670
dan penyediaan TPS dan TPA, pengolahan dan pemanfaatan sampah. Sedangkan Menurut Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009 menjelaskan tentang teknis pengolahan sampah
bahwa Pengelolaan sampah menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah Daerah dan masyarakat. Kegiatan masyarakat dalam melaksanakan pengelolaan sampah
sebagaimana dimaksud meliputi pemeliharaan kebersihan dilingkungannya masing- masing, baik secara pribadi maupun gotong royong pemilahan sampah menurut jenisnya
dan penyediaan tempat sampah di secara tertutup dengan jumlah menurut kebutuhan.
Dalam pengelolaan persampahan masyarakat harus dilibatkan sebagai pihak utama atau subyek pembangunan. Untuk mengurangi beban pemerintah dalam pengolahan
sampah, maka harus dilakukan dengan metode yang tepat dalam pengelolaan sampah yang lebih baik dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, yaitu pendekatan partisipasi
masyarakat melalui proses pemilahan sampah sejak dari sumbernya dan daur ulang recycling. Pengurangan sampah langsung dari sumbernya merupakan metode
pengelolaan sampah alternatif yang ramah lingkungan disamping mempunyai nilai ekonomi Tchobanoglous, 1993:21. Jika tidak dilakukan pengelolaan sampah oleh
masyarakat maka semua sampah yang dihasilkan oleh masyarakat kota diserahkan pada dinas terkait dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk dibuang di TPA.
Selain menambah beban volume sampah, hal ini akan menambah beban pemerintah dalam menanggulangi sampah.
Dengan semakin meningkatnya jumlah timbulan sampah akibat meningkatnya faktor-faktor yang mempengaruhinya maka beban pemerintah dalam mengelola sampah
akan semakin tinggi. Oleh sebab itu dibutuhkan peran serta masyarakat dalam menangani masalah persampahan ini.serta kondisi masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan
dan tingkat ekonomi bervariasi, maka dibutuhkan sebuah rumusan model pemberdayaan masyarakat yang sesuai agar pengelolaan sampah secara mandiri dapat diimplementasikan
di Kampung Bugis.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, muncul pertanyaan penelitian sebagai rumusan masalah
research question sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk pengelolaansampah secara partisipatif pada masyarakat di
kampong Bugis. 2. Model seperti apa yang tepat di gunakan masyarakat dalam pengelolaan
sampah di kampong bugis.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
: 1. Mengkaji peran serta masyarakat dan kelembagaan dalam penerapan sistem
reduksisampah di Kampung Bugis Kecamatan Tanjungpinang Kota. 2. Menentukan model pemilahan dan daur ulang sampah yang tepat untuk
diterapkandi Kampung Bugis Kecamatan Tanjungpinang kota.
2. TINJAUAN PUSTAKA Partisipasi
Pengertian partisipasi menurut Poetro 1988, h.39 “partisipasi adalah keterlibatan yang bersifat spontan yang disertai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan
kelompok untuk mencapai tujuan bersama”.Sedangkan menurut Alastraire White dalam Poetro 1988, h.52 partisipasi diartikan sebagai “keterlibatan komuniti setempat secara
aktif dalam pengambilan keputusan pelaksanaanya terhadap proyek-proyek pembangunan”.Menurut Effendi sendiri tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda
permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri. Jenis-jenis Partisipasi
671
Menurut pendapat Keith Davis sebagaimana yang dikutip Sastropoetro 1988, h.16 mengemukakan jenis partisipasi sebagai berikut:
1. Pikiran psychological participation, merupakan jenis keikutsertaan secara aktif dengan mengerahkan pikiran dalam suatu rangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan tertentu. 2. Tenaga physical participation, adalah partisipasi dari individu atau kelompok
dengan tenaga yang dimilikinya, melibatkan diri dalam suatu aktifitas dengan maksud tertentu.
3. Pikiran dan tenaga psychological and physical participation, Partisipasi ini sifatnya lebih luas lagi disamping mengikutsertakan aktifitas secara fisik dan non
fisik secara bersamaan. 4. Keahlian participation with skill, merupakan bentuk partisipasi dari orang atau
kelompok yang mempunyai keahlian khusus, yang biasanya juga berlatar belakang pendidikan baik formal maupun non formal yang menunjang keahliannya.
5. Barang material participation, partisipasi dari orang atau kelompok dengan memberikan barang yang dimilikinya untuk membantu pelaksanaan kegiatan
tersebut. 6. Uang money participation, partisipasi ini hanya memberikan sumbangan uang
kepada kegiatan. Kemungkinan partisipasi ini terjadi karena orang atau kelompok tidak bisa terjun langsung dari kegiatan tersebut.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan
Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan meliputi berbagai hal sebagaimana dikemukakan oleh Sumoharjo 1984, h.54 yaitu “Keikutsertaan anggota
masyarakat dalam usaha merealisasikan aspirasinya dengan jalan menyumbangkan pikirannya, inisiatif, dan kretivitasnya dalam bentuk pikirannya, usul, saran-saran dalam
rapat resmi dan tidak resmi”.
Partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan Partisipasi dalam pelaksanaan, pengukurannya bertitik pangkal pada bagaimana
masyarakat secara nyata terlibat dalam aktivitas riil yang merupakan perwujudan program yang telah digariskan di dalam kegiatan fisik. Dengan demikian pengukurannya adalah
bagaimana masyarakat memberikan sumbangan dalam hubungannya dengan kegiatan lembaga yang bersangkutan.Sumbangan tersebut dapat berupa uang, tenaga dan dapat pula
berwujud barang material. Menurut Ndraha 1982, h.82 Dalam Mustari, bentuk-bentuk partisipasi masyarakat di dalam pembangunan desa, meliputi:
1. Partisipasi dalam bentuk swadaya murni dari masyarakat dalam hubungan dengan pemerintah desa, seperti jasatenaga, barang maupun uang.
2. Partisipasi dalam penerimaanpemberian informasi. 3. Partisipasi dalam bentuk pemberian gagasan.
4. Partisipasi dalam bentuk menilai pembangunan. 5. Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan operasional pembangunan.
Partisipasi masyarakat dalam memelihara dan memanfaatkan pembangunan
672
Menurut Slamet 1994, h.89, partisipasi di dalam pemanfaatan utilitazion stage yaitu pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah proyek tersebut
selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Berbasis 3R reduce, reuse, dan recycle
Peran serta masyarakat sangat mendukung program pengelolaan sampah suatu wilayah. Peran serta masyarakat dalam bidang persampahan adalah proses dimana orang
sebagai konsumen sekaligus produsen pelayanan persampahan dan sebagai warga mempengaruhi kualitas dan kelancaran prasarana yang tersedia untuk mereka. Peran serta
masyarakat penting karena peran serta merupakan alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, masyarakat lebih
mempercayai proyekprogram pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan LP3B Buleleng-Clean Up Bali dalam Faizah, 2008. Dalam
Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Menurut Faizah 2008, dalam pengelolaan menuju zero waste, proses pemilahan dan pengolahan harus dilaksanakan di sumber sampah, baik bersamaan maupun secara
berurutan dengan pewadahan sampah. Pengelolaan sampah diawali dari lokasi timbulan sampah atau produsen sampah.Sampah dipisah antara sampah organik dan sampah
anorganik, dan ditempatkan pada wadah sampah yang berbeda.Sampah organik untuk diproses menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik biasanya dimanfaatkan untuk
didaur ulang maupun dimanfaatkan kembali.
Pengertian Sampah
Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh yangpunya dan bersifat padat. Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai
atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan, Slamet, 2002:15.Berdasarkan difinisi diatas, maka dapat dipahami sampah adalah :
1. Sampah yang dapat membusuk garbage, menghendaki pengelolaanyang cepat. Gas-gas yang dihasilkan dari pembusukan sampahberupa gas metan dan H2S yang
bersifat racun bagi tubuh. 2. Sampah yang tidak dapat membusuk refuse, terdiri dari sampahplastik, logam,
gelas karet dan lain-lain. 3. Sampah berupa debuabu sisa hasil pembakaran bahan bakar atausampah.
4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, yakni sampah B3adalah sampah karena sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya ataukarena sifat kimia, fisika dan
mikrobiologinya dapat meningkatkanmortalitas dan mobilitas secara bermakna atau menyebabkanpenyakit reversible atau berpotensi irreversible atau sakit berat
yangpulih.
5. menimbulkan bahaya sekarang maupun yang akan datang terhadapkesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah dengan baik.
Sumber- Sumber Sampah
Menurut Gilbert, 1996:23-24, sumber-sumber timbulan sampah sebagaiberikut:
673
1. Sampah dari pemukiman penduduk Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang
tinggal disuatu bangunan tertentu. Jenissampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering,
abu plastic dan lainnya.
2. Sampah dari tempat – tempat umum dan perdagangan
Tempat- tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat
– tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalammemproduksi sampah termasuk tempat perdagangan
seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa – sisa makanan, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng- kaleng serta
sampah lainnya. 3. Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah
Yang dimaksud di sini misalnya tempat hiburan umum, pantai, masjid, rumahsakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang menghasilkan sampah
kering dan sampah basah. 4. Sampah dari industri
Dalam pengertian ini termasuk pabrik – pabrik sumber alam perusahaan kayu dan
lain-lain, kegiatan industri,baik yang termasuk distribusi ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah,
sampah kering abu, sisa-sisa makanan dan sisa bahan bangunan. 5. Sampah Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah pertanian, misalnya sampah dari kebun, kandang, ladang atau sawah yang dihasilkan berupa bahan makanan
pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagiankecil saja dari
sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari sampah.
Jenis-jenis Sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah
pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusikantorsekolah, dan sebagainya. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 dua yaitu
sebagai berikut :
1. Sampah Organik Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa
– sisa makanan, pembungkus selain kertas, karet dan plastik, tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati,
baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi: sampah logam dan produk-
produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh
alammikroorganisme secara keseluruhan unbiodegradable.Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada
674
tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng, Gelbert, 1996:97-99.
3. METODOLOGI