g. Mata Uang Emisi Satwa Liar Seribu Rupiah
Mata uang emisi satwa liar nominal seribu rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak
intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada
permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat
sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 64: Seribu Rupiah Emisi Satwa Liar
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 334
Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal seribu rupiah lihat pada gambar 64 memiliki nomor seri berupa empat angka, satu, dua atau tiga
huruf dan empat angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan
nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf yang berukuran sama besar dengan empat nomor dibagian belakangnya, nomor awal
pada penulisan nomor seri ditulis sesuai dengan nominal mata uang untuk uang dengan nominal seribu ratus rupiah ditulis angka 1000 untuk awal penomoran
berukuran lebih besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata uang ini memiliki warna dominan biru dan bagian belakang warna coklat, memiliki warna
dasar putih. Bagian depan bergambar nominal, ornamen yang digunakan pada pecahan
ini berupa gambar ornamen perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah ketiga sisinya tertulis angka 1000 dihiasi ornamen
stilisasi daun dan perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Pada bagian kiri terdapat gambar hewan gajah didalam lingkaran dihiasi ornamen stilisasi daun dan
perpaduan garis ditepinya, pada bagian kanan terdapat watermark Pangeran Diponegoro didalam lingkaran bagian sisi-sisinya dihiasi dengan ornamen stilisasi
daun, bagian tenga mata uang tertulis seribu rupiah ornamen stilisasi daun sebagai latar belakangnya, bagian bawah terdapat tanda tangan Direktur dan Gubernur
bagian atas mata uang tertulis Bank Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia dihiasi perpaduan garis sebagai latar
belakangnya.
Bagian belakang mata uang terdapat ornamen stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah seperti bingkai kedua sisi bagian bawahnya tertulis
angka 1000. Pada bagian tengah terdapat gambar aktifitas masyarakat nelayan dipesisir pantai dikedua sisi bagian atas terdapat nomor seri, pada bagian kiri mata
uang terdapat watermark Pangeran Diponegoro didalam lingkaran, pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada
nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya.
Pecahan seribu rupiah ini mempunyai ukuran panjang 173 mm dan lebar 89 mm, nominal seribu rupiah ini ditanda tangani oleh Sjafruddin Prawiranegara selaku
Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co.
h. Mata Uang Emisi Satwa Liar Dua Ribu Lima Ratus Rupiah
Mata uang emisi satwa liar nominal dua ribu lima ratus rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik
cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset
menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada
permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat
sebelum proses pencetakan dimulai.
Tampak depan
Tampak belakang
Gambar 65: Dua Ribu Lima Ratus Rupiah Emisi Satwa Liar
Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 335 Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal dua ribu lima ratus
rupiah lihat pada gambar 65 memiliki nomor seri berupa empat angka, satu, dua atau tiga huruf dan empat angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas
bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf
yang berukuran sama besar dengan empat nomor dibagian belakangnya, nomor awal pada penulisan nomor seri ditulis sesuai dengan nominal mata uang untuk
uang dengan nominal dua ribu lima ratus rupiah ditulis angka 2500 untuk awal penomoran berukuran lebih besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata