3. 3. Sikap pro alam sekitar

175 Beberapa kebiasaan sosial yang lebih maju dan menjadi bahagian dari tingkah laku pro alam sekitar ini berdasarkan saiz yang dibuat Nordland dan Jorgen Garvill 2002 terdiri dari empat bahagian dan duapuluh lima item, iaitu: 1. Tingkah laku yang ditunjukan dalam domain yang berbeza, seperti kitar semula plastik, kertas, metal; 2. konsumsi yang bertanggungjawab secara alam sekitar, seperti membeli produk-produk ramah alam sekitar; 3. penjimatan energi, seperti kebiasaan menjimat air panas; 4. Tingkah laku transportasi, seperti menggunakan angkutan awam daripada kereta pribadi. Untuk kondisi di Indonesia, item-item tersebut dapat lebih disederhanakan sesuai dengan tingkat kemajuan masyarakat di kota tertentu. Selain itu menurut Schultz and associates 2001, responden ditanyai tentang berapa sering melakukan 8 tingkah laku spesifik setahun terakhir, iaitu: 1. menggunakan kembali barangan bekas pakai reuse; 2. mengolah kembali akhbar; 3. membeli produk- produk dalam kemasan-kemasan yang dapat digunakan kembali atau diolah kembali; 4. mengolah tin atau botol; 5. mendorong teman-temankeluarga untuk mengolah barangan bekas pakai; 6. memungut sampah yang bukan anda hasilkan; 7. mengkomposkan sisa-sisa makanan; 8. menjimat bahan bakar dengan berjalan kaki atau menggunakan basikal. United Nation Development Program UNDP juga mengajukan 21 panduan hidup berkelanjutan yang berhubungkait dengan tingkah laku pro alam sekitar buku yang berjudul ”the geneva guide to sustainable living” lampiran 1. Mengubah suai pendapat Nordlund dan Jorgen Garvill, Schultz and Associates dan UNDP dapat dikatakan bahawa tingkah laku pro alam sekitar proenvironmental adalah tindakan seseorang terhadap alam sekitar yang berkaitan dengan tingkah laku upaya memanfaatkan kembali barang bekas, kitar semula sampahlimbah, mencegah terjadinya sampahlimbah, konsumsi yang bertanggung jawab terhadap sumber daya alam, upaya konservasi energi, serta tingkah laku transportasi yang cenderung bebas emisi udara. 1. 3. 2. Motif alam sekitar Dalam hubungannya dengan nilai moral dan motif alam sekitar, Stren dan Dietz 1994 telah menyajikan sebuah teori asas nilai concern alam sekitar dengan mengembangkan teori Schwartz 1977 tentang model norma aktivasi altruisme. Mereka berpendapat bahawa norma moral alam sekitar dapat diaktivasi melalui nilai-nilai sosio altruistik dan juga nilai-nilai biospheric dan egoistic. Mereka menyajikan sebuah klasifikasi tripartite orientasi nilai terhadap concern alam sekitar. ”Tiga orientasi nilai yang berbeza, terhadap diri sendiri, makhluk lain dan biospheric dapat dibezakan, dan bahawa masing-masing dengan bebas mempengaruhi tujuan-tujuan untuk bertindak secara politis dalam memelihara alam sekitar Stern, Dietz, Kalof Guagano, 1995. Secara khusus Schultz 2001 mengunakan 12 item sikap spesifik concern alam sekitar yang meliputi Environmental Motive Scale EMS untuk menguji tripartite. Dua belas objek yang dinilai ini meliputi concern terhadap tumbuh-tumbuhan, kehidupan laut, burung-burung dan binatang biospheric, saya, gaya hidup saya, kesihatan saya dan masa hadapan saya egoistic, dan orang-orang di negara saya, semua orang, budak kecil dan generasi masa hadapan altruistic. Oleh kerana itu yang dimaksud dengan motif alam sekitar dalam penyelidikan ini adalah tiga orientasi nilai yang ada pada diri seorang wanita terhadap alam sekitar yang terdiri dari orientasi nilai terhadap diri sendiri, terhadap tumbuhan dan haiwan serta terhadap manusia lainnya.

1. 3. 3. Sikap pro alam sekitar

Ada banyak teori dan pendekatan empiris untuk menyelidiki sikap terhadap alam sekitar dan literatur yang terkait. Sebahagian besar studi yang terkait dengan soalan ini 176 telah ada sejak 1970 dan seterusnya ketika konseptualisasi sikap alam sekitar sebagai sebuah konsep penyelidikan ilmiah yang mendapat perhatian khusus oleh penyelidik Dunlap, 1998. Dimensionaliti adalah satu dari faktor paling kritis dari studi sikap alam sekitar. Penyelidik-penyelidik terdahulu melihat sikap alam sekitar sebagai konsep uni- dimensi. Kemudian banyak studi mengexplore multi dimensi sikap alam sekitar. Albrecht 1992 mengunakan faktor analisis dan menemukan tiga dimensi: keseimbangan alam balance of nature , batas-batas pertumbuhan limits of growth dan manusia di atas alam sekitar man over nature. Cluck 1997 mengambil data yang lebih luas di USA dan mengonsep sikap alam sekitar sebagai sebuah konsep tiga dimensi, yang meliputi ”environmental worldview”, environmental concern ” dan ”environmental commitment”. Environmental worldview menyajikan bentuk umum dan dasar environmentalisme responden. Dari huraian di atas, sikap pro alam sekitar yang dimaksud dalam penyelidikan ini adalah sikap yang ditunjukkan oleh pandangan yang baik terhadap alam sekitar, memiliki optimisme terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, tidak keberatan dikenai tarif yang lebih tinggi guna alam sekitar dan memiliki pandangan positif terhadap tindakan kerajaan terhadap alam sekitar. 1. 3. 4. Pengetahuan alam sekitar Ada beberapa studi yang menyebutkan bahawa pengetahuan knowledge memainkan peranan penting dalam memperkuat hubungkait tingkah laku dan sikap alam sekitar dengan memberikan sokongan untuk meningkatkan pandangan dan argumen yang mendukung kepercayaan dan tingkah laku mereka terhadap alam sekitar McFarlanc Boxall, 2003 . Miller 1990 meneliti tingkat pengetahuan alam sekitar bagi orang dewasa di Amerika. Miller melakukan survey dengan menginvestigasi pengertian awam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi di USA. Satu komponen studi menguji pengetahuan awam tentang hujan asam dan lapisan ozon. Hasilnya menunjukkan bahawa hanya seperempat orang Amerika yang memiliki pengetahuan minimal tentang hujan asam dan lapisan ozon. Pada tahun 2004, sebuah survey lain dilakukan oleh the Kentucky Environmental Education Center KEEC yang mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tingkah laku alam sekitar. Survey ini ingin melihat apakah warga Kentucky dapat menjawab beberapa pertanyaan yang sangat mendasar tentang isu-isu yang berkaitan dengan kualiti air dan lahan. Survey ini juga ingin mengetahui sikap warga tentang isu alam sekitar, seperti bagaimana sikap mereka dalam menjaga sumberdaya alam. Kemudian warga diminta untuk mengidentifikasi tingkah laku yang dapat memperbaiki alam sekitar. Kesimpulan umum dari hasil survey tersebut adalah bahawa walaupun masyarakat mengerti fakta-fakta ilmiah isu alam sekitar, namun pengetahuan tersebut tidak terkait dengan tingkah laku mereka terhadap alam sekitar. Dari huraian terdahulu maka penyelidik memberi batasan pengertian pengetahuan alam sekitar dalam kajian ini iaitu tingkat pemahaman yang dimiliki individu wanita terhadap hal-hal yang berkaitan dengan alam sekitar. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1.Penyelidikan Terdahulu