Mata Uang Emisi Satwa Liar Lima Rupiah

dan lebar 65 mm, nominal lima rupiah ini ditanda tangani oleh Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co.

b. Mata Uang Emisi Satwa Liar Sepuluh Rupiah

Mata uang emisi satwa liar nominal Sepuluh rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan Tampak belakang Gambar 59: Sepuluh Rupiah Emisi Satwa Liar Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 330 Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal sepulih rupiah lihat pada gambar 59 memiliki nomor seri berupa lima angka, satu, dua atau tiga huruf dan dua angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf yang berukuran sama besar dengan dua nomor dibagian belakangnya, nomor awal pada penulisan nomor seri ditulis sesuai dengan nominal mata uang untuk uang dengan nominal sepulih rupiah ditulis angka 10 untuk awal penomoran berukuran lebih besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata uang ini warna dominan ungu dan memiliki warna dasar coklat. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa gambar ornamen perpaduan garis-garis pada bagian bawah, kedua sisi bagian bawah tertulis angka 10 dibangun datar kotak. Pada bagian kanan dan kiri mata uang terdapat ornamen stilisasi daun bagian kanan tertulis sepuluh rupiah diantara ornamennya. Pada bagian kiri terdapat gambar hewan kijang didalam bangun datar oval dengan dihiasi perpaduan garis pada sisinya, bagian tengah mata uang terdapat watermark Pangeran Diponegoro berbentuk lingkaran bagian sisi-sisinya dihiasi dengan ornamen stilisasi bunga dan daun, bagian bawah mata uang tertulis Bank Indonesia dengan dihiasi perpaduan garis sebagai latar belakangnya, sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia. Terdapat tanda tangan Direktur dan Gubernur dibagian bawahnya. Bagian belakang mata uang sebelah kiri dan kanan terdapat gambar ornamen stilisasi daun, bagian atas terdapat perpaduan garis-garis yang mengelilingi bagian tengah meyerupai bingkai kedua sisi bagian bawah tertulis angka 10 dengan dihiasi perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Pada bagian tengah terdapat gambar lomba perahu kora-kora di danau, pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan sepuluh rupiah ini mempunyai ukuran panjang 132 mm dan lebar 68 mm, nominal sepulih rupiah ini ditanda tangani oleh Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co.

c. Mata Uang Emisi Satwa Liar Dua Puluh Lima Rupiah

Mata uang emisi satwa liar nominal dua puluh lima rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan Tampak belakang Gambar 60: Dua Puluh Lima Rupiah Emisi Satwa Liar Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 331 Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal dua puluh lima rupiah lihat pada gambar 60 memiliki nomor seri berupa lima angka, satu, dua atau tiga huruf dan dua angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf yang