172
Tentunya makna yang terkandung dalam visi tersebut iaitu mewujudkan pelestarian lingkungan dalam suatu penataan wilayah yang serasi, selaras dan seimbang
melalui aktivitas pengawasan, pengendalian, pemantauan dan pemulihan lingkungan dengan melibatkan peranserta masyarakat baik laki-laki maupun wanita yang berkeadilan
dan berkesinambungan.
Kesepakatan nasional tentang pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan dalam
Indonesian Summit on Sustainable Development ISSD pada 21hb Januari 2004 di
Yogyakarta telah ditetapkan 3 tiga pilar utama pembangunan berkelanjutan yang saling terkait dan saling menunjang iaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
pelestarian lingkungan.
Menurut “World Bank Country Study” ancaman yang paling besar di kawasan
perkotaan di Indonesia termasuk Kota Jambi adalah: a. Air yang tidak bersih untuk diminum langsung sebagai salah satu sumber
utama penyakit, b. Pembuangan limbah yang belum memenuhi baku mutu ke media atau ke badan-
badan air, c. Pengelolaan sampah yang kurang memadai penumpukan secara tidak
terkendali, pembuangan ke dalam sungai dan pembakaran, d. Pelepasan zat-zat pencemar udara oleh kendaraan bermotor karena gas
kendaraan bermotor mengandung debujelaga dan timah hitam timbal Pemerintah Kota Jambi, 2008.
1. 2. Isu lingkungan Kota Jambi
Isu- isu lingkungan yang ada dan berkembang di Kota Jambi sa’at ini adalah:
1. 2. 1 . Banjirtakungan air
Pada beberapa tahun terakhir ini, salah satu permasalahan utama lingkungan di Kota Jambi adalah terjadinya genangan air maupun banjir di beberapa kawasan. Hal ini
timbul kerana: - Merupakan Kota yang berada di dataran rendah dan dialiri Sungai Batanghari dan
9 sembilan sungai-sungai kecil serta 13 tiga belas anak sungai, - Pengaruh debit air sungai yang meningkat akibat hujan di daerah huluhilir
sungai, - Perubahan tata guna lahan di daerah aliran sungai,
- Pendangkalan sungai akibat sedimentasi dan pembuangan sampah yang tidak tertib,
- Topografi struktur tanah dan vegetasi yang kurang baik, - Drainase yang kurang dan belum berfungsi secara baik.
1. 2. 2. Pencemarandan kerosakan alam sekitar
173
Isu yang tidak kalah pentingnya yang sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan pembangunan Kota Jambi serta jumlah penduduk yang semakin bertambah,
yang juga menjadi masalah di kota-kota lainnya adalah pencemaran dan kerusakan alam sekitar yang secara rincinya adalah sebagai berikut:
1.2. 2. 1. Penurunan kualitas air Penurunan kualitas air sungai sebahagian besar diakibatkan oleh semakin
banyaknya jenis usaha danatau aktivitas yang membuang air limbah baik langsung maupun tidak langsung ke sungai maupun anak sungai dalam Kota Jambi. Disamping
kurangnya kesadaran dari pelaku usaha untuk memeriksakan air limbah yang dihasilkan sebelum dibuang ke media yang dapat mencemari lingkungan.
1. 2. 2. 2. Penurunan kualitas udara Selama 10 sepuluh tahun terakhir ini kualiti udara di Kota Jambi cenderung
menurun. Perkembangan kawasan Kota Jambi yang semakin pesat seiring dengan keberadaan Kota Jambi sebagai pusat Provinsi dan menjadi pusat bisnis Provinsi Jambi
menyebabkan semakin tingginya minat penduduk untuk datang, berkunjung dan bertempat tinggal sementara di Kota Jambi. Hal ini menyebabkan semakin tingginya tingkat
kepemilikan kenderaan bermotor yang berimpak pada tingginya penggunaan kenderaan bermotor di jalan.
1. 2. 2. 3. Persampahan Pesatnya pertumbuhan penduduk telah menimbulkan masalah limbah padat
khususnya sampah di Kota Jambi. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah timbul dikarenakan:
- Volume sampah tidak tertampung di TPS dan kurangnya jumlah TPS, - Kurangnya sarana prasarana alat pengangkut sampah,
- Rendahnya kesadaran masyarakat, - Lahan TPA sudah hampir penuh,
- Penolakan masyarakat terhadap penempatan TPS,
- Belum memiliki master plan persampahan Kota dan strategi pengelolaannya.
Selama ini pengelolaan sampah dikelola oleh Pejabat Pengelola Kebersihan dan Pemakaman, yang mana pengerjaannya dilimpahkan kepada pihak ketiga CV. Usaha
Sehat Bersama pada lokasi-lokasi tertentu sesuai dengan kontrak. Kerajaan bandar Jambi, 2008
.
1. 2. 3. Lahan kosong dan alih fungsi lahan