314
BAB IV SENI
ENGRAVING MATA UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA MASA PASCA KEMERDEKAAN TAHUN 1945-1965
A. Desainer dan Engraver Indonesia Pada Masa Pasca Kemerdekaan Tahun
1945-1965
Penelitian dilakukan di museum Bank Mandiri, museum Bank Indonesia dan dikediaman seniman engraving mata uang Republik Indonesia yang berlokasi
di DKI Jakarta, museum adalah salah satu tujuan wisata mengenai sejarah, khusus di museum Bank Mandiri dan Bank Indonesia meyimpan koleksi sejarah tentang
keuangan dan perbangkan, salah satu koleksi museum yang penulis teliti adalah bentuk visual atau gambar mata uang Republik Indonesia dan alat-alat yang
dipergunakan untuk proses pembuatan mata uang Republik Indonesia pada tahun 1945 sampai tahun 1965.
Pada masa awal kemerdekaan mata uang yang beredar di Republik Indonesia berbagai macam jenis dan terbitannya diantaranya mata uang terbitan
Belanda, Jepang dan Indonesia, banyak desainer dan engraver yang terlibat dalam pembuatan mata uang yang beredar di Indonesia, akan tetapi peneliti
mengfokuskan kepada desainer dan engraver Indonesia pada masa awal kemerdekaan tahun 1945 sampai tahun 1965. Desainer mata uang Delinavit
adalah orang yang membuat desain atau rancangan awal mata uang, bahan yang digunakan, yaitu kertas gambar. Sedangkan engraver adalah orang yang membuat
master atau acuan cetakan mata uang dengan teknik engraving, bahan yang digunakan, yaitu plat logam. Plat hasil engraving sering disebut juga dengan plat
engraving. Dirangkum berdasarkan hasil wawancara kepada sejarawan Bank Mandiri Faisal Rahman, sejarawan Bank Indonesia Agus Santoso, Yoga dan
Yiyok dan Mujirun sebagai seniman engraving mata uang Republik Indonesia pada tanggal 4-14 Maret 2016. Adapun desainer dan engraver Indonesia
diantaranya yaitu:
1. Abdulsalam
Gambar 2: Abdulsalam
Sumber: https:aggosstudioart.files.worddpress.com Abdulsalam lahir di Sumpyuh Banyumas 9 April 1913, setelah
meyelesaikan pendidikan mulo-B di Bandung tahun 1930 Abdulsalam kemudian melanjutkan pendidikan di School Voor Beeldende Kunsten di Batavia Jakarta
dibawah pimpinan P. Pijpers, tahun 1939 ikut bergabung dalam Persagi Persatuan Akhli Gambar Indonesia pimpinan S. Sudjojono di Batavia. Tahun
1947 masuk persatuan SIM Seniman Indonesia Muda di Surakarta. Abdulsalam adalah seorang pionir dalam bidang seni ilustrasi grafis di Indonesia, karya
pertamanya berupa cukilan kayu kemudian etsa sejak jaman Revolusi fisik tahun
1945. setelah proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia Abdulsalam terpilih untuk membidangi pembutan uang Republik Indonesia pertama oleh
Menteri keuangan waktu itu dipimpin oleh Mr A. A Maramis, pada waktu itu uang yang dikenal disebut dengan uang ORI Oeang Repoeblik Indonesia,
Abdulsalam juga sebagai engraver pertama yang dimiliki oleh Republik Indonesia.
2. Oesman Effendi
Gambar 3: Oesman Effendi
Sumber: https:id.wikipedia.org Oesman Effendi lahir di Padang, Sumatera Barat
tanggal 28 Desember 1919, Oesman Effendi adalah seorang pelukis asal Indonesia. Oesman Effendi
banyak menghasilkan karya-karya abstrak konstruktif dengan guratan garis lengkung dan berwarna cerah. Dikalangan seniman Oesman Effendi lebih akrab
dipanggil OE. Oesman Efendi merupakan pelukis otodidak yang belajar melukis tanpa melalui pendidikan formal. Oesman Effendi menekuni seni melukis sejak
bergabung dengan sanggar Seniman Indonesia Muda di Surakarta pada tahun
1947. Selain melukis Oesman Effendi juga bekerja sebagai illustrator sampul buku dan menulis tentang kebudayaan dan kesenian di berbagai media.
Disamping itu Oesman Effendi juga menjadi dosen di Balai Budaya pada tahun 1950, di Universitas Tarumanegara 1970-1971, serta pada Akademi Seni Rupa
LPKJ Jakarta tahun 1972. Oesman Effendi pernah menjabat sebagai ketua Dewan Kesenian Jakarta, pendiri Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta, Taman Ismail
Marzuki dan Mesjid Amir Hamzah. Oesman Effendi tercatat sebagai pemegang Diploma Akademi Delia Art Disegno Firenze Italia tahun 1974 dan juga
memperoleh penghargaan tertinggi Seni Lukis Terbaik untuk kelas Indonesia tahun 1976. Oesaman Efendi adalah desainer uang satu angkatan dengan
Abdulsalam, pada tahun 1951 Oesman Effendi dan Abdulsalam dikirim oleh Bank Indonesia
ke Belanda untuk mempelajari cara-cara membuat ilustrasi pada uang
kertas.
3. Jurnalies
Gambar 4: Junalies
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 492