Mata Uang Emisi Satwa Liar Seratus Rupiah

80 mm, nominal seratus rupiah ini ditanda tangani oleh Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co.

f. Mata Uang Emisi Satwa Liar Lima Ratus Rupiah

Mata uang emisi satwa liar nominal lima ratus rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan Tampak belakang Gambar 63: Lima Ratus Rupiah Emisi Satwa Liar Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 333 Pecahan mata uang emisi satwa liar dengan nominal lima ratus rupiah lihat pada gambar 63 memiliki nomor seri berupa lima angka, satu, dua atau tiga huruf dan tiga angka yang ditulis dibelakang huruf yang ditulis diatas bagian belakang mata uang ditulis dikedua sisinya. Penomoran seri ini berbeda dengan nomor seri tahun-tahun sebelumnya. Pada bagian depan tertulis dua huruf yang berukuran sama besar dengan tiga nomor dibagian belakangnya, nomor awal pada penulisan nomor seri ditulis sesuai dengan nominal mata uang untuk uang dengan nominal lima ratus rupiah ditulis angka 500 untuk awal penomoran berukuran lebih besar dengan nomor didepannya. Pada nominal mata uang ini memiliki warna dominan coklat dan bagian belakang warna hijau, memiliki warna dasar putih. Bagian depan mata uang, ornamen yang digunakan pada pecahan ini berupa gambar ornamen perpaduan garis-garis dan stilisasi daun yang mengelilingi bagian tengah. Ketiga sisi bagian bawah tertulis angka 500 dihiasi ornamen stilisasi daun dan perpaduan garis sebagai latar belakangnya. Pada bagian kiri terdapat gambar hewan harimau didalam lingkaran denga dihiasi stilisasi bunga dan perpaduan garis dibagian tepinya, pada bagian kanan terdapat watermark Pangeran Diponegoro didalam lingkaran. Bagian sisi-sisinya dihiasi dengan ornamen perpaduan garis-garis, bagian tengah mata uang tertulis lima rupiah pada bagian bawahnya terdapat tanda tangan Direktur dan Gubernur. Bagian atas mata uang tertulis Bank Indonesia sebagai ciri atau simbol bahwa mata uang tersebut terbitan Bank Indonesia. Bagian belakang mata uang sebelah kiri dan kanan terdapat gambar ornamen stilisasi daun dan terdapat perpaduan garis-garis yang mengelilingi bagian tengah seperti bingkai. Pada bagian tengah terdapat gambar pemandangan alam berupa pesawahan dan pengembala kerbau kedua sisi bagian atasnya terdapat nomor seri, pada bagian kiri mata uang terdapat watermark Pangeran Diponegoro didalam lingkaran bibagian atasnya terdapat gambar ornamen barong dan pada bagian bawah terdapat undang-undang hukum keuangan Republik Indonesia. Pada nominal ini jenis huruf dan angka yang digunakan harus mudah dipahami atau dibaca karena sebagai pembeda dengan nominal dan jenis mata uang lainnya. Pecahan lima ratus rupiah ini mempunyai ukuran panjang 165 mm dan lebar 84 mm, nominal lima ratus rupiah ini ditanda tangani oleh Sjafruddin Prawiranegara selaku Gubernur Bank Indonesia dan T.R.B. Sabaroedin selaku Direktur Bank Indonesia pada waktu itu selaku. Dicetak di Percetakan Thomas De La Rue Co.

g. Mata Uang Emisi Satwa Liar Seribu Rupiah

Mata uang emisi satwa liar nominal seribu rupiah dicetak dengan menggunakan teknik cetak offset pada latar belakang gambarnya. Teknik cetak intaglio digunakan untuk mencetak gambar utama pada mata uang, teknik cetak tinggi yang digunakan untuk mencetak nomor seri, teknik cetak offset menghasilkan cetakan yang halus atau rata dipermukaan hasil cetakannya sedangkan teknik cetak intaglio menghasilkan cetakan bertekstur atau kasar pada permukaan cetakannya. Teknik cetak tinggi menghasilkan cetakan bertekstur kedalam atau cekung pada permukaannya dan terdapat watermark yang dibuat sebelum proses pencetakan dimulai. Tampak depan Tampak belakang Gambar 64: Seribu Rupiah Emisi Satwa Liar Sumber: Oeang Noesantara, 2015: 334