ORI Ketiga Dua Ratus Lima Puluh Rupiah

Keuangan pada waktu itu. Uang-uang seri ini tidak mempunyai pengaman yang baik, hanya kualitas kertas dan rahasia pada kode kontrol nomor seri saja yang membedakan uang asli atau palsu. Uang Republik Indonesia keempat dicetak di Percetakan uang Republik Indonesia, Kanten. Desain atau visual yang mulai berkembang dengan baik dan memakai pengaman cetak halus dan kode kontrol. Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda merebut Yogyakarta kembali sehingga kantor pusat bank sentral Republik Bank Negara Indonesia kembali menjadi ke De Javasche Bank dan kantor DJB juga dibuka kembali di Surakarta dan Kediri. Gambar atau visual pada mata uang ORI ketiga, digambar atau didesain oleh Abdulsalam dan Oesman Effendi sekaligus sebagai pembuat plat master atau acuan cetakan dengan menggunakan teknik engraving, dalam pencetakan uang ORI keempat. Teknik engraving pada ORI keempat mengalami perkembangan yang lebih baik hal itu bisa dilihat dihasil cetakan dan kerapihan gambarnya. Berdasarkan hasil wawancara kepada Mujirun pada tanggal 13-14 Maret 2016.

a. ORI Keempat Empat Puluh Rupiah

Oeang Repoeblik Indonesia keempat, nominal empat puluh rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset. Teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya. Teknik cetak pada ORI keempat sama dengan teknik cetak yang digunakan di ORI pertama, ORI kedua dan ORI ketiga. Tampak depan Tampak belakang Gambar 36: ORI Keempat Empat Puluh Rupiah Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 160 Pecahan mata uang ORI ketiga dengan nominal empat puluh rupiah lihat pada gambar 36 memiliki nomor seri dua huruf, kedua hurufnya adalah jenis huruf besar. Huruf awal dan akhir pada seri ini menggunakan huruf A sampai Z kecuali huruf J tidak dipergunakan dalam nomor seri mata uang ini dan mempunyai warna dasar putih, warna gambarnya coklat dibagian belakang mata uang ini berwarna hijau. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa perpaduan garis-garis yang mengelilingi bagian tengah yang meyerupai bingkai, pada keempat sisinya tertulis angka 40 didalam lingkaran. Sebelah kiri mata uang terdapat gambar Ir. Soekarno didalam bangun datar oval perpaduan titik dan garis sebagai latar belakang gambar bagian bawah terdapat kode seri mata uang, pada bagian sebelah kanan mata uang terdapat gambar wanita yang sedang menenun pada bagian atasnya dihiasi perpaduan titik, garis dan terdapat kode seri mata uang, dibagian tengah mata uang terdapat tulisan empat puluh rupiah yang berada didalam ornamen sitilisasi daun bagian bawahnya terdapat tanda tangan Menteri Keuangan. Pada bagian atasnya tertulis tanda pembajaran jang sah dan Republik Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bangsaa Indonesia. Bagian belakang menggunakan ornamen berupa perpaduan garis bergelombang yang mengelilingi bagian tengah meyerupai bingkai, pada keempat sisinya tertulis angka 40 didalam lingkaran. Pada bagian kiri mata uang terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia dengan dihiasi perpaduan garis dibagain sisinya, sebelah kanan mata uang terdapat tulisan angka 40 pada bagian bawahnya tertulis rupiah yang berada didalam lingkaran dengan dihiasi perpaduan garis disisinya dan perpaduan garis vertikal sebagai latar belakangnya. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan empat puluh rupiah ini mempunyai ukuran panjang 140 mm dan lebar 81