376
kondisi kemiskinan mereka, seperti lingkungan tempat tinggal, kondisi rumah dan lain sebagainya. Untuk melengkapi atau mendukung data primer maka pengumpulan data
sekunder juga dilakukan, yaitu melalui studi kepustakaan, dokumen-dokumen terkait, data statistik, foto-foto dan pemberitaan di media tentang perjuangan kaum buruh di Indonesia.
4. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Sosial Ekonomi Buruh Outsourcing
Untuk mengukur sebuah kondisi sosial ekonomi masyarakat yang didalamnya menyangkut status sosial yang biasanya diekspresikan dengan fakta gaya hidup spesifik
yang muncul dari bagian lingkaran masyarakat tersebut. Status sosial inilah yang akan menentukan penghargaan dan penghormatan dalam berinteraksi dengan sesama individu
atau dengan kelompok lainnya. Untuk itu kita dapat mengukurnya dengan melihat ciri-ciri status sosial yang terdiri dari empat komponen yaitu: Pekerjaan, Sumber pendapatan, tipe
rumah dan kawasan tempat tinggal. Sedangkan untuk pengukuran status ekonomi dapat dilihat melalui barang dan jasa yang dimilikinya. Jasa tersebut berupa hasil pekerjaan yang
diraihnya serta barang yang dimilikinya dari usahanya tersebut. Kita akan bahas satu persatu dari poin-poin tersebut,
1. Pekerjaan
Sebelumnyatelah dijelaskan bahwa dalam masyarakat kita Indonesia pekerjaan merupakan indentitas diri seseorang dan jenis pekerjaan memungkinkan orang itu
ditempatkan dalam status sosial tertentu dalam masyarakat. Ada dua tipe pekerjaan yang dijelaskan yaitu pekerjaan yang diusahakan sendiri dengan modal sendiri dan bekerja
dengan orang lain untuk memperoleh upah, yang secara sosiologis disebut dengan sistem patron-client. Dalam hal ini buruh termasuk kedalam tipe yang kedua yaitu bekerja dengan
orang lain untuk memperoleh upah dari orang atau perusahaan yang mempekerjakannya.
Selain untuk memperoleh status sosial yang baik di tengah-tengah masyarakat, tujuan yang kedua dalam bekerja adalah untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam
hubungannya dengan tujuan dalam pekerjaan ini ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa buruh datang ketempat kerja bukan untuk mencari nilai instrinsik prestasi
melainkan hanya dengan tujuan untuk menukarkan tenaga mereka dengan upah.
Agar kita mendapatkan penjelasan yang lebih rinci maka saya mencoba menjelaskan satu persatu dalam bentuk bagian-bagian yang berkaitan dengan bekerja
dengan orang lain atau suatu perusahaan tersebut. Bagian-bagiannya sebagai berikut:
a. Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu buruh mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak yang lain majikan selama suatu waktu tertentu
dan menerima upah. Tujuan dari perjanjian kerja ini adalah untuk tercapainya kerjasama yang saling menguntungkan dan terciptanya suatu ketenangan kerja, jaminan kepastian hak
dan kewajiban baik bagi pihak buruh maupun majikan maka sebelum memasuki dunia kerja, pengusaha dan buruh mengadakan perjanjian kerja dan perjanjian perburuhan. Untuk
mengetahui perjanjian kerja yang dilakukan oleh buruhoutsourcing yang tinggal di Kelurahan Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau dan mereka
bekerja pada beberapa lembaga outsourcingyang mempekerjakan mereka pada salah satu perusahan terbesar disana. Dari data yang saya peroleh bahwa buruh outsourcing tidak
melakukan perjanjian kerja yang jelas dengan lembaga outsourcing yang mempekerjakannya, buruh outsourcing hanya mengetahui tentang berapa lama mereka
dikontrak, dengan gaji berapa mereka dibayar dalam satu bulan tanpa ada tunjangan- tunjangan dan pesangon, hanya melalui pemberitahuan dari atasan atau pengawas mereka
tanpa melalui surat perjanjian kerja.
377
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan buruh outsourcing tentang pentingnya perjanjian kerja. Bagi buruh outsourcing yang terpenting bagi mereka adalah
mereka memperoleh pekerjaan dan pekerjaan itu memberikan penghasilan setiap bulannya kepada mereka. Untuk mengetahui gajinya sesuai atau tidak dengan apa yang
dikerjakannya, biasanya mereka menanyakan atau memperbandingkan dengan gaji rekan- rekan kerjanya yang lain. Dengan tidak adanya perjanjian kerja ini maka buruh tidak bisa
menuntut hak-hak mereka. Inilah bentuk kekeliruan yang pertama yang dialami oleh kaum buruh.
b. Hal Yang Dikerjakan Dalam Perusahaan
Dalam peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di Indonesia pasal 59 UU No.13 Tahun 2003, menyatakan bahwa penggunaan buruh outsourcing hanya boleh
dilakukan untuk melakukan pekerjaan yang sifatnya penunjang dan pekerjaan musiman.Buruh outsourcing tidak dibenarkan untuk mengerjakan pekerjaan utama atau
pekerjaan yang langsung berkaitan dengan proses produksi, namun dalam kenyataannya saya memperoleh data bahwa, empat orang dari tujuh orang buruh outsourcingyang
menjadi informan dalam penelitian ini dipekerjakan untuk mengerjakan pekerjaan yang langsung berkaitan dengan proses produksi padahal seharusnya itu adalah pekerjaan buruh
tatap. Sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh Undang-Undang No.132003 tentang ketenagakerjaan pasal 59 tersebut. Bentuk dari pekerjaan yang langsung berkaitan dengan
proses produksi yang mereka kerjakan diantaranya adalah bagian pengoperasian mesin produksi, mengepakan barang yang siap untuk dipasarkan dan lainnya.
c. Lama Waktu Kerja Dalam Satu Hari dan Penghitungan Waktu Libur
Mesin perusahaan tidak mengenal waktu istirahat tetapi buruh tidak akan bisa bekerja seperti mesin perusahaan tersebut, oleh karena itu perusahaan harus bisa membagi
waktu bekerja kepada buruhnya.Perusahaan pada umumnya membagi waktu kerja kepada buruh dengan sistem shift atau pergantian waktu. Ada perusahaan yang membaginya
kedalam tiga shift dan ada juga yang terbaginya ke dalam dua shift. Kalau perusahaan membaginya kedalam tiga shift itu artinya ada tiga kali pergantian waktu kerja bagi
buruhnnya sedangkan yang dua shift itu artinya ada dua kali pergantian waktu kerja.
Dari informasi yang saya peroleh dapat disimpulkan bahwa jam kerja buruhoutsourcing tidaklah sama dalam satu hari ataupun penghitungan hari libur kerjanya.
Ada buruh outsourcing yang bekerja dalam satu hari hanya empat jam tetapi ada juga yang bekerja sampai dua belas jam satu hari. Kemudian ada buruh kontrak yang mendapatkan
waktu libur kerja dua kali seminggu namun ada juga yang hanya mempunyai waktu libur dua kali dalam satu bulan bahkan ada yang tidak mempunyai waktu libur sama sekali. Ini
hanya tergantung instuksi kerja yang disampaikan oleh atasan mereka saja.
d. Tujuan Bekerja
Tujuan dari bagian ini adalah untuk menjelaskan apakah buruh outsourcing dalam bekerja mencari nilai instrinsikprestasi atau hanya sekedar menukarkan tenaga mereka
dengan upah. Menurut sebagian ahli mengatakan bahwa buruh datang ketempat kerja tidak untuk mencari prestasinilai instrinsik melainkan hanya menukarkan tenaga mereka dengan
upah. Pada penelitian ini saya juga menemukan bahwa tujuan dari outsourcing bekerja hanyalah untuk mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, bukan
untuk mencari prestasi kerja nilai instrinsik. Buruh kontrak dilihat sebagai individu yang memiliki bermacam-macam tujuan yang mungkin diinginkannya, dan atas dasar satu
kriteria menentukan satu pilihan diantara tujuan-tujuan yang saling bersaingan, satu pilihan tersebut bagi buruh outsourcing dalam bekerja adalah memperoleh uang untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya.
Dengan tujuan untuk memperoleh uang itu dipilih dengan pertimbangan bahwa kalau prestasi sudah tidak diperlukan baginya karena kalaupun mereka berprestasi tetapi
378
mereka tidak akan naik pangkat atau jabatan sebab dalam sistem kontrak tidak ada yang namanya naik pangkat atau naik jabatan menurut mereka dan mereka tetap akan
dikeluarkan dari perusahaan apabila masa kontraknya habis dan kalau masih ingin bekerja lagi di perusahaan itu maka harus memasukan lamaran lagi seperti semula. Inilah yang
kondisi yang terlihat pada buruh outsourcing dan saya berani mengatakan bahwa buruh outsourcing tidak akan pernah mendapatkan kesejahteraan yang mereka impikan selagi
mereka masih menjadi buruh outsourcing. Mengapa saya berani mengatakan demikian sebab buruh outsourcinghanya mengandalkan upah yang mereka terima setiap bulannya
dari perusahaan sebagai sumber pendapatan dan mereka tidak mempunyai pekerjaan tambahan, karena mereka telah menghabiskan tenaga dan waktu mereka dalam perusahaan
tempat mereka bekerja. Anggota keluarga lainnya seperti istri juga tidak bisa bekerja untuk menambah pendapatan keluarga karena anak-anak mereka masih kecil dan tempat
menitipkannya pun tidak ada, kalaupun ada mereka harus mengeluarkan uang yang banyak untuk itu.
Apakah mereka memperoleh bantuan dari pemerintah? Disini pemerintah tidak pernah memperhatikan kondisi kehidupan buruh outsourcing, hal ini bisa dibuktikan dari
semua informan tidak ada satupun yang pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Untuk bertahan hidup mereka hanya bisa mengandalkan upahnya sebagai buruh yaitu
sebesar Rp. 23.000 perhari tanpa ada tunjangan lainya. Buruh outsourcing juga akan merasa kesulitan untuk keluar dari statusnya tersebut karena mereka tidak mempunyai
keahlian dan modal untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri.
Buruh adalah manusia dan manusia adalah makhluk berfikir, sebagai manusia tentu buruh memiliki beberapa cara agar mereka bisa bertahan hidup, dalam hal ini yang
menarik bagi saya adalah stategi yang mereka lakukan dalam memilih tempat tinggal. Tipe rumah yang ditempati seseorang biasanya dipengaruhi oleh penghasilannya. Semakin
tinggi penghasilan seseorang maka semakin tinggi pula daya belinya terhadap rumah dan semakin rendah penghasilan seseorang maka semakin rendah juga daya belinya terhadap
rumah dan lain sebagainya.
Setelah kita mengetahui tentang pendapatan buruh outsourcing yang rendah setiap bulan dan mereka tidak mempunyai pendapatan lainnya maka mereka tidak sanggup untuk
membeli rumah, yang bisa mereka lakukan hanyalah menyewa rumah, rumah yang mereka sewa itupun hanya rumah yang sangat sederhana dengan harga yang relatif murah, hanya
berkisar Rp. 100.000 perbulan untuk rumah yang tidak permanent dan Rp. 150.000 perbulan untuk rumah yang semi permanent dan penambahan biaya listrik Rp. 50.000
setiap bulannya.
Rumah kecil yang sangat sederhana dan serba keterbatasan itulah yang ditempati buruh outsourcing bersama keluarganya dengan jumlah anggota keluarga tiga sampai lima
orang. Begitu juga halnya dengan buruh outsourcing yang belum menikah, buruh kontrak yang belum menikah tinggal dirumah kontrakan yang dikontraknya secara bersama-sama
dengan buruh outsourcing lainnya. Dalam satu rumah mereka tinggal empat orang. Dengan biaya kontrakan dan biaya listrik mereka bayar secara bersama-sama.
Menurut peneliti, tindakan yang dilakukan buruh dalam memilih tinggal dirumah yang sangat sederhana dan tinggal bersama dengan keluarganya ataupun dengan teman-
temannya yang sama-sama buruh outsourcingjuga, merupakan tindakan untuk mengurangi biaya pengeluaran wajib setiap bulannya, karena dengan tinggal di rumah yang sangat
sederhana dengan harga kontrakan yang murah tersebut bisa mengurangi biaya hidup mereka. Hal ini dilakukan karena dengan tinggal bersama-sama tersebut mereka bisa lebih
hemat dari pada menyewa rumah sendiri-sendiri. Tindakan ini terbentuk karena upah yang diterima buruh outsourcing setiap bulannya dari perusahaan tempat mereka bekerja relatif
379
kecil sedangkan biaya untuk hidup saat ini sangat tinggi. Berikut adalah gambar rumah yang ditempati oleh buruh oursourcing,
e. Kawasan Tempat Tinggal
Selain dari tipe rumah yang ditempati status sosial juga akan sangat terlihat ketika orang memilih kawasan tempat tinggal. Hal yang harus diketahui lainnya dalam melihat
kondisi kehidupan sosial ekonomi adalah hubungan sosial yang terbentuk dalam kawasan tempat tinggal tersebut. Dengan demikian kita akan sampai kepada jawaban dari
pertanyaan bagaimana kehidupan masyarakat itu dapat terbentuk.
Sebagian besar buruh outsourcing memilih kawasan tempat tinggal di kawasan yang dekat dengan tempat mereka bekerja dan dari pasar serta yang terpenting bagi mereka
adalah sewanya yang murah. Keuntungan yang diperoleh melalui pertimbangan- pertimbangan yang rasional yang dilakukan buruh kontrak ini dalam memilih kawasan
tempat tinggal adalah bisa memperkecil pengeluaran mereka dengan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi pergi dan pulang bekerja dan sewa rumah
dalam kawasan ini tersebut. Hal yang dilakukan buruh dalam memilih kawasan tempat tinggal dan membentuk hubungan sosial didalamnya terjadi karena mereka memahami
tentang status sosial yang mereka sandang sekarang yaitu buruh outsourcing yang berpenghasilan rendah dan hidup dalam serba keterbatasan. Dengan pertimbangan
kehidupan yang serba keterbatasan maka buruh kontrak mengambil sebuah pilihan dengan memilih tinggal dalam lingkungan tertentu dengan kriteria dekat dengan tempat kerja dan
dengan sewa rumah yang murah, tujuannya adalah agar mereka tidak mengeluarkan biaya yang besar setiap bulannya untuk transportasi dan sewa rumah. Berikut saya ingin
menampilkan foto-foto bagaimana buruh outsourcing datang ke tempat kerja.
Kendaraan seperti yang terlihat inilah yang membawa buruh untuk pergi dan pulang bekerja. Kendaraan inilah adalah milik dari perusahaan outsourcing yang
mempekerjakan mereka. Kendaraan ini biasanya hanya melewati jalur-jalur tertentu saja. Pada jalur-jalur yang dilewati oleh mobil yang mengangkut mereka untuk bekerja inilah
yang dipilih oleh buruh oursourcing untuk memilih kawasan tempat tinggal.
380
f. Barang-Barang Berharga Yang Dimiliki
Untuk lebih jelasnya lagi mengenai gambaran tentang kondisi sosial ekonomi buruh oursourcing maka sekarang akan dijelaskan tentang barang dan jasa yang dimiliki
buruh oursourcing tersebut. Barang dan jasa yang akan dijelaskan adalah berupa hasil pekerjaan yang diraihnya serta barang yang dimilikinya dari usahanya tersebut.
Dari data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa ada satu orang dari tujuh informan buruh oursourcing yang memiliki tabungan dalam jumlah sedikit, dengan tujuan
sebagai uang cadangan untuk biaya pengobatan seandainya ada anggota keluarganya yang sakit tetapi ada juga yang memiliki barang untuk tujuan menabung seperti kepemilikan
sepeda motor, HP dan TV tanpatabunganlainnyakarena dengan gaji yang kecil dan jumlah anggota keluarganya yang banyak. Dengan demikian mereka tidak mempunyai
kesanggupan untuk menabung dan membeli barang-barang, yang bisa ditutupi dari gajinya tersebut hanya untuk makan sehari-hari. Dengan kepemilikan barang-barang dari hasil
kerjanya seperti ini menurut saya buruh oursourcing jauh dari kondisi kehidupan yang sejahtera tetapi mereka tetap bertahan karena tidak memiliki pilihan lain yang didukung
oleh skill yang mereka miliki. Jadi kapan mereka akan sejahtera? Kesejahteraan untuk kaum buruh ini hanya akan terwujud apabila kebijakan-kebijakan Negara berpihak kepada
mereka dan Negara melakukan kontrol yang ketat atas penerapan kebijakan-kebijakan tersebut.
B. Perjuangan Kaum Buruh Untuk Kesejahteraan.
Kondisi-kondisi tidak baik yang dihadapi buruh sebenarnya telah menimbulkan reaksi yang bertujuan untuk merombak sistem pengupahan atau untuk menekan majikan
dalam bentuk serikat buruh yang sudah lama dibentuk. Gerakan serikat buruh di amerika telah dimulai melakukan reaksi perlawanan dari ketidakadilan itu dalam bentuk
pemogokan sejak tahun 1786 tetapi gerakan ini berhasil dibungkam melalui pengadilan dengan tuduhan persekongkolan oleh asosiasi master pemilik bengkel-bengkel produksi
sebab saat itu proses produksi baru pada tahapan pra-pabrik produksi hanya dilakukan di bengkel atau di rumah. Gerakan buruh yang pertama ini belum terorganisasi dengan baik.
Pada tahun 1827 di philadelphia barulah dibentuk serikat buruh dalam ruang lingkup kota dengan nama “ mechanics union of trade associations”. Tujuan dari organisasi
ini adalah pencapaian persamaan sosial bagi para buruh. Ada dua bentuk kondisi yang dihadapi buruh yang melatarbelakangi terbentuknya organisasi buruh ini, yaitu semakin
meningkatnya persaingan bisnis sehingga para majikan menurunkan biaya dengan cara menurunkan upah buruh, memperpanjang jam kerja, merombak hubungan pemilik -anak
buah yang lama dan menggunakan tenaga kerja wanita dan anak-anak dalam industri. Hal yang kedua yang melatarbelakangi adalah demokrasi jacksonian menimbulkan suasana
panas dan menyatakan perang terhadap kaum ningrat dan mengagungkan rakyat jelata. Sejak saat inilah mulai bermunculan organisasi-organisasi buruh di banyak negara lainnya
ataupun dalam bentuk partai politik buruh. Serikat buruh ini juga mengalami pasang surut, ketika terjadi kemerosotan ekonomi dan yang lainnya maka organisasinya menjadi lesu
bahkan ada yang sampai kehilangan anggotanya dan pada tahun 1886 lah baru terbentuk
organisasi buruh pada tingkatan nasional di amerika yang bernama “ national labor union”. Pemberontakan buruh yang terkenal saat itu adalah yang terjadi pada tahun 1877
di kalangan buruh perusahaan kereta api. Ini terjadi karena penurunan upah buruh yang diikuti dengan pemotongan-pemotongan upah lainnya. Gerakan ini diikuti oleh serikat
pekerja di daerah lainnya, bahkan sampai bentrokan berdarah 100 buruh yang terbunuh dan ratusan luka-luka dalam gerakan ini.
381
Keberhasilan gerakan buruh di amerika ini mulai memberikan hasil yang memuaskan yaitu mereka telah berhasil memperoleh kenaikan upah dan kondisi kerja yang
lebih baik serta semakin banyaknya tunjangan-tunjangan tambahan dan program liburan ataupun pensiun. Disamping semua keberhasilan itu gerakan buruh juga menunjukan
beberapa kelemahan seperti pertumbuhan gerakan buruh yang berhenti dan berkurangnya proporsi angkatan kerja yang masuk menjadi anggota serikat buruh. Hal yang lainnya
adalah dalam segi politik pemerintah pada tingkat federal maupun negara bagian telah bersikap membatasi terhadap serikat buruh dan pada tahun 1947 kekuatan antiburuh
berhasil dalam menetapkan undang-undang taft-hartley. Undang-undang ini tujuannya adalah untuk menghancurkan kekuasaan serikat buruh dengan beberapa cara seperti:
dengan melarang serikat buruh memaksa para anggotanya, dengan melarang pemogokan, dan dengan cara-cara lainnya. Para majikan diberikan hak untuk mengadakan pemilihan di
pabrik dan berpropaganda dikalangan buruh. Selanjutnya serikat buruh juga dirintangi oleh undang-undang hak kerja pada tahun 1962. Undang-undang ini menetapkan hak buruh
untuk tidak bergabung dengan serikat buruh dan lainnya. Ada beberapa kondisi lagi yang melemahkan gerakan buruh ini Schneider, 1986: 255-296.Inilah salah satu gambaran
singkat tentang akar sejarah gerakan buruh di amerika. Bagaimana dengan gerakan buruh di Indonesia?
Gerakan buruh di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak jaman kolonial belanda dan jepang namun baru tercatat pada tahun 1905, gerakan serikat buruh Indonesia dapat
dianggap sangat muda. Namun begitu, ia lebih tua dari rekan-rekan imbangannya di negeri- negeri Asia Tengara lainnya. Setelah berdiri begitu lama barulah pada awal abad ke
duapuluh kaum buruh Indonesia mencapai kedudukan, dimana mereka dapat melahirkan suatu gerakan terorganisasi, yang bertujuan memajukan standar hidup mereka pada
umumnya dan pada emansipasi kelas pekerja Indonesia yang bebas. Ini disebabkan oleh tersebar luasnya buta-huruf dan tingkat pendidikan yang rendah di kalangan kaum buruh,
kelangkaan para tukang ahli dan kaum buruh trampil lainnya dan kekurangan para pemimpin serikat buruh yang berkemampuan. Namun, tibanya gerakan yang terlambat
secara pasti juga dikarenakan sikap bermusuhan dari kebijakan kolonial ketika itu terhadap semua jenis kegiatan bersama yang mungkin dimulai oleh penduduk pribumi. Sebagai
kenyataan, baru pada permulaan abad sekarang undang-undang yang melarang kebebasan untuk berhimpun dan berkumpul telah dibatalkan. Sebenarnya organisasi kaum pekerja
upahan pertama yang dikenal di Indonesia telah dibentuk pada tahun 1894 oleh para guru sekolah dasar dan menengah Belanda. Asosiasi para guru ini nama Belandanya ialah
Nederlandsch-Indisch Onderwijzers Genootschap, disingkat NIOG mempertahankan sifat khusus Belandanya dan karena itu, tidak pernah memainkan suatu peranan penting di dalam
gerakan kaum buruh di Indonesia. Dengan dikeluarkannya para guru Belanda dari sekolah- sekolah publik setelah berdirinya Republik, NIOG menjadi suatu serikat para guru yang
kecil di sejumlah sekolah swasta Belanda. Ia masih ada hingga sekarang. Pada tahun 1956 ia terdaftar pada Kementerian Perburuhan yang mempunyai 6 cabang dan suatu jumlah
keanggotaan dari 320 individu Tedjasukmana, 2008: 5-8.
Perjuangan kaum buruh ini akan lebih mudah terlihat pada saat memperingati hari buruh. Sekarang kita lihat bagaimana sejarah peringatan hari buruh sedunia dari tahun ke
tahun di Indonesia. Pada tahun 1920 Indonesia sudah mulai ikut memperingati hari buruh tanggal 1 Mei ini dan pad tahun 1966-1998 Peringatan hari buruh dianggap subversif. Masa
Orde Baru hari buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia. Pada tahun 1999Presiden Soehato
lengser dari jabatannya dan sejak saat ituperingatan May Day hari buruh sedunia kembali digelar meski hanya di sekitar Kampus UI, Salemba. Hari buruh diperingati oleh Organisasi
buruh dan mahasiswa. Saat itu yang ikut dalam aksinya adalah Komite Aksi Rakyat
382
Tertindas Karat, Komite Buruh untuk Aksi Reformasi Kobar, Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi Komrad, Serikat Buruh Jabotabek SBJ Keluarga Besar
Universitas Indonesia KBUI, dan Lembaga Bantuan Hukum LBH Jakarta. Mereka datang dari beberapa tempat antara lain, Tangerang, Bekasi, Pulogadung, dan beberapa
wilayah lainnya di Jakarta.
Tahun 2000 Peringatan hari buruh mulai diperingati dengan cara Long March dari Tugu Proklamasi menuju Bunderan Hotel Indonesia HI. Peringatan May Day itu bahkan
sudah dimulai sejak sehari sebelum hari peringatan yakni 30 April. Tahun 2001Peringatan Hari Buruh sedunia mulai digelar di berbagai kota di Indonesia. Selain Jakarta, antara lain
Bandung, Semarang, Medan, dan Solo. Buruh juga mulai menuntut kenaikan upah dalam aksinya. Di Indonesia sejak tahun 2002mulai muncul tuntutan agar Hari Buruh 1 Mei
menjadi hari libur nasional. Wakil Presiden Hamzah Haz ketika itu menyatakan tidak setuju dengan alasan Indonesia saat ini sudah memiliki banyak hari libur nasional. Berlanjut ke
tahun 2003-2005,Aksi turun ke jalan memperingati Hari Buruh seperti telah menjadi agenda rutin tetapi tidak ada kerusuhan yang berarti.
Namun pada tahun 2006 Antisipasi terhadap aksi massa buruh,di Istana Presiden dan Wakil Presiden diberi barikade kawat berduri. Selain di dua titik itu, sejumlah
kendaraan taktis dan pos keamanan ditempatkan di Bundaran Hotel Indonesia dan Gedung MPRDPR. Saat ini memang muncul isu jatuhkan Presiden-Wapres pada hari buruh. Pada
tahun 2007 Peringatan Hari Buruh Internasional dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia.Ribuan buruh kemudian menduduki Jalan Medan Merdeka Utara, Medan
Merdeka Barat, dan Medan Merdeka Selatan. Lalu lintas terpaksa dialihkan. Kawasan itu menjadi sepi. Buruh kembali menuntut Hari buruh sebagai hari libur nasional. Mereka juga
menuntut sistem perekrutan buruh dengan cara outsourcing dihentikan. Tahun 2008sehari sebelum hari peringatan buruh, polisi dibantu TNI menyiagakan 15.000 personil. Sekitar
20,000 buruh turun ke jalan, namun aksi buruh berlangsung lancar dan tak seheboh seperti yang mereka perkirakan. Tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2009-
2011,aksi turun ke jalan dan Long March tetap terjadi dalam peringatan Hari Buruh 1 Mei.
Tahun 2012,setelah peringatan hari buruh para tokoh buruh menemui Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Untung S.Rajab Kamis 3 Mei 2012. Kedatangan mereka
memberikan apresiasi positif kepada Polda Metro Jaya dan jajarannya yang telah mengawal aksi demo buruh secara lancar. Tahun 2013,Pemerintah barulah memutuskan
menjadikan Hari Buruh Internasional yang diperingati setiap 1 Mei sebagai hari libur nasional. Keputusan itu mulai berlaku 1 Mei 2014. Di tahun 2014, Peringatan hari buruh
saat libur nasional terbawa oleh suasana Pilpres dengan suana calon utama yakni Jokowi versus Pabowo. Sejumlah organisasi buruh menunjukkan dukungannya ke masing-masing
calon. Disini bentuk perjuangan yang mereka lakukan adalah dengan menggantungkan harapan kepentingan mereka kepada salah satu calon presiden waktu itu.
Perjuangan kaum buruh dalam mewujudkan kepentingan mereka yang terakhir adalah tahun 2015, Secara keseluruhan peringatan hari buruh di Indonesia pada waktu itu
tergolong aman. Namun aksi bakar diri buruh atas nama Sebastian Manuputi di Konser May Day Fiesta Ahmad Dhani cukup mengejutkan. Aktivis yang memperjuangkan
kepentingan kaum buruh buruh itu seolah hendak menyampaikan bahwa kehidupan para buruh Indonesia saat ini tak aman baik dari segi penghasilan maupun keamanan masa
depannya https:id.wikipedia.orgwikiHari_BuruhSejarah_Hari_Buruh.
Hal yang menarik dari peringatan hari buruh tahun 2015 ini menurut saya tidaklah aksi bakar diri yang dilakukan oleh satu orang aktifis itu karena dalam teori perjuangan
kelas menurut Karl Marx, aksi yang hanya dilakukan oleh satu orang hanyalah akan sia-sia atau tidak memberikan efek apa-apa kepada sistem negara ini. Hal yang akan memberikan
efek kepada sistem kata Karl Marx adalah perjuangan kepentingan yang terorganisir dalam
383
kelompok yang memiliki kesadaran bersama kesadaran subyektif bahwa mereka sedang memiliki kepentingan bersama yaitu kesejahteraan.
Kemana buruh yang lain? Apakah mereka tidak menyadari kalau mereka sedang memiliki kepentingan yang perlu mereka perjuangkan? Misalnya saja perjuangan kenaikan
upah dan pembubaran sistem outsourcing yang semakin meraja lela, tidak hanya pada perusahaan swasta tetapi lembaga pemerintah juga mengunakan tenaga kerja
outsourcing,misalnya perekrutan guru kontrak dan lainnya.
Karl Marx sebenarnya sudah menjawab persoalan ini dalam teori-teori kapitalismenya bahwa tidak semua buruh menyadari kalau mereka sedang memiliki
kepentingan, ini disebut oleh Marx sebagai kelompok semu atau yang berkesadaran semu. Kenapa kelompok seperti ini bisa muncul? Kelompok ini muncul karena keberhasilan
kaum borjuis pemilik alat produksipengusaha kapitalis dalam menjadikan kaum buruh dalam kondisi berkesadaran semu seperti itu. Bagaimana caranya borjuis melakukan itu
semua?. Caranya sederhana saja, seperti yang kita lihat, buruh dihibur dengan acara konser musik dan berjoget bersama serta dibeberapa tempat lainnya hari buruh diperingati dengan
ajang perlombaan dan bersepeda santai dengan hadiah kejutannya serta banyak model- model lainnya. Berikut adalah gambaran kondisi saat konser di hari buruh 1 Mai 2015 di
Gelora Bung Karno Jakarta,
Dengan cara seperti itu buruh lupa kalau mereka sedang memiliki kepentingan
yang mesti mereka perjuangkan. Apa cara lainnya kata Karl Marx agar buruh selalu dalam kesadaran semu sehingga mereka tetap mau dibayar dengan upah yang murah? Cara itu
adalah hibur mereka dengan kalimat- kalimat agama, seperti “kita hidup mencari berkah
bukan mencari upah yang tinggi” dan kalimat lainnya, padahal kaum berjuis yang mengatakan itu sendiri sedang mencari laba yang sebesar-besarnya dari aktifitas ekonomi
yang sedang mereka lakukan tetapi kalimat itu berhasil dalam menina bobokkan kaum buruh. Dimana posisi negara? Kata Marx dalam sistem ekonomi kapitalis negara adalah
alat bagi kapitalis itu sendiri. Bagaimana membuktikan bahwa negara adalah alat bagi kapitalis? Lihat keberpihakan undang-undang dan aturan-aturan lainnya, contohnya
undang-undang dalam pelegalan penggunaan buruh outsourcing dan kontrol negara terhadap pelaksanaan undang-undang itu.
5. KESIMPULAN