550
dapat berbuat apa-apa jika tanpa bantuan manusia dan makhluk lalinya dimuka bumi ini.
5. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dasar munculnya perlawanan terhadap asap sebagai hak dasar dari masyarakat terhadap asap yang dihasilkan dari pembakaran hutan dan lahan adalah:
a. Masyarakat merasakan tidak nyaman secara langsung dampak dari kebakaran hutan dan lahan yaitu menghirup asap hasil pembakaran yang mengancam jiwa
dan raga manusia itu sendiri maupun kelompoknya. b. Kondisi ini membuat gesekan antara penerima dampak asap dan penikmat
keuntungan dari proses pembakaran lahan. Hal ini bagaikan bola salju yang terus mengelinding dan semakin besar. Gejolak pribadi menjadi gejolak
keluarga membesar menjadi gejolak kelompok dan menjadi besar dalam bentuk gejolak massa yang merasakan kesamaan rasa tersebut. Perlawanan menjadi
satu kesatuan karena samanya kepentingan ini akan berakibat terhadap keamanan bagi bangsa dan negara. Karena tingkat perlawanan karena
mempertahankan hidup sangat kuat dan dapat berubah menjadi gerakan ideologi.
c. Gerakan ini semakin besar karena pengetahuan masyarakat akan hak-hak dasar mereka sudah tahu untuk mendapat perlindungan dari negara ini sebagai warga
negara. Selain mengetahui perundangan tentang HAM, rakyat juga memahami tentang perudangan tentang lingkungan hidup.
d. Bentuk perlawanan yang mucul dari berbagai bentuk seperti simbol-simbol sosial, berkomentar lewat media sosial, demontrasi, membentuk opini dimedia,
melakukan diskusi dan kajian yang mengangkat isu kebakaran hutan dan lahan. Bahkan beberapa responden melakukan gerakan rakyat dengan membentuk
komunitas “Melawan Asap” dan magajukan gugatan hukum baik kepada pelaku maupun pemerintah.
e. Hasil survey ada 10 yang sudah tahu akan tetapi tidak memberikan perlawanan. Analisis ini menujukan sebagian kecil rakyat yang menjadi korban
asap akan tetapi memilih sikap diam dan pasrah tidak menujukan sikap tegas, padahal dia sudah tahu akan hak-hak dasarnya dilindungi oleh hukum dan
perundang-undangan. Sebanyak 30 menjawab baru tahu karena membaca quisioner ini bahwa hak dasar untuk udara bersih bagi setiap manusia di
Indonesia dilindungi Undang-Undang. Ada 60 dari responden menyatakan sudah tahu akan hak-hak mereka yang dilindungi oleh peraturan perundangan
dan melakukan perlawanan.
f. Sikap progresif positif adalah peluang bagi negara untuk mendapat kepercayaan dari rakyat jika segera berindak cepat mengatasi, menghukum dan
menyelesaiakan masalah asap ini. Hingga saat ini rasa progresif secara positif masih menjadi harapan rakyat terhadap perubahan dan perbaikan lingkungan
dan penegakan hukum.
2. Saran
Melihat kesimpulan diatas, maka ada beberapa poin yang penting disarankan yaitu ;
a. Mengembalikan rasa aman dan nyaman bagi rakyat dalam menjalani proses perjalanan kehidupan dengan lingkungan baik dan sehat dengan cara
menyegerakan apa yang diharapkan masyarakat sebagai bentuk kepedulian dan tanggungjawab negara atas rakyatnya yang terancam baik raga maupun nyawa.
551
b. Negara harus lebih serius memberikan perhatian terhadap korban asap serta membentuk satuan tugas khusus menangani masalah kejahatan dan penanganan
terhadap korban. c. Menegakan supremasi hukum kepada penegak hukum, pemerintah agar
menindak pelaku secara tegas atas nama rasa keadilan. d. Seluruh Pemerintah diharapkan melihat dan menjaga hak-hak dasar rakyat
dalam mengurangi gejolak dan gerakan sosial yang dapat merugikan negara ini.
6. DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Dr. Nasikun, Sistem Sosial di Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers. 2000. Susetiawan, Konflik Sosial, Kajian Sosiologis Hubungan Buruh Perusahaan dan
Negara di Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2000. Sulistyo dan Basuki. Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian Ilmu
Perpustakaan dan Informasi. ARIST,Vol. 34, 2005. Hanurawan Fattah. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung : Rosada
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2009 Widodo, Glosarium Undang-Undang, Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer, 2008
2. Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
3. Media dan Internet
http:aceh.tribunnews.com20120830tim-rawa-tripa-lapor-kepala-bp2t-ke-polda http:kabar24.bisnis.comread2014031078209335puluhan-organisasi-di-riau-
melawan-asap http:sipongi.menlhk.go.idhotspotluas_kebakaran
http:penalaran-unm.orgartikelpenelitian423-pendekatan-survei-dalam-penelitian- kuantitatif.html
http:news.okezone.comread201509223371218859biaya-pemadaman- kebakaran-hutan-sangat-maha
l http:www.riauonline.co.id20160128kerugian-negara-akibat-kebakaran-hutan-
capai-rp-221-triliun http:kontras.orghomeindex.php?module=persid=2251
http:mrzacky.blogspot.co.id200906teori-kekuasaan-dan-perlawanan.html http:penalaran-unm.orgartikelpenelitian423-pendekatan-survei-dalam-penelitian-
kuantitatif.html .
http:web.unair.ac.idadminfilef_32373_perubsos3.doc
552
GERAKAN MASYARAKAT PASANG SURUT MELESTARIKAN SUNGAI
Analisis Struktur Kesempatan Politik, Mobilisasi, dan Perubahan Sosial
Tri Agus Susanto
1
, Vieronica Varbi Sununianti
2
, Diana Dewi Sartika
3 1
Jurusan Sosiologi, FISIP, Univeritas Sriwijaya penulis 1 Email:
triagussusantogmail.com
2
Jurusan Sosiologi, FISIP, Univeritas Sriwijaya penulis 2 Email:
vieronica.varbigmail.com
3
Jurusan Sosiologi, FISIP, Univeritas Sriwijaya penulis 3 Email:
diana_pswunsriyahoo.com
ABSTRAK
Gerakan lingkungan sebagai bagian gerakan sosial baru mengusung isu kritis dan kesadaran kolektif atas semakin terdegradasinya kualitas lingkungan. Masyarakat pasang
surut merupakan salah satu contohnya. Meskipun masyarakat hidup di tengah melimpahnya sumber air, nyatanya masyarakat kesulitan mengakses air bersih. Kondisi
air pasang surut yang asin, asam, amis, serta berwarna sehingga menyulitkan masyarakat untuk mengkonsumsinya. Oleh sebab itu, penulis membahas gerakan masyarakat pasang
surut dalam menjalankan aksi sosial nyata menjaga dan melestarikan sungai bagi pemenuhan kebutuhan sehari-harinya. Penulis menggunakan perspektif gerakan sosial
dalam melihat mekanisme struktur kesempatan politik, mobilisasi gerakan, serta perubahan sosial yang terjadi. Tulisan ini berdasarkan hasil penelitian deskriptif kualitatif
di desa Daya Utama, Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Temuan menunjukkan intervensi pemerintah masih mempengaruhi pola pikir dan
cara hidup masyarakat dalam mengolah sumber air. Meskipun pemerintah, masyarakat dan pihak universitas belum mampu mengolah sumber air alam menjadi layak konsumsi.
Dalam hal ini, kesadaran kolektif warga terbentuk dalam wujud gerakan menjaga dan melestarikan sungai yang berlaku bagi semua penduduk. Dengan demikian, tulisan ini
berkontribusi bagi penentu kebijakan dan pemangku kepentingan sosial dalam menjalankan gerakan sosial lingkungan dengan menggunakan sudut pandang social
intercourse. Kata Kunci
: gerakan sosial, sungai, dan pasang surut.
Tidal Community Movement Preserving River Analysis of Political Opportunity Structure, Mobilization, and Social
Change
ABSTRACT
The environmental movement as part of a new social movement carries the critical issues and the collective consciousness of the growing degradation of environmental
quality. The tidal community is one example. Although the people live in an over water sources but the community difficult to access clean water. The tidal water taste salty, sour,
odorless, and colorless making it difficult for people to consume. The Author discusses the tidal movement of people in running a real social action to maintain and preserve the river
to meet the needs of daily living. The author uses the perspectives of social movements in the mechanisms of political opportunity structure, mobilization and social change. This
article is based on the results of a qualitative descriptive study in Daya Utama village, district Muara Padang, county Banyuasin, South Sumatra. Findings showed government
553
intervention still influences the mindset and way of life of the community in the process of water resources. Although the government, the community and the university has not able
to prosses natural water resources become unfit for consumption. In this case, the collective consciousness of citizens formed in the shape of maintaining and preserving the
movement of the river that apply to all residents. Thus, this paper contributes to policy makers and social stakeholders in implementing environmental social movement with the
point of view of social intercourse. Keywords
: social movement, river, and tidal.
1. PENDAHULUAN