dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan dua puluh lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 146
mm dan lebar 73 mm, nominal dua puluh lima rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Soetikno Slamet selaku Gubernur Bank Indonesia dan Mr. Indra Kasoema selaku
Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Mata uang ini dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co. Ltd.
d. Mata Uang Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional Lima Rupiah
Mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tardisional nominal lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya.
Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada
permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat
sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 84: Lima Puluh Rupiah Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 381 Pecahan mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tradisional dengan
nominal lima puluh rupiah lihat pada gambar 84 memiliki nomor seri berupa lima angka dan dua huruf. Lima angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis
diatas dan dibawah bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya, penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya, pada bagian depan
tertulis dua huruf yang berukuran sama besar dengan lima nomor dibagian belakangnya. Pada nominal mata ini memiliki warna dominan biru, memiliki
warna dasar putih. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini
berupa gambar ornamen perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah. Pada bagian kanan terdapat gambar ornamen stilisasi
pohon, daun, bunga dan terdapat logo BI perpaduan garis-garis sebagai latar belakangnya, bagian bawahnya tertulis lima puluh rupiah ornamen stilisasi daun,
bunga dan manuasia tersusun secara horizontal sebagai latar belakangnya, bagain atasnya tertulis angka 1960. Pada bagian kiri terdapat gamabar Ir. Soekarno,
ornamen pohon sebagai latar belakangnya tertulis angka 50 perpaduan garis
sebagai latar belakangnya berada dibagain atasnya, pada bagian tengah terdapat gambar Garuda Pancasila dan watermark Ir. Soekarno atau kepala banteng
didalamnya bagian bawah terdapat tanda tangan Gubernur dan Direktur. Bagian atas mata uang tertulis Bank Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang
tersebut terbitan Bank Indonesia. Bagian belakang mata uang terdapat gambar ornamen perpaduan garis-
garis yang mengelilingi bagian tengah mata uang. Sisi diagonalnya tertulis angka 50 bagian kiri dihiasi perpaduan garis sebagai latar belakangnya bagian bawahnya
tertulis lima puluh rupiah didalam bangun datar kotak dihiasi lingkatan kecil dibagian tepinya. Pada bagian kanan terdapat gambar penari wanita Bali bagian
latar belakang terdapat gambar dua laki-laki Bali yang sedang bermain musik terdapat nomor seri dibagian atasnya, pada bagian tengah terdapat watermark Ir.
Soekarno didalamnya terdapat nomor seri pada bagian atasnya, pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada
nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya.
Pecahan lima puluh rupiah ini mempunyai ukuran panjang 152 mm dan lebar 77 mm, nominal lima puluh rupiah ini ditanda tangani oleh Mr. Soetikno Slamet
selaku Gubernur Bank Indonesia dan Mr. Indra Kasoema selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Mata uang ini dicetak di Percetakan Kebayoran.
e. Mata Uang Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional Seratus Rupiah
Mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tardisional nominal seratus rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang
gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik
cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau
kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang
dibuat sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 85: Seratus Rupiah Emisi Ir. Soekarno dan Penari Tradisional
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 385 Pecahan mata uang emisi Ir. Soekarno dan penari tradisional dengan
nominal seratus rupiah lihat pada gambar 85 memiliki nomor seri berupa enam