2. 3. Lahan kosong dan alih fungsi lahan 3 . Kerangka Konsep 3. 1 . Tingkah laku pro alam sekitar wanita

173 Isu yang tidak kalah pentingnya yang sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan pembangunan Kota Jambi serta jumlah penduduk yang semakin bertambah, yang juga menjadi masalah di kota-kota lainnya adalah pencemaran dan kerusakan alam sekitar yang secara rincinya adalah sebagai berikut: 1.2. 2. 1. Penurunan kualitas air Penurunan kualitas air sungai sebahagian besar diakibatkan oleh semakin banyaknya jenis usaha danatau aktivitas yang membuang air limbah baik langsung maupun tidak langsung ke sungai maupun anak sungai dalam Kota Jambi. Disamping kurangnya kesadaran dari pelaku usaha untuk memeriksakan air limbah yang dihasilkan sebelum dibuang ke media yang dapat mencemari lingkungan. 1. 2. 2. 2. Penurunan kualitas udara Selama 10 sepuluh tahun terakhir ini kualiti udara di Kota Jambi cenderung menurun. Perkembangan kawasan Kota Jambi yang semakin pesat seiring dengan keberadaan Kota Jambi sebagai pusat Provinsi dan menjadi pusat bisnis Provinsi Jambi menyebabkan semakin tingginya minat penduduk untuk datang, berkunjung dan bertempat tinggal sementara di Kota Jambi. Hal ini menyebabkan semakin tingginya tingkat kepemilikan kenderaan bermotor yang berimpak pada tingginya penggunaan kenderaan bermotor di jalan. 1. 2. 2. 3. Persampahan Pesatnya pertumbuhan penduduk telah menimbulkan masalah limbah padat khususnya sampah di Kota Jambi. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah timbul dikarenakan: - Volume sampah tidak tertampung di TPS dan kurangnya jumlah TPS, - Kurangnya sarana prasarana alat pengangkut sampah, - Rendahnya kesadaran masyarakat, - Lahan TPA sudah hampir penuh, - Penolakan masyarakat terhadap penempatan TPS, - Belum memiliki master plan persampahan Kota dan strategi pengelolaannya. Selama ini pengelolaan sampah dikelola oleh Pejabat Pengelola Kebersihan dan Pemakaman, yang mana pengerjaannya dilimpahkan kepada pihak ketiga CV. Usaha Sehat Bersama pada lokasi-lokasi tertentu sesuai dengan kontrak. Kerajaan bandar Jambi, 2008 .

1. 2. 3. Lahan kosong dan alih fungsi lahan

Adanya lahan kosong dan alih fungsi lahan adalah isu lingkungan yang tidak kalah pentingnya. Hal ini dikarenakan: 174 Perubahan fungsi lahan yang semula dari tanah kosong dijadikan lokasi perumahan dan lain-lain, Pembukaan lahan dengan cara pembakaran di pingir-pinggir kota, Praktek pertanian yang tidak memperhatikan aspek konservasi tanahaktivitas pertanian yang tidak terkendali,

1. 3 . Kerangka Konsep

Wanita memiliki keterkaitan yang erat dengan alam sekitar. Dalam peranannya sebagai suri rumah, mereka lebih banyak berinteraksi dengan alam sekitar dan sumber daya alam. Impak kerosakan alam sekitarpun lebih sering dirasakan oleh wanita.

1. 3. 1 . Tingkah laku pro alam sekitar wanita

Merujuk pada pendapat Pieters, Bijmolt, Van Kaarj dan de Kruijk 1998 bahwa banyak individu mengatakan bahwa dirinya environmentalis, namun mereka tidak menterjemahkan sikap mereka tersebut kedalam tingkah laku pro lingkungan. Satu alasan barangkali bahawa pilihan antar bertindak dalam sebuah cara pro alam sekitar dan tidak mengerjakannya begitu kerap melibatkan sebuah konflik antara kepentingan individu yang segera dengan kepentingan kolektif jangka panjang. Keuntungan individu yang diperolehi dari perjalanan menggunakan kereta, membeli makanan dan produk lainnya tanpa pertimbangan impak negatif alam sekitar, tidak mendaur ulang dan tidak berjimat energi dalam rumahtangga adalah kepentingan segera, sementara impak negatif alam sekitar seperti tingkah laku tersebut di atas menyebabkan situasi tidak menentu dimasa hadapan Nurdlund dan Garvill, 2002. Vlek Michon 1992 Garvill, Laitila Brydsten 1994 dan Nordlund Garvill 1999 mengatakan bahawa melakukan perjalanan dengan kereta lebih berjimat masa dan lebih mudah serta menyenangkan, tetapi memiliki impak negatif yang banyak terhadap alam sekitar seperti kerosakan udara, kebisingan, dan konsumsi yang tinggi terhadap energi yang tidak terbarukan. Pada beberapa studi pemilik kereta merasa bahawa kereta lebih baik dan lebih unggul berbanding bas atau basikal bila dikaitkan dengan kepentingan individu tetapi berakibat burok bila dikaitkan dengan impak alam sekitar. Mereka juga merasa bahawa manfaat untuk individu lebih penting daripada manfaat untuk orang ramai Nordlund, 2002. Beberapa ahli alam sekitar seperti Vining Ebreo 1990, Mc Carty Shrum 1994, Werner Mkela 1998 serta Ebreo, Hersley Vining 1999, menyebutkan bahawa kitar semula sampah adalah wujud penting dari pentadbiran sampah padat tetapi seringkali orang mengatakan sampah adalah sesuatu yang kotor dan memakan masa untuk mengelolanya. Oleh kerana itu mereka berat untuk melakukannya Nordlund, 2000. Sedangkan Vining Ebreo 1990 dan Mc. Carty Shrum 1994mengatakan bahawa kitar semula memerlukan upaya seseorang dalam menyortir sampah rumahtangga dan mengangkutnya ke beberapa sarana kitar semula. Kitar semula bagaimanapun memiliki impak positif terhadap alam sekitar dan impak sosial positif jangka panjang seperti penjimatan sumberdaya dan suatu upaya menolak penggunaan barang dalam pentadbiran sampah Nordlund, 2000. Terbentuknya gas rumah kaca juga disebabkan oleh penggunaan energi. Penduduk di belahan bumi yang mengalami empat musim mengkonsumsi energi untuk memanaskan rumah mereka dan penggunaan elektrik lainnya untuk keperluan rumahtangga. Sebaliknya di negeri tropis pemakaian Air Condition AC telah menyedot banyak energi elektrik. Pendingin ruangan di pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta misalnya menyedot elektrik paling banyak iaitu rata-rata 60 peratus dari total pemakaian elektrik Kompas, 2008. 175 Beberapa kebiasaan sosial yang lebih maju dan menjadi bahagian dari tingkah laku pro alam sekitar ini berdasarkan saiz yang dibuat Nordland dan Jorgen Garvill 2002 terdiri dari empat bahagian dan duapuluh lima item, iaitu: 1. Tingkah laku yang ditunjukan dalam domain yang berbeza, seperti kitar semula plastik, kertas, metal; 2. konsumsi yang bertanggungjawab secara alam sekitar, seperti membeli produk-produk ramah alam sekitar; 3. penjimatan energi, seperti kebiasaan menjimat air panas; 4. Tingkah laku transportasi, seperti menggunakan angkutan awam daripada kereta pribadi. Untuk kondisi di Indonesia, item-item tersebut dapat lebih disederhanakan sesuai dengan tingkat kemajuan masyarakat di kota tertentu. Selain itu menurut Schultz and associates 2001, responden ditanyai tentang berapa sering melakukan 8 tingkah laku spesifik setahun terakhir, iaitu: 1. menggunakan kembali barangan bekas pakai reuse; 2. mengolah kembali akhbar; 3. membeli produk- produk dalam kemasan-kemasan yang dapat digunakan kembali atau diolah kembali; 4. mengolah tin atau botol; 5. mendorong teman-temankeluarga untuk mengolah barangan bekas pakai; 6. memungut sampah yang bukan anda hasilkan; 7. mengkomposkan sisa-sisa makanan; 8. menjimat bahan bakar dengan berjalan kaki atau menggunakan basikal. United Nation Development Program UNDP juga mengajukan 21 panduan hidup berkelanjutan yang berhubungkait dengan tingkah laku pro alam sekitar buku yang berjudul ”the geneva guide to sustainable living” lampiran 1. Mengubah suai pendapat Nordlund dan Jorgen Garvill, Schultz and Associates dan UNDP dapat dikatakan bahawa tingkah laku pro alam sekitar proenvironmental adalah tindakan seseorang terhadap alam sekitar yang berkaitan dengan tingkah laku upaya memanfaatkan kembali barang bekas, kitar semula sampahlimbah, mencegah terjadinya sampahlimbah, konsumsi yang bertanggung jawab terhadap sumber daya alam, upaya konservasi energi, serta tingkah laku transportasi yang cenderung bebas emisi udara. 1. 3. 2. Motif alam sekitar Dalam hubungannya dengan nilai moral dan motif alam sekitar, Stren dan Dietz 1994 telah menyajikan sebuah teori asas nilai concern alam sekitar dengan mengembangkan teori Schwartz 1977 tentang model norma aktivasi altruisme. Mereka berpendapat bahawa norma moral alam sekitar dapat diaktivasi melalui nilai-nilai sosio altruistik dan juga nilai-nilai biospheric dan egoistic. Mereka menyajikan sebuah klasifikasi tripartite orientasi nilai terhadap concern alam sekitar. ”Tiga orientasi nilai yang berbeza, terhadap diri sendiri, makhluk lain dan biospheric dapat dibezakan, dan bahawa masing-masing dengan bebas mempengaruhi tujuan-tujuan untuk bertindak secara politis dalam memelihara alam sekitar Stern, Dietz, Kalof Guagano, 1995. Secara khusus Schultz 2001 mengunakan 12 item sikap spesifik concern alam sekitar yang meliputi Environmental Motive Scale EMS untuk menguji tripartite. Dua belas objek yang dinilai ini meliputi concern terhadap tumbuh-tumbuhan, kehidupan laut, burung-burung dan binatang biospheric, saya, gaya hidup saya, kesihatan saya dan masa hadapan saya egoistic, dan orang-orang di negara saya, semua orang, budak kecil dan generasi masa hadapan altruistic. Oleh kerana itu yang dimaksud dengan motif alam sekitar dalam penyelidikan ini adalah tiga orientasi nilai yang ada pada diri seorang wanita terhadap alam sekitar yang terdiri dari orientasi nilai terhadap diri sendiri, terhadap tumbuhan dan haiwan serta terhadap manusia lainnya.

1. 3. 3. Sikap pro alam sekitar