Mengadakan lomba-lomba di bidang pengelolaan sampah rumah tangga Menyusun struktur organisasi di tingkat RT dengan mempertimbangkan

678 lansia dan anak-anak,serta membangun perpustakaan untuk anak-anak dan lain-lain.

2. Dengan adanya potensi sampah rumah tangga yang bernilai ekonomis, maka

perluadanya peningkatan dukungan pemerintah dan swasta dalam pemasaran hasil daurulang, diantaranya adalah : - Bekerja sama dengan Dinas Pertanian untuk meningkatkan sosialisasi kepadamasyarakat yang bergerak dalam bidang pertanian tentang manfaat dankeunggulan kompos. - Bekerja sama dengan pengusaha tanaman hias yang ada di Kota Tanjungpinang untukmenggunakan hasil pengomposan. - Bekerjasama dengan produsen untuk membeli sampah-sampah yang dapatdigunakan untuk memenuhi kebutuhan di sektor industri. Mengingat KotaTanjungpinang ini mempunyai kawasan industri yang bernama SIER yangmempunyai potensi dalam penggunaan sampah yang dapat di daur ulang. - Mengadakan kerjasama dengan pihak swasta yang bergerak dibidang daur ulangsampah seperti pengepul, bandar lapak, supplier dan pabrik untuk mendapatkanharga pasar yang wajar terhadap produk sampah kering yang menjadi bahandaur ulang

3. Mengadakan pertemuan tiap bulan di kelurahan masing-masing untuk

membahastentang perkembangan pelaksanaan pengelolaan sampah serta mencari solusi untukmenangani permasalahan-permasalahan yang timbul.

4. Mengadakan lomba-lomba di bidang pengelolaan sampah rumah tangga

sepertilomba kebersihan antar RTRW, lomba memilah sampah, lomba antar kaderlingkungan dan lain-lain.

5. Menyusun struktur organisasi di tingkat RT dengan mempertimbangkan

kelebihandan kekurangan struktur organisasi yang telah ada seperti dijelaskan pada sub babsebelumnya. Struktur organisasi yang dibentuk dapat dilihat pada Gambar 2. Ketua RW Ketua Sekretaris dan Devisi Sampah Basah Devisi Daur Ulang sampah Devisi Pembuangan Anggota Masyarakat 679 Sumber: struktur organisasipengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat hasil Observasi Model Pengelolaan Sampah secara partisipatif pada Masyarakat yang Tepat Untuk Diterapkan di Kampung Bugis. Kegiatan pengurangan sampah yang dibuang dari sumber dimulai dengan kegiatan pemilahan sampah.Pemilahan sampah dimaksudkan untuk menghindari turunnya nilai barang yang masih dapat dimanfaatkan dan memperkecil jumlah dan komposisi sampah. Meskipun kegiatan pemilahan ini tidak secara langsung mengurangi timbulan sampah, namun dapat membantu proses pengurangan sampah pada pengolahan sampah selanjutnya. Kegiatan pemilahan sampah pada skala rumah tangga ini sangat mudah untuk dilakukan oleh ibu rumah tangga yang berperan dalam pelaku kebersihan di setiap rumah tangga.Hanya saja perlu sikap disiplin dan kemauan yang kuat sebagai kunci keberhasilan dari pemilahan sampah tersebut sehingga sampah yang dibuang ke lingkungan menjadi berkurang. Disisi lain sampah masih mempunyai nilai jual untuk menghasilkan uang dan mempunyai manfaat lain dengan memanfaatkan sampah yang mudah membusuk menjadi kompos. Berdasarkan hasil wawancara secara langsung ke masyarakat, model pengolahan sampah rumah tangga yang tepat untuk diterapkan adalah pengomposan dengan menggunakan Takakura dan sejenisnya, pemilahan sampah dan pemanfaatan kembali sampah yang masih bisa digunakan serta pembuatan kerajinan tangan. Pengomposan dengan Takakura atau sejenisnya seperti komposter dari tongdrum bekas cat ini dipilih karena lebih mudah dalam pelaksanaannya. Selain itu tepat untuk digunakan pada lokasi yang memiliki keterbatasan lahan seperti Kampung Bugis yang sudah padat penduduk.Model pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat dapat dilihat dalam Gambar 3. Rumah Sampah Biasa Sampah Kering Resedu Kompos Penghijau Sampah yang dijual Kerajinan Tangan Residu Digunakan kembali Dijual Pendapatan Warga Kas Kampung 680 Model pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat hasil analisis

5. KESIMPULAN