Mata Uang Emisi Tokoh dan Ragam Hias Seribu Rupiah

sebagai Gubernur Bank Indonesia pada waktu itu. Dicetak di Percetakan Jon. Enschede En Zonen, Percetakan Kebayoran.

9. Mata Uang Republik Indonesia Emisi Penduduk Indonesia Tahun 1954

Uang Republik Indonesia emisi penduduk Indonesia mempunyai pecahan yang beredar pada waktu itu diantaranya pecahan tersebut yaitu 1 rupiah, dan 2 1 2 Rupiah. Semua pecahan hanya bertuliskan tahun 1954 dan ditanda tangani oleh Dr. Ong Eng Die selaku Menteri Keuangan pada waktu itu. Uang-uang seri ini mempunyai pengaman yang baik dan desain yang berkembang semakin baik, mata uang seri ini memiliki permukaan yang kasar atau timbul pada bagian garis- garis gambarnya yang membedakan uang asli atau palsu. Uang Republik Indonesia emisi penduduk Indonesia dicetak di Percetakan Kebayoran dengan desain yang sangat baik dan memakai pengaman tinta intaglio dan serat halus. Gambar atau visual pada mata uang emisi penduduk Indonesia digambar atau didesain oleh Abdulsalam, Oesman Effendi sekaligus sebagai pembuat plat master atau acuan cetakan dengan menggunakan teknik engraving dalam pencetakan uang emisi penduduk Indonesia. Teknik engraving pada penduduk Indonesia mengalami perkembangan yang lebih baik hal itu bisa dilihat dihasil cetakan dan kerapihan gambarnya, berdasarkan hasil wawancara kepada Mujirun pada tanggal 13-14 Maret 2016.

a. Mata Uang Emisi Penduduk Indonesia Satu Rupiah

Mata uang emisi penduduk Indonesia, nominal satu rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya, teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri. Teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya. Tampak depan Tampak belakang Gambar 56: Satu Rupiah Emisi Penduduk Indonesia Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 326 Pecahan mata uang emisi penduduk Indonesia dengan nominal satu rupiah lihat pada gambar 56 memiliki nomor seri berupa enam angka dan tiga atau dua huruf yang ditulis diatas, penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun- tahun sebelumnya. Penulisan nomor seri ini ditulis dibawah dibagian kiri dan kanan ditulis dibagian belakang mata uang, pada bagian depan tertulis tiga atau dua huruf yang berukuran sama besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata uang ini warna dominan biru dan memiliki warna dasar putih. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa motif tumpal pada bagian bawahnya. Pada bagian kanan mata uang terdapat gambar wanita yang memakai sangul dikepalanya didalam bangun datar oval latar belakangnya terlihat samar-samar. Pada bagian kiri mata uang angka 1 dengan perpaduan garis sebagai latar belakangnya, pada bagian tengah terdapat gambar ornamen stilisasi pohon,bunga, daun dan burung yang saling behadapan dikedua sisinya. Bagian bawahnya tertulis angka 1954 dan terdapat tanda tangan Menteri Keuangan, pada bagian atasnya tertulis satu rupiah, tanda pembajaran jang sah dan tertulis Republik Indonesia hal ini dimaksud sebagai ciri atau sombol bahwa mata uang tersebut terbitan Bangsa Indonesia. Bagian belakang mata uang sebelah kiri dan kanan terdapat gambar ornamen berupa perpaduan garis-garis yang membentuk lingkaran dan tertulis angka 1. Pada bagian tengah terdapat gambar burung Garuda Pancasila sebelah kiri dan kanannya terdapat ornamen stilisasi daun dan bunga, pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan satu rupiah ini mempunyai ukuran panjang 130 mm dan lebar 60 mm, nominal seribu rupiah ini ditanda tangani oleh Dr. Ong Eng Die selaku Menteri Keuangan pada waktu itu. Dicetak di Percetakan Kebayoran. Mata uang ini dicetak kembali pada tahun 1956 yang membedakan tanda tangan pada mata uang, pada tahun 1956 ditanda tangani oleh Mr. Jusuf Wibisono selaku Menteri Keuangan pada waktu itu.

b. Mata Uang Emisi Penduduk Indonesia Dua Setengah Rupiah

Mata uang emisi penduduk Indonesia, nominal dua setengah rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri. Teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya, teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya. Tampak depan