Mata Uang Emisi Satwa Liar Lima Puluh Rupiah

sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan Tampak belakang Gambar 62: Seratus Rupiah Emisi Satwa Liar Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 332 Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal seratus rupiah lihat pada gambar 62 memiliki nomor seri berupa lima angka, satu, dua atau tiga huruf dan tiga angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf yang berukuran sama besar dengan tiga nomor dibagian belakangnya, nomor awal pada penulisan nomor seri ditulis sesuai dengan nominal mata uang untuk uang dengan nominal seratus rupiah ditulis angka 100 untuk awal penomoran berukuran lebih besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata uang ini memiliki warna dominan biru dan bagian belakang warna merah, memiliki warna dasar putih. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa gambar ornamen perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah kedua sisi bagian bawah tertulis angka 100. Pada bagian kiri terdapat gambar hewan tupai didalam lingkaran dengan dihiasi stilisai dan perpduan garis pada bagian tepinya, pada bagian kanan terdapat watermark Pangeran Diponegoro didalam lingkaran, bagian sisi-sisinya dihiasi dengan ornamen perpaduan garis, pada bagian tengah mata uang tertulis seratus rupiah, bagian bawah terdapat stilisasi daun dan buah tanda tangan Direktur dan Gubernur berada dibawahnya. Bagian atas mata uang tertulis Bank Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia. Bagian belakang mata uang sebelah kiri dan kanan terdapat gambar ornamen stilisasi daun dan terdapat perpaduan garis-garis yang meyerupai gapura atau gerbang kedua sisi bagian bawah tertulis angka 100 didalam bangun datar kotak. Pada bagian tengah terdapat gambar Istana Bogor, pada bagian kiri mata uang terdapat watermark Pangeran Diponegoro didalam lingkaran dan pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan seratus rupiah ini mempunyai ukuran panjang 156 mm dan lebar 80 mm, nominal seratus rupiah ini ditanda tangani oleh Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co.

f. Mata Uang Emisi Satwa Liar Lima Ratus Rupiah

Mata uang emisi satwa liar nominal lima ratus rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan