Mata Uang Emisi Satwa Liar Sepuluh Rupiah

sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan Tampak belakang Gambar 60: Dua Puluh Lima Rupiah Emisi Satwa Liar Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 331 Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal dua puluh lima rupiah lihat pada gambar 60 memiliki nomor seri berupa lima angka, satu, dua atau tiga huruf dan dua angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf yang berukuran sama besar dengan dua nomor dibagian belakangnya, nomor awal pada penulisan nomor seri ditulis sesuai dengan nominal mata uang untuk uang dengan nominal dua puluh lima rupiah ditulis angka 25 untuk awal penomoran berukuran lebih besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata uang ada dua warna yang dicetak, warna pertama memiliki warna dominan hijau, memiliki warna dasar putih dan warna kedua memilikai warna dominan coklat, memliki warna dasar putih. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa gambar ornamen perpaduan garis-garis yang mengelilingi bagian tengah, kedua sisi bagian bawah tertulis angka 25 didalam bangun datar kotak. Pada bagian kanan dan kiri mata uang terdapat ornamen barong dan stilisasi daun dan bunga, pada bagian kiri terdapat gambar hewan badak didalam lingkaran dihiasi perpaduan garis pada sisinya, sebelah kanan mata uang tertulis dua puluh lima Rupiah, pada bagian tengah terdapat watermark Pangeran Diponegoro pada bagian sisi-sisinya dihiasi dengan ornamen perpaduan garis-garis, bagian bawah terdapat tanda tangan Direktur dan Gubernur. Bagian atas mata uang tertulis Bank Indonesia sebagi ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia dengan dihiasi perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Bagian belakang mata uang sebelah kiri dan kanan terdapat gambar ornamen stilisasi daun dan terdapat perpaduan garis-garis yang mengelilingi bagian tengah meyerupai bingkai, kedua sisi bagian bawah tertulis 25. Pada bagian tengah terdapat gambar rumah adat batak nomor seri berada dikedua sisi bagian atasnya, pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan dua puluh lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 144 mm dan lebar 72 mm, nominal dua puluh lima rupiah ini ditanda tangani oleh Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co.

d. Mata Uang Emisi Satwa Liar Lima Puluh Rupiah

Mata uang emisi satwa liar nominal lima puluh rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan