Mata Uang Emisi Penduduk Indonesia Dua Setengah Rupiah

selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Uang-uang seri ini mempunyai pengaman yang baik dan desain yang berkembang semakin baik, mata uang seri ini memiliki permukaan yang kasar atau timbul pada bagian garis- garis gambarnya yang membedakan uang asli atau palsu. Uang Republik Indonesia emisi satwa liar dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co, dengan desain yang sangat baik dan memakai pengaman teknik cetak intaglio dan watermark Pangeran Diponegoro. Gambar atau visual pada mata uang emusi satwa liar, dibuat atau dikerjakan oleh akhli dari negara Inggris termasuk pembauat plat master atau acuan cetakan dengan menggunakan teknik engraving dan dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co. Gambar atau tema yang dibuat atas dasar persetujuan Ir. Soekarno sebagai presiden pada waktu itu, mata uang Republik Indonesia yang dicetak dengan teknik cetak intaglio, teknik cetak ini yang dijadikan salah satu pengaman mata uang supaya sukar untuk dipalsukan karena permukaan yang dihasilkan bertekstur atau kasar. Berdasarkan hasil wawancara kepada Mujirun pada tanggal 13-14 Maret 2016.

a. Mata Uang Emisi Satwa Liar Lima Rupiah

Mata uang emisi satwa liar, nominal lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan Tampak belakang Gambar 58: Lima Rupiah Emisi Satwa Liar Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 329 Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal lima rupiah lihat pada gambar 58 memiliki nomor seri berupa lima angka, satu, dua atau tiga huruf dan satu angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf yang berukuran sama besar dengan dua nomor dibagian belakangnya, nomor awal pada penulisan nomor seri ditulis sesuai dengan nominal mata uang untuk uang dengan nominal lima rupiah ditulis angka 5. Awal penomoran berukuran lebih besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata uang ini warna dominan hijau dan memiliki warna dasar hijau. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa gambar ornamen stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah seperti bingkai kedua sisi bagian bawah tertulis angka 5 didalam bangun datar kotak. Pada bagian kanan mata uang tertulis lima rupiah dengah dihiasi ornamen stilisasi daun diatas dan bawahnya, pada bagian kiri terdapat gambar hewan owa Jawa yang berada didalam bangun datar oval dihiasi ornamen pada tepinya, pada bagian tengah tredapat watermark Pangeran Diponegoro didalam lingkaran bagian sisi- sisinya dihiasi dengan ornamen stilisasi daun. Bagian bawah terdapat tanda tangan Direktur dan Gubernur pada bagian atas tertulis Bank Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia. Bagian belakang mata uang, sebelah kiri dan kanan terdapat gambar ornamen perpaduan kotak-kotak kecil membentuk vertikal tertulis angka 5 pada bagian bawahnya dengan dihiasi ornamen daun dan perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Pada bagian tengah terdapat gambar candi prambanan dan beberapa hewan di halaman candinya, terdapat nomor seri pada bagian kedua sisi atasnya, pada bagian bawah terdapat nominal dan undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan lima rupiah ini mempunyai ukuran panjang 126 mm