupiah ini mempunyai ukuran panjang 133 mm dan lebar 68 mm, nominal sepuluh rupiah ini
ditanda tangani oleh Mr. Loekman Hakim selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak
di Percetakan Thomas De La Rue Company.
c. Mata Uang Emisi Bunga dan Burung Dua Puluh Lima Rupiah
Mata uang emisi bunga dan burung nominal dua puluh lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik
cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada
permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat
sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 76: Dua Puluh Lima Rupiah Emisi Bunga dan Burung
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 368 Pecahan mata uang emisi bunga dan burung dengan nominal dua puluh
lima rupiah lihat pada gambar 76 memiliki nomor seri berupa lima angka, satu, dua atau tiga huruf dan dua angka yang ditulis dibelakang huruf. Ditulis diatas
bagian depan mata uang, ditulis dikedua sisi bagian atas dan bawah. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan
tertulis dua huruf yang berukuran sama besar dengan satu nomor dibagian belakangnya, nomor awal pada penulisan nomor seri ditulis sesuai dengan
nominal mata uang untuk uang dengan nominal dua puluh lima rupiah ditulis angka 25 untuk awal penomoran berukuran lebih besar dengan nomor
didepannya. Pada nominal mata uang ini warna dominan hijau, pada bagian belakang dominan warna biru dan memiliki warna dasar putih.
Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa gambar ornamen stilisasi daun yang berada dibagian bawah dan kanan
mata uang ketiga sisinya tertulis angka 25. Pada bagian kiri terdapat gambar bunga teratai pada bagian bawahnya terdapat nomor seri, bagian kanan mata uang
tertulis dua puluh lima rupiah dibagian atasnya terdapat nomor seri, pada bagian tengah terdapat watermark Garuda Pancasila didalam lingkaran dihiasi stilisasi
daun pada bagian sisinya pada bagian bawah tertulis Djakarta 1 Djanuari 1959 terdapat tanda tangan Gubernur dan Direktu. Bagian atas mata uang tertulis Bank
Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia.
Bagian belakang mata uang, sebelah kiri dan kanan terdapat ornamen stilisasi daun dan bunga pada bagian bawahnya terdapat perpaduan garis yang
membentuk lingkaran-lingkaran kecil tersusu secara horizontal atau sejajar sisi diagonalnya tertulis angka 25. Pada bagian kiri dan kanan mata uang terdapat
gambar burung bangau dengan posisi gambar saling berhadapan, pada bagian tengah terdapat watermark Garuda Pancasila didalam lingkaran, pada bagian
bawah terdapat gambar danau, rumah tradisional rumah apung dan undang- undang hukum keuangan Republik Indonesia pada bagian bawahnya. Pada
nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya.
Pecahan dua puluh lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 141 mm dan lebar
73 mm, nominal dua puluh lima rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Loekman Hakim selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur
Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Company.
d. Mata Uang Emisi Bunga dan Burung Lima Puluh Rupiah
Mata uang emisi bunga dan burung nominal lima puluh rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik
cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada
permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat
sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan