Teknik Engraving Tinjauan Tentang Seni Engraving

didukung pada sebuah landasan. Perlawanan timbal menyebabkan logam di bawah bagian menorehkan naik dengan permukaan, mengisi alur. x. Steel-plate engraving proses ini menyerupai copper-plate ukiran. y. Stipple dalam ukiran Stipple efeknya diproduksi sendiri oleh titik. lebih dekat, lebih dalam dan lebih besar sesuai dengan kedalaman warna yang dibutuhkan, dibuat di dasar plat dan kikis setelah itu dapat dimodifikasi dan disempurnakan dengan pengukir stippling yang memiliki perut cekung, sehingga untuk membentuk alat lebih vertikal ke bagian plat itu untuk garis engraving Paul N. Hasluck, 1912: 23. z. Stopping out menutupi sebagian plat terukir dengan komposisi ground terhadap asam adalah Stopping out . Protions reamining yang diperdalam dengan mengulangi merekatkan sampai warna kedua dicapai, bagian-bagian yang kemudian Stopping out. Setiap proses stoping dan merekatkan memberikan warna yang berbeda.

E. Teknik Cetak

Proses akhir dalam pengerjaan engraving untuk mata uang hasil akhirnya menggunakan teknik cetak, teknik cetak yang digunakan dalam proses pembuatan mata uang Republik Indonesia menggunakan tiga jenis teknik cetak, teknik cetak ini menghasilkan bentuk dan terktur yang berbeda-beda. Ketiga teknik tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Cetak Intaglio Intaglio adalah salah satu teknik dalam ranah cetak konvensional. Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai teknik cetak dalam karena secara garis besar teknik ini mengandalkan cerukan pada plat. Cerukan tersebut nantinya diisi dengan tinta cetak yang nantinya dicetak menggunakan mesin press Puja Anindita 2014: 6. Lukisan-lukisan intaglio telah dianggap sebagai salah satu seni grafis elit, pembawaan garis-garis ukiran yang tepat, bidang gambar yang kaya dan bisa dirasakan atau bertektur. Kata intaglio berasal dari bahasa Italia yang berarti mengulir atau menggores Donald Saff dan Deli Sacilotto, 1977: 209. Dalam lukisan intaglio, suatu bentuk gambar cetak dibuat dengan cara menekan kertas diatas plat cetak bergambar yang diolesi tinta. Lukisan pada cetak plat ini dibuat dengan cariran asam atau dengan torehan dan goresan langsung pada logam. Menurut Donald Saff dan Deli Sacilotto 1977: 210 Ada beberapa macam lukisan intaglio diantaranya, yaitu drypoint, engraving, mezzotint, etsa dan aquatint. Teknik untuk membuat plat intaglio dibagi dalam dua katagori dasar yang pertama teknik etsa dengan menggunakan cairan asam dan yang kedua teknik ukir dengan menggunakan alat-alat ukir. 2. Cetak Offset Menurut Mike Susanto 2011: 281 offset adalah reproduksi dengan memakai media. Cetak offset adalah suatu teknik mencetak dengan menggunakan pelat yang datar sebagai acuan cetak. Berdasarkan cara pemasukan material kertas yang akan di cetak, mesin cetak offset dapat dibagi dua: a. Mesin cetak lembaran sheet fed yaitu mesin cetak yang menggunakan kertas lembaran. b. Mesin cetak gulungan Web fed yaitu mesin cetak yang menggunakan kertas roll atau gulung. 3. Cetak Tinggi linotype Cetak tinggi adalah proses cetak menggunakan permukaan timbul atau menonjol. Pada cetak tinggi huruf-huruf teks dan gambar-gambar adalah lebih tinggi dari-pada unsur-unsur yang tidak mencetak. Rol-rol tinta hanya menyentuh bagian-bagian yang tinggi dan menintainya. Tulisan atau gambar-gambar kemudian dipindahkan langsung ke atas kertas atau ke atas bahan lainnya dengan tekanan yang kuat Danton Sihombing, 2001: 8.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yang pertama adalah skripsi yang berjudul “Peranan Soemitro Djojohadikusumo di Bidang Ekonomi Pada Masa Kemerdekaan-Demokrasi Parlementer 1945- 1957” yang ditulis oleh Galuh Yeni Oktora dari Jurusan Pendidikan Sejarah, tahun 2006, FIS, Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi Galuh ini menjelaskan tentang peranan Soemitro Djojohadikusumo dalam membangun perekonomian Indonesia. Skripsi ini memberikan gambaran tentang perekonomian sekitar pemberlakuan ORI yaitu setelah kemerdekaan namun sebelum demokrasi parlementer. Kedua, skripsi yang berjudul “Dinamika Bank Sentral Indonesia 1946- 1968” yang ditulis oleh Handono Adam Sukhajat dari prodi Ilmu Sejarah, tahun 2009, Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini menjelaskan tentang dinamika Bank Sentral Indonesia di awal kemerdekaan dan peranan dari Bank Sentral Indonesia dalam mengatur sirkulasi peredaran uang di masyarakat. Keterkaitan Bank Sentral Indonesia di awal kemerdekaan dengan ORI yaitu peranan Bank Negara Indonesia dalam membantu mengedarkan ORI atau menyebarkan ORI ke berbagai wilayah Indonesia. Ketiga, skripsi yang berjudul Pemberlakuan “Oeang Repoeblik Indonesia dan Pengaruhnya Dalam Bidang Politik dan Ekonomi 1945- 1950” yang ditulis oleh Siti Nur Hadisah Baroroh dari Prodi Pendidikan Sejarah, tahun 2012, Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini menjelaskan tentang pengaruhnya uang Republik Indonesia atau yang bisaa di sebut dengan ORI dalam bidang politik dan ekonomi. Keadaan politik dan ekonomi sekitar pemberlakuan ORI dalam pengeluaran ORI maupun Urinda ditinjau dari segi ekonomi sebagai pembiayaan revolusi. Keempat, skripsi yang berjudul “Pola Keletakan Ragam Hias Pada Mata Uang Koin Masa Klasik: Koleksi Museum Nasional” yang ditulis oleh Hutomo Putera dari Jurusan Departemen Arkeologi, Tahun 2011 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, skripsi ini menjelaskan tentang pola keletakan ragam hias yang terdapat pada mata uang koin pada masa klasik, bentuk ragam hias menunjukan perbedaan makna hiasan dan fungsi dari koin pada masa klasik. Kelima, t esis yang berjudul “Bahasa Rupa Uang Kertas Indonesia Masa Revolusi” yang ditulis oleh Baskoro Suryo Banindro dari Program Penciptaan dan