173
Isu yang tidak kalah pentingnya yang sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan pembangunan Kota Jambi serta jumlah penduduk yang semakin bertambah,
yang juga menjadi masalah di kota-kota lainnya adalah pencemaran dan kerusakan alam sekitar yang secara rincinya adalah sebagai berikut:
1.2. 2. 1. Penurunan kualitas air Penurunan kualitas air sungai sebahagian besar diakibatkan oleh semakin
banyaknya jenis usaha danatau aktivitas yang membuang air limbah baik langsung maupun tidak langsung ke sungai maupun anak sungai dalam Kota Jambi. Disamping
kurangnya kesadaran dari pelaku usaha untuk memeriksakan air limbah yang dihasilkan sebelum dibuang ke media yang dapat mencemari lingkungan.
1. 2. 2. 2. Penurunan kualitas udara Selama 10 sepuluh tahun terakhir ini kualiti udara di Kota Jambi cenderung
menurun. Perkembangan kawasan Kota Jambi yang semakin pesat seiring dengan keberadaan Kota Jambi sebagai pusat Provinsi dan menjadi pusat bisnis Provinsi Jambi
menyebabkan semakin tingginya minat penduduk untuk datang, berkunjung dan bertempat tinggal sementara di Kota Jambi. Hal ini menyebabkan semakin tingginya tingkat
kepemilikan kenderaan bermotor yang berimpak pada tingginya penggunaan kenderaan bermotor di jalan.
1. 2. 2. 3. Persampahan Pesatnya pertumbuhan penduduk telah menimbulkan masalah limbah padat
khususnya sampah di Kota Jambi. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah timbul dikarenakan:
- Volume sampah tidak tertampung di TPS dan kurangnya jumlah TPS, - Kurangnya sarana prasarana alat pengangkut sampah,
- Rendahnya kesadaran masyarakat, - Lahan TPA sudah hampir penuh,
- Penolakan masyarakat terhadap penempatan TPS,
- Belum memiliki master plan persampahan Kota dan strategi pengelolaannya.
Selama ini pengelolaan sampah dikelola oleh Pejabat Pengelola Kebersihan dan Pemakaman, yang mana pengerjaannya dilimpahkan kepada pihak ketiga CV. Usaha
Sehat Bersama pada lokasi-lokasi tertentu sesuai dengan kontrak. Kerajaan bandar Jambi, 2008
.
1. 2. 3. Lahan kosong dan alih fungsi lahan
Adanya lahan kosong dan alih fungsi lahan adalah isu lingkungan yang tidak kalah pentingnya. Hal ini dikarenakan:
174
Perubahan fungsi lahan yang semula dari tanah kosong dijadikan lokasi perumahan dan lain-lain,
Pembukaan lahan dengan cara pembakaran di pingir-pinggir kota, Praktek pertanian yang tidak memperhatikan aspek konservasi
tanahaktivitas pertanian yang tidak terkendali,
1. 3 . Kerangka Konsep
Wanita memiliki keterkaitan yang erat dengan alam sekitar. Dalam peranannya sebagai suri rumah, mereka lebih banyak berinteraksi dengan alam sekitar dan sumber daya
alam. Impak kerosakan alam sekitarpun lebih sering dirasakan oleh wanita.
1. 3. 1 . Tingkah laku pro alam sekitar wanita
Merujuk pada pendapat Pieters, Bijmolt, Van Kaarj dan de Kruijk 1998 bahwa banyak individu mengatakan bahwa dirinya environmentalis, namun mereka tidak
menterjemahkan sikap mereka tersebut kedalam tingkah laku pro lingkungan. Satu alasan barangkali bahawa pilihan antar bertindak dalam sebuah cara pro alam sekitar dan tidak
mengerjakannya begitu kerap melibatkan sebuah konflik antara kepentingan individu yang segera dengan kepentingan kolektif jangka panjang. Keuntungan individu yang diperolehi
dari perjalanan menggunakan kereta, membeli makanan dan produk lainnya tanpa pertimbangan impak negatif alam sekitar, tidak mendaur ulang dan tidak berjimat energi
dalam rumahtangga adalah kepentingan segera, sementara impak negatif alam sekitar seperti tingkah laku tersebut di atas menyebabkan situasi tidak menentu dimasa hadapan
Nurdlund dan Garvill, 2002.
Vlek Michon 1992 Garvill, Laitila Brydsten 1994 dan Nordlund
Garvill
1999 mengatakan bahawa melakukan perjalanan dengan kereta lebih berjimat masa dan lebih mudah serta menyenangkan, tetapi memiliki impak negatif yang banyak
terhadap alam sekitar seperti kerosakan udara, kebisingan, dan konsumsi yang tinggi terhadap energi yang tidak terbarukan. Pada beberapa studi pemilik kereta merasa bahawa
kereta lebih baik dan lebih unggul berbanding bas atau basikal bila dikaitkan dengan kepentingan individu tetapi berakibat burok bila dikaitkan dengan impak alam sekitar.
Mereka juga merasa bahawa manfaat untuk individu lebih penting daripada manfaat untuk orang ramai Nordlund, 2002.
Beberapa ahli alam sekitar seperti Vining Ebreo 1990, Mc Carty Shrum 1994, Werner Mkela 1998 serta Ebreo, Hersley Vining 1999, menyebutkan
bahawa kitar semula sampah adalah wujud penting dari pentadbiran sampah padat tetapi seringkali orang mengatakan sampah adalah sesuatu yang kotor dan memakan masa untuk
mengelolanya. Oleh kerana itu mereka berat untuk melakukannya Nordlund, 2000.
Sedangkan Vining Ebreo 1990 dan Mc. Carty Shrum 1994mengatakan
bahawa kitar semula memerlukan upaya seseorang dalam menyortir sampah rumahtangga dan mengangkutnya ke beberapa sarana kitar semula. Kitar semula bagaimanapun
memiliki impak positif terhadap alam sekitar dan impak sosial positif jangka panjang seperti penjimatan sumberdaya dan suatu upaya menolak penggunaan barang dalam
pentadbiran sampah Nordlund, 2000.
Terbentuknya gas rumah kaca juga disebabkan oleh penggunaan energi. Penduduk di belahan bumi yang mengalami empat musim mengkonsumsi energi untuk memanaskan
rumah mereka dan penggunaan elektrik lainnya untuk keperluan rumahtangga. Sebaliknya di negeri tropis pemakaian Air Condition AC telah menyedot banyak energi elektrik.
Pendingin ruangan di pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta misalnya menyedot elektrik paling banyak iaitu rata-rata 60 peratus dari total pemakaian elektrik Kompas, 2008.
175
Beberapa kebiasaan sosial yang lebih maju dan menjadi bahagian dari tingkah laku
pro alam sekitar ini berdasarkan saiz yang dibuat Nordland dan Jorgen Garvill 2002 terdiri dari empat bahagian dan duapuluh lima item, iaitu: 1. Tingkah laku yang ditunjukan
dalam domain yang berbeza, seperti kitar semula plastik, kertas, metal; 2. konsumsi yang bertanggungjawab secara alam sekitar, seperti membeli produk-produk ramah alam sekitar;
3. penjimatan energi, seperti kebiasaan menjimat air panas; 4. Tingkah laku transportasi, seperti menggunakan angkutan awam daripada kereta pribadi. Untuk kondisi di Indonesia,
item-item tersebut dapat lebih disederhanakan sesuai dengan tingkat kemajuan masyarakat di kota tertentu.
Selain itu menurut Schultz and associates 2001, responden ditanyai tentang
berapa sering melakukan 8 tingkah laku spesifik setahun terakhir, iaitu: 1. menggunakan kembali barangan bekas pakai reuse; 2. mengolah kembali akhbar; 3. membeli produk-
produk dalam kemasan-kemasan yang dapat digunakan kembali atau diolah kembali; 4. mengolah tin atau botol; 5. mendorong teman-temankeluarga untuk mengolah barangan
bekas pakai; 6. memungut sampah yang bukan anda hasilkan; 7. mengkomposkan sisa-sisa makanan; 8. menjimat bahan bakar dengan berjalan kaki atau menggunakan basikal.
United Nation Development Program UNDP
juga mengajukan 21 panduan hidup berkelanjutan yang berhubungkait dengan tingkah laku pro alam sekitar buku yang
berjudul ”the geneva guide to sustainable living” lampiran 1. Mengubah suai pendapat Nordlund dan Jorgen Garvill, Schultz and Associates
dan UNDP dapat dikatakan bahawa tingkah laku pro alam sekitar proenvironmental adalah tindakan seseorang terhadap alam sekitar yang berkaitan dengan tingkah laku upaya
memanfaatkan kembali barang bekas, kitar semula sampahlimbah, mencegah terjadinya sampahlimbah, konsumsi yang bertanggung jawab terhadap sumber daya alam, upaya
konservasi energi, serta tingkah laku transportasi yang cenderung bebas emisi udara.
1. 3. 2. Motif alam sekitar Dalam hubungannya dengan nilai moral dan motif alam sekitar, Stren dan Dietz
1994 telah menyajikan sebuah teori asas nilai concern alam sekitar dengan mengembangkan teori Schwartz 1977 tentang model norma aktivasi altruisme. Mereka
berpendapat bahawa norma moral alam sekitar dapat diaktivasi melalui nilai-nilai sosio altruistik
dan juga nilai-nilai biospheric dan egoistic. Mereka menyajikan sebuah klasifikasi tripartite orientasi nilai terhadap concern
alam sekitar. ”Tiga orientasi nilai yang
berbeza, terhadap diri sendiri, makhluk lain dan biospheric dapat dibezakan, dan bahawa masing-masing dengan bebas mempengaruhi tujuan-tujuan untuk bertindak secara politis
dalam memelihara alam sekitar Stern, Dietz, Kalof Guagano, 1995. Secara khusus Schultz
2001 mengunakan 12 item sikap spesifik concern alam sekitar yang meliputi Environmental Motive Scale EMS
untuk menguji tripartite. Dua belas objek yang dinilai ini meliputi concern terhadap tumbuh-tumbuhan, kehidupan laut, burung-burung
dan binatang biospheric, saya, gaya hidup saya, kesihatan saya dan masa hadapan saya egoistic, dan orang-orang di negara saya, semua orang, budak kecil dan generasi masa
hadapan altruistic.
Oleh kerana itu yang dimaksud dengan motif alam sekitar dalam penyelidikan ini adalah tiga orientasi nilai yang ada pada diri seorang wanita terhadap alam sekitar yang
terdiri dari orientasi nilai terhadap diri sendiri, terhadap tumbuhan dan haiwan serta terhadap manusia lainnya.
1. 3. 3. Sikap pro alam sekitar