ORI Ketiga Seratus Rupiah

d. ORI Ketiga Seratus Rupiah

Oeang Repoeblik Indonesia ketiga, nominal seratus rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya. Teknik cetak pada ORI ketiga sama dengan teknik cetak yang digunakan di ORI pertama dan ORI kedua. Tampak depan Tampak belakang Gambar 34: ORI Ketiga Seratus Rupiah Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 155 Pecahan mata uang ORI ketiga dengan nominal seratus rupiah lihat pada gambar 34 memiliki nomor seri yang sama yaitu SDA1 dan mempunyai dua variasi warna. Warna dasar putih dan warna gambar coklat pada nominal ini tidak memiliki nomor urut seri akan tetapi ditulis sama pada tiap lembarnya. Warna yang digunakan untuk penomoran sama dengan warna yang digunakan sebagai warna gambar pada mata uang. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa stilisasi ular yang mengelilingi bagian tengah yang meyerupai bingkai. Pada bagian kiri mata uang terdapat gambar Ir. Soekarno didalam baguan datar oval perpaduan garis diagonal sebagai latar belakang gambar bagian bawahnya tertulis nomor seri, pada bagian sebelah kanan mata uang tertulis angka 100 diantara kedua tanduk banteng bagian bawahnya terdapat gambar keris perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Pada bagian tengah mata uang terdapat tulisan seratus rupiah. Pada bagian bawah terdapat tanda tangan Menteri Keuangan pada bagian atasnya tertulis tanda pembajaran jang sah, nomor seri dan tertulis Republik Indonesia sebagai tanda atau ciri bahwa uang tersebut terbitan Bangsaa Indonesia. Gambar stilisasi sayap terlihat samar-samar berada di bagian tengah sebagai latar belakangnya dan perpaduan garis berada sisinya. Bagian belakang mata uang menggunakan gambar ornamen perpaduan garis-garis yang mengelilingi bagian tengah meyerupai bingkai. Pada keempat sisinya terdapat perpaduan garis yang meyerupai bentuk bunga pada sisi diagonal berbentuk sama. Pada sisi sebelah kiri dan kanan mata uang terdapat undang- undang hukum keuangan Republik Indonesia perpaduan garis bergelombang mengelilingi bagian tengah, bagian tengah mata uang tertulis seratus rupiah angka 100 berada dibelakangnya perpaduan bergelombang sebagai latar belakangnya. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan seratus rupiah ini mempunyai ukuran panjang 174 mm dan lebar 85mm, nominal seratus rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. A. A Maramis selaku Menteri Keuangan pada saat itu.

e. ORI Ketiga Dua Ratus Lima Puluh Rupiah

Oeang Repoeblik Indonesia ketiga, nominal dua ratus lima puluh rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset. Teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya. Teknik cetak pada ORI ketiga sama dengan teknik cetak yang digunakan di ORI pertama dan ORI kedua. Tampak depan Tampak belakang Gambar 35: ORI Ketiga Dua Ratus Lima Puluh Rupiah Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 156 Pecahan mata uang ORI ketiga dengan nominal dua ratus lima puluh rupiah lihat pada gambar 35 memiliki nomor seri berupa enam angka dan dua huruf, enam angka ini diawali dengan angka 0 sampai 9. Kedua hurufnya adalah jenis huruf besar, huruf awal dan akhir pada seri ini menggunakan huruf A sampai Z dan mempunyai dua variasi warna. Warna dasar putih dan warna gambar hitam. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa stilisasi daun dan perpaduan garis-garis yang mengelilingi bagian tengah yang meyerupai bingkai. Pada ketiga sisinya tertulis angka 250 perpaduan garis bergelombang sebagai latar belakangnya pada sisi kiri atas mata uang terdapat logo RI. Pada bagian kiri mata uang terdapat gambar Ir. Soekarno didalam bidang datar oval bagian latar belakangnya tertliah samar-samar, disebelah kanan mata uang terdapat aktifitas masyarakat yang sedang memanen padi di daerah pegunungan. Dibagian tengah mata uang tertulis dua ratus lima puluh rupiah pada bagian bawah terdapat tanda tangan Menteri Keuangan dan nomor seri mata uang