Teori Prosiding Konferensi APSSI Vol 1.compressed

538 mengecewakan karena tidak memberikan jawaban apapun atas permintaan keterbukaan informasi publik yang KontraS layangkan. Padahal Provinsi Sumatera Selatan memiliki kasus kebakaran hutan dan lahan yang cukup serius dimana berdasarkan informasi dari Polda Sumatera Selatan, luasan lahan yang masuk ke lingkup pidana lingkungan seluas 3864,2 Ha dengan menjerat 4 korporasi dan 24 perseorangan sumber dari kontras.org.

2. Teori

2.1. Teori Perlawanan

Pengertian Perlawanan Definisi Teori Menurut Para Ahli - Kekuasaan, sebagaimana yang dikemukakan Weber Ritzer, 2000 merupakan kemampuan orang atau kelompok memaksakan kehendaknya pada pihak lain walaupun ada penolakan melalui perlawanan. Perlawanan akan dilakukan oleh kelompok masyarakat atau individu yang merasa tertindas, frustasi, dan hadirnya situasi ketidakadilan di tengah- tengah mereka. Konflik adalah gejala kemasyarakatan yang akan senantiasa melekat dalam kehidupan setiap masyarakat, dan karena itu tidak mungkin dilenyapkan. Sebagai gejala kemasyarakatan yang melekat di dalam kehidupan setiap masyarakat, ia hanya akan lenyap bersama masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, konflik yang terjadi hanya dapat dikendalikan agar tidak terwujud dalam bentuk kekerasan atau violence Dr. Nasikun, 2000, hal. 15. Konflik sosial biasanya terjadi karena adanya satu pihak atau kelompok yang merasa kepentingan atau haknya dirampas dan diambil oleh pihak atau kelompok lain dengan cara-cara yang tidak adil. Yang oleh Karl Marx di kenal dengan surplus value Susetiawan, 2000, hal. 34. Dan konflik ini dapat terjadi secara horizontal maupun vertikal. Sejauh hubungan-hubungan sosial berdasarkan ketiga jenis mekanisme pengendalian konflik-konflik sosial tersebut berkembang, maka konflik sosial akan kehilangan pengaruhnya yang merusak. Sebaliknya konflik-konflik tersebut akan menjelma kedalam pola hubungan-hubungan sosial yang melembaga, suatu hal yang akan dapat meredusir kogoncangan-kegoncangan sosial yang bersifat revolusioner menjadi perubahan-perubahan yang evolusioner dengan perkataan lain, melalui mekanisme pengendalian konflik-konflik sosial yang efektif, konflik- konflik sosial dari berbagai kelompok kepentingan justru akan menjadi kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial yang tidak akan mengenal akhir. Kekuasaan selalu berarti hubungan antar kekuasaan. Kekuasaan tidaklah dimiliki, karena ia berada dalam hubungan antar kekuatan. Kekuasaan itu dipraktekkan sehingga pertanyaan untuk kekuasaan bukanlah ‘milik siapa?’ akan tetapi ‘bagaimana kekuasaan bekerja?’. Dalam prektek kekuasaan, di sana akan selalu ditemukan resistensi. Dengan kata lain, resistensi adalah suatu yang niscaya dalam hubungan kekuasaan karena jalinan antar kekuatan itu sebenarnya berjalan dalam logika saling mempengaruhi. Kendal and Wickham, 1999:49. Hunt dan Wickham 1994: 83 menulis bahwa resistensi adalah Sumber dari mrzacky.blogspot.co.id, Juni 2009 : A technical component of governance, a component heavily involved in the fact that governance is always subject to politics. Resistance is the part of the fact that power can only ever make a social machinary run imperfectly or incompletely … In foucault’s words, resistance is the ‘counter-stroke’ to power, a metaphor with strong technical, machine-like connotations. Power and resistance are together the governance machine of society, but only in the sense that together 539 they contribute to the truism that ‘things never quite work’ not in the conspiratorial sense that resistance serves to make power works perfectly. Resistensi adalah aliterasi langsung dari bahasa inggris resistance yang sering dipadankan dengan kata ‘perlawanan’. Sepintas memang cukup memadai mengartikan resistance dengan kata perlawanan. Akan tetapi, ketika ditilik dari psiko-linguistik, kata perlawanan dalam sense-bahasa Indonesia memiliki konotasi yang memiliki kekuatan ‘eksternal’. Artinya, kata ini selalu mengandaikan adanya 2 pihak yang saling berkonfrontasi satu sama lain, di mana kedua pihak tersebut memiliki kekuasaan masing- masing yang ’diadu’ untuk saling meruntuhkan. Ketika kekuasaan satu pihak diadu dengan yang lain untuk saling meruntuhkan, di sinilah perlawanan terjadi. Proses ini sering kita temui di dalam aksi-aksi mahasiswa ketika mereka meneriakkan ‘lawan negara’. Kalimat ‘lawan negara’ adalah sebauah proses mencoba meruntuhkan kekuasaan yang dimiliki oleh negara, apapun latar belakang ‘aksi peruntuhan’ tersebut. Di sini, kata perlawanan mengindikasikan 2 hal, 1 kekuasaan adalah sesuatu yang dimiliki, dan 2 kerja perlawanan adalah kerja mengadu kekuatan dari luar dengan pihak luar lainnya, seakan-akan memang antar keduanya tidak ada sama sekali keterkaitan atau relasi Sumber dari mrzacky.blogspot.co.id, Juni 2009 .

2.2. Hak-Hak Dasar Manusia

Membicarakan hak dasar manusia merupakan dimensi totalitas kehidupan yang menjadi hak utama manusia. Menurut John Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci. Menurut David Beetham dan Kevin Boyle, HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia. Menurut para ahli lainnnya, HAM Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang secara kodrat dan melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat karena merupakan anugerah Allah SWT. HAM itu juga adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki oleh manusia berdasarkan kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci. Dengan kata lain, HAM adalah bermacam-macam hak dasar yang dimiliki pribadi manusia sebagai anugerah dari Allah SWT yang dibawa sejak lahir sehingga hak asasi itu tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri.

2.3. Kajian Empiris

Gerakan sosial yang dilandasi dengan bentuk gerakan bersama atas nasib yang sama dilakukan oleh rakyat semua didasari oleh rasa ketidak adilan dari kelompok kecil berevolusi menjadi kelompok besar. Untuk melihat dinamika perlawanan rakyat diperlukan landasan teoritis dan praktis bagi peran rakyat sipil terorganisir organized civil society dalam transformasi sosial dalam konteks Dunia Ketiga. Transformasi sosial didefinisikan sebagai penciptaan hubungan ekonomi, politik, kultural dan lingkungan yang secara mendasar baru dan lebih baik Sumber dari web.unair.ac.id. 540 Dalam hal ini transformasi sosial dianggap sebagai salah satu model atau bentuk alternatif tentang perubahan sosial yang merupakan tujuan utama dari gerakan sosial. Dalam konteks Dunia Ketiga, studi tentang gerakan sosial dan transformasi sosial tidak bisa dipisahkan dari masalah pembangunan Bonner, 1990. Pengaruh perubahan disebabkan beberapa informasi dari luar mempengaruhi gerakan. Dominasi barat dan perubahan yang menyertainya menyebabkan goyahnya tatanan masyarakat tradisional beserta nilai-nilai tradisinya. Kondisi demikian menjadi ladang sumber bagi munculnya gerakan sosial. Karena itu, gerakan sosial acapkali merupakan ledakan ketegangan pertentangan dan permusuhan dalam masyarakat. Sebagai aktifitas kolektif gerakan sosial bertujuan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang dicita-citakan dalam setidaknya menolak suatu perubahan yang seringkali dilakukan dengan jalan radikal Sartono, 1987: 151-152.

3. METODE PENELITIAN